Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Komunikasi Profesional

Proses Pengambilan Keputusan Adopsi Inovasi Aplikasi Gramedia Digital Wa Ode Wulan Ratnaningsih; Endah Murwani; Agustinus Rusdianto Berto
Jurnal Komunikasi Profesional Vol. 6 No. 6 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.331 KB) | DOI: 10.25139/jkp.v6i6.5294

Abstract

This study aims to determine how the process of consumers adopting Gramedia Digital application innovations and consumer behavior in making decisions about these innovations. The research is descriptive qualitative. The research subjects were 10 consumers of Gramedia Digital application users who were interviewed in depth. The results of the interview will be examined through the concept of diffusion and adoption of innovation as well as a consumer decision-making model which includes three stages, the input, process, and output stages. The results obtained consumers decide to use Gramedia Digital innovation based on five stages, awareness, interest, evaluation, trial, and adoption. The decision-making stage, the innovation adoption stage is carried out by consumers, namely accepting and using Gramedia Digital innovation products because they provide satisfaction to consumers. Consumers do not feel any cognitive dissonance after purchase, instead they make repeat purchases. Satisfied customers will make e-WoM, repeat purchases, and recommend innovative products, both digital books sold by Gramedia Digital and Gramedia Digital applications. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses konsumen mengadopsi inovasi aplikasi Gramedia Digital serta perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan terhadap inovasi tersebut. Penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah 10 konsumen pengguna aplikasi Gramedia Digital yang diwawancara secara mendalam. Hasil wawancara akan diteliti melalui konsep difusi dan adopsi inovasi serta model pengambilan keputusan konsumen yang meliputi tiga tahapan yaitu, tahap masukkan (input), proses, dan keluaran (output). Hasil yang didapat Konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi Gramedia Digital berdasarkan pada lima tahapan, yaitu awareness, interest, evaluasi, trial, dan adopsi. Tahap pengambilan keputusan, tahap adopsi inovasi dilakukan konsumen, yaitu menerima dan menggunakan produk inovasi Gramedia Digital karena memberikan kepuasan pada konsumen. Konsumen tidak merasakan adanya disonansi kognitif setelah pembelian justru melakukan pembelian ulang. Pelanggan yang puas akan melakukan e-WoM, pembelian berulang, dan merekomendasikan produk inovasi baik buku digital yang dijual Gramedia Digital maupun aplikasi Gramedia Digital.
Di Balik Fanatisme Suporter Indonesia: Mobilisasi Dukungan Politik Melalui Tagar #SepakbolaKanjuruan vs #DukungPSSI 2022 Ratna Yustisia Purwaningtyas; Agustinus Rusdianto Berto; Endah Murwani
Jurnal Komunikasi Profesional Vol. 7 No. 3 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jkp.v7i3.6160

Abstract

Tragedi Sepakbola Kanjuruan di Malang pada tanggal 1 Oktober 2022 menjadi perhatian dan perbincangan di media sosial Twitter yang memunculkan berbagai tagar diantaranya tagar #SepakbolaKanjuruan dan tagar #DukungPSSI. Melalui kedua tagar yang berbeda ini peneliti akan mengidentifikasi struktur jaringan, kelompok dan peran aktor dalam kedua tagar tersebut. Penelitian ini mengacu pada Theory of Digital Movement of Opinion (DMO) dan Digital Fandom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tagar yang berbeda, yaitu tagar #SepakbolaKanjuruan dan tagar #DukungPSSI, dapat menghasilkan mobilisasi yang berbeda pada media sosial. Metode yang digunakan dengan pengumpulan data melalui media sosial twitter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Data dikumpulkan melalui perbincangan di media twitter dengan tagar #sepakbolaKanjuruan dari tanggal 2 Oktober 2022 hingga 4 oktober 2022 menghasilkan 2500 tweet sedangkan perbincangan tagar #DukungPSSI dikumpulkan dari tanggal 14 November hingga 22 November 2022 menghasilkan 86 tweet. Data diolah dan dianalisis menggunakan Analisa Jaringan Sosial (SNA) diproses menggunakan perangkat lunak Netlytic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam struktur jaringan, kelompok dan peran aktor . Pada tagar #SepakbolaKanjuruan struktur jaringannya lebih bersifat Homogen , kelompok lebih terorganisir dan peran aktornya lebih dua arah sehingga memunculkan interaksi parasosial atau digital fandom sedangkan untuk tagar #DukungPSSI yang digunakan oleh tweet politik pendukung kandidat Ketua PSSI memunculkan struktur yang lebih heterogen, kurang aktif , cenderung tidak terorganisir dan peran aktornya satu arah. Identifikasi yang dihasilkan tagar #Sepakbola Kanjuruan terlihat lebih dapat memobilisasi khalayak publik dalam suatu opini daripada tagar #DukungPSSI.
Social Network Analysis: Political Elite Actors #DemokratLawanBegal on Twitter Susi Nurdinaningsih; Daniel Susilo; Endah Murwani
Jurnal Komunikasi Profesional Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jkp.v8i1.7063

Abstract

This research explores the impact of the #DemokratLawanBegal hashtag on Twitter, focusing on its role in shaping political discourse and influencing party leaders' alignment. It aims to uncover relationships among elite actors and identify influential figures within the Twitter network using this hashtag. Drawing on concepts like political communication, political elites, Twitter's importance, and Social Network Analysis (SNA), the study adopts SNA methodologies with tools like Netlytic and Gephi Apps. Data collection occurred throughout 3-10 April 2023 to maintain relevance. The findings highlight the significant impact of the #DemokratLawanBegal hashtag in shaping political discourse and the power struggle within the Democratic Party. AHY emerges as a more influential figure than Moeldoko, and Twitter, particularly through this hashtag, plays a central role in political communication and framing strategies. Social Network Analysis reveals a closely interconnected network of actors, with the official Democratic Party account (@pdemokrat) central to information dissemination. Some actors facilitate swift information sharing (closeness centrality), while others serve as key connectors (betweenness centrality). These insights deepen our understanding of contemporary political communication dynamics, offering implications for political campaigns, policy advocacy, and digital strategies.