Sifat volumetrik campuran pada laston merupakan salah satu faktor yang menentukan durabilitas (keawetan) lapis perkerasan jalan. Untuk meningkatkan keawetan lapis perkerasan jalan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dapat dilakukan antara lain melalui modifikasi aspal dengan getah pinus dan limbah styrofoam. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji sifat volumetrik campuran laston menggunakan aspal modifikasi getah pinus dan limbah styrofoam tersebut. Sifat volumetrik campuran laston yang dikaji adalah rongga dalam campuran, rongga di antara mineral agregat, rongga terselimuti aspal, density dan bulk specific gravity. Pada penelitian ini digunakan agregat bergradasi rapat yang dicampur dengan aspal modifikasi pada suhu 155 oC dan dipadatkan 75 kali pada kedua sisinya. Pada seluruh benda uji, prosentase limbah styrofoam yang digunakan adalah 6% sedangkan getah pinus sebesar 0%, 1%, 2% dan 3% terhadap berat aspal modifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran laston yang menggunakan aspal modifikasi getah pinus menghasilkan nilai VFB, density dan bulk specific gravity lebih besar serta nilai VIM dan VMA lebih kecil dibandingkan dengan campuran yang menggunakan aspal modifikasi limbah styrofoam. Dengan nilai VIM dan VMA lebih kecil, campuran yang menggunakan aspal modifikasi getah pinus menghasilkan daya ikat lebih kuat sehingga memiliki durabilitas lebih tinggi. Ditinjau dari persyaratan laston sebagai lapis aus pada perkerasan jalan, penggunaan getah pinus dan limbah styrofoam sebagai modifier aspal memenuhi persyaratan volumetrik campuran. Volumetric properties of asphalt concrete is important factor to determine the durability of road pavement. Improvement the durability of road pavement and reducing negative impact of the environment can be done by using modified asphalt. This article aims to know the volumetric properties of hot mix asphalt using pine resin and waste styrofoam as asphalt modifier. The volumetric properties include voids in mix, voids in the mineral aggregate, voids filled with bitumen, density and bulk specific gravity. In this study, a continuously graded aggregate was used and mixed with modified asphalt at 155 oC and compacted with 75 blows on both sides. The percentage of waste styrofoam was 6% whereas the percentages of pine resin where 0%, 1%, 2% and 3% by weight of modified asphalt. From the analysis, it can be concluded that asphalt concrete containing pine resin as modifier strengthen the binding between asphalt and agregate, due to increasing value of voids filled with bitumen (VFB), density and bulk specific gravity. Durability of asphalt concrete using pine resin as modifier was higher than that of asphalt concrete using waste styrofoam because of decreasing value of voids in mix (VIM) and voids in the mineral aggregate (VMA). Based on the specification of asphalt concrete wearing course, the use of pine resin and waste styrofoam as asphalt modifier has fulfilled volumetric properties requirements.