Bernardus Wibowo Suliantoro
Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kearifan Lokal Masyarakat Desa Beji dalam Pemanfaatan Hutan Wonosadi Bernardus Wibowo Suliantoro
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 19 No 01 (2014): Respons: Jurnal Etika Sosial
Publisher : Center for Philosophy and Ethics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/respons.v19i01.426

Abstract

Hutan Wonosadi merupakan hutan yang dipandang keramat oleh masyarakat desa Beji kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung  Kidul. Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tidak hanya bernilai tunai secara ekonomis  tetapi juga kaya akan mitos, cerita rakyat, memori kolektif sehingga membentuk ethos luhur masyarakat pada saat berelasi dengan sesama, alam dan para leluhurnya. Cara pandang masyarakat memberi pengaruh sugestif sehingga masyarakat lebih bersikap bijaksana pada saat memanfaatkan hasil hutan. Masyarakat memiliki ketrampilan mengelola konflik antara kepentingan ekonomi, ekologi maupun sosial­budaya ke dalam sistem pembagian yang lebih berkeadilan dengan cara memfungsikan hutan sebagai sarana pengembangan nilai­nilai humanisme integral. Pemenuhan kebutuhan ekonomi diperoleh dengan tanpa mengabaikan pengembangan aspek kultural maupun kelestarian lingkungan. Hutan dipandang  sebagai tempat bergantung berbagai makhluk, sehingga harmoni dalam keseimbangan dan kesinergisan antar aspek kehidupan ditempatkan sebagai landasan moral pengembangan etika lingkungan.
Kearifan Lokal Masyarakat Desa Beji dalam Pemanfaatan Hutan Wonosadi Bernardus Wibowo Suliantoro
Respons: Jurnal Etika Sosial Vol 19, No 01 (2014): ResponS Juli 2014
Publisher : Respons: Jurnal Etika Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.752 KB)

Abstract

Hutan Wonosadi merupakan hutan yang dipandang keramat oleh masyarakat desa Beji kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung  Kidul. Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tidak hanya bernilai tunai secara ekonomis  tetapi juga kaya akan mitos, cerita rakyat, memori kolektif sehingga membentuk ethos luhur masyarakat pada saat berelasi dengan sesama, alam dan para leluhurnya. Cara pandang masyarakat memberi pengaruh sugestif sehingga masyarakat lebih bersikap bijaksana pada saat memanfaatkan hasil hutan. Masyarakat memiliki ketrampilan mengelola konflik antara kepentingan ekonomi, ekologi maupun sosial­budaya ke dalam sistem pembagian yang lebih berkeadilan dengan cara memfungsikan hutan sebagai sarana pengembangan nilai­nilai humanisme integral. Pemenuhan kebutuhan ekonomi diperoleh dengan tanpa mengabaikan pengembangan aspek kultural maupun kelestarian lingkungan. Hutan dipandang  sebagai tempat bergantung berbagai makhluk, sehingga harmoni dalam keseimbangan dan kesinergisan antar aspek kehidupan ditempatkan sebagai landasan moral pengembangan etika lingkungan.