Stevanus Hardiyarso
Soegijapranata Catholic University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Komunikasi dan Media

Etika Komunikasi Visual: Pencarian Kebenaran Dalam Pemahaman Antara Yang Dilihat Dan Yang Dipikirkan St. Hardiyarso
Jurnal Komunikasi dan Media Vol 1, No 1: November 2020
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jkm.v1i1.2858

Abstract

Dalam proses pertukaran informasi, komunikator adalah sumber dari adanya ide rasional untuk sebuah pesan. Supaya sampai pada pihak yang dituju, komunikan, pesan tersebut harus disampaikan melalui media-media komunikasi. Di antara sekian banyak media, media visual sebagai pengantar pesan sekarang dipandang sebagai yang paling efektif, karena mengandalkan pencerapan indera penglihatan dan mengurangi pemahaman rasio. Efektifitas komunikasi visual menjadi nyata, ketika komunikan mampu menangkap dan mencerap makna pesan visual secara kritis rasional dan objektif, sesuai dengan gagasan rasional asali dari komunikator. Akan tetapi, tidak jarang terjadi, bahwa faktor ketiga, situasi di sekitar komunikan dan komunikator pun memberi pengaruh dalam proses komunikasi visual. Akibatnya, tidak ada kesepadanan antara persepsi rasional, media dan pencerapan visual oleh komunikan, yang biasa disebut sebagai miss-komunikasi. Dampak dari kesalahan dalam pemahaman tentunya akan menentukan perilaku. Memang, komunikasi diadakan dengan tujuan untuk mempengaruhi. Supaya tidak terjadi kondisi saling mempersalahkan, atau mencari “kambing hitam”, pengkajian secara filosofis atas dinamika komunikasi visual dipandang perlu untuk menemukan prinsip-prinsip dasar komunikasi visual. Sebagai kajian filsafati, metode yang dipergunakan adalah metode sistematis-spekulatif yang menekankan cara berpikir refleksif rasional dengan dukungan metode interpretatif dan komparatif secara holistik filsafati. Melalui metode ini, proses komunikasi visual diperbandingkan dengan proses pencarian pengetahuan oleh para filsuf, terutama Plato dan Aristoteles. Hasil kajian menunjukkan bahwa sumber kesalahpahaman komunikasi dapat berasal, baik komunikator, komunikan maupun faktor ketiga, lingkungan. Kesalahan tersebut pun dapat dibedakan, apakah disengaja atau tidak. Kesengajaan dimaksudkan untuk mencari keuntungan; dan ketidaksengajaan terjadi, karena kesalahan dalam cara berpikir, misalnya persepsi inderawi dipahami sebagai persepsi rasional, dan sebaliknya.
Analisis Brand Equity Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang pada Mahasiswa Nicholas David Setiawan; Rotumiar Pasaribu; Stevanus Hardiyarso
Jurnal Komunikasi dan Media Vol 2, No 2: Mei 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jkm.v2i2.4513

Abstract

Brand equity memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai suatu merek dan menciptakan daya tarik bagi konsumen, termasuk dalam dunia sektor pendidikan yaitu perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi yang memiliki brand equity tinggilah yang akan sanggup bertahan dan meningkatkan eksistensi dalam dunia pendidikan tinggi. Selain itu, brand equity  juga menjadi salah satu hal penentu yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, yang mana dalam hal ini ialah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA)  dalam menentukan perguruan tinggi untuk menempuh studi lanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai brand equity berdasarkan masing-masing nilai sub-variabel yang ada. Sub-variabel tersebut yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty. Seluruhnya memiliki dimensinya masing-masing yang saling berkontribusi dalam menciptakan nilai ekuitas merek. Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang dengan tahun akademik 2017/2018, dengan sampel penelitian 332 responden menggunakan teknik simple random sampling. Setelah melakukan penelitian, maka diperoleh data yang dianalisis secara deskriptif dan statistik pada program IBM SPSS Statistic 26. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa nilai brand equity pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang berada pada kategori baik. Subjek penelitian berhasil menempati posisi Top of Mind dengan nilai 86% pada bagian brand awareness, mendapatkan nilai rata-rata 2,87 untuk bagian brand association, mendapatkan nilai rata-rata 2,98 untuk bagian perceived quality, dan membentuk piramida terbalik pada bagian brand loyalty dengan 82% responden berada pada tingkatan committed buyer.
HYPNOTIC SELLING MARKETING COMMUNICATION STRATEGY (CASE STUDY OF HOUSING MARKETING IN KEDATON HOMES SEMARANG) Pracelia ongko Wijaya; Hardiyarso Hardiyarso; Setyowati Setyowati; Rotuniar Pasaribu
Jurnal Komunikasi dan Media Vol 3, No 1: November 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jkm.v3i1.5022

Abstract

Marketing communication is a process between a seller to a buyer by a mutually beneficial reciprocal exchange between both two parties in which the company gets a selling value such as profit or income and consumers get the desired goods needs. Practically, marketing communication requires a suggestive communication strategy. Someone or communicator who can convey, inform, and provide the information needed to consumers, namely sales marketing. This research focused on sales marketing who works in a housing products company in the BSB City area. In this study, sales marketing at the Kedaton Homes, BSB City housing became the subject of research as informants totalling four (4) people with two sales marketing who had worked for one year and 2 sales marketing who had worked for less than six months. One of the suggestive marketing strategies implemented by sales marketing in Kedaton Homes is hypnotic selling. Hypnotic selling is one of the suggestive communication strategies with the art of speaking and conveying something enchantingly to the consumers. This research on hypnotic selling aims to determine the application of hypnotic selling communication strategies to marketing in Kedaton Homes. The research method used is a qualitative research method with data analysis based on interviews, observations and documentation to obtain the validity and clarity of the data. This study used the theory of Willy Wong (2010) in his book entitled ‘hypnosis for selling’. The results in this study indicated that the application of the hypnotic selling communication strategy applied by sales marketing at Kedaton Homes had similar results in accordance with the theory presented by Willy Wong with several points sorted such as the application of initial suggestive selling, advance suggestive selling and final suggestive in the form of closing which affect the target marketing every months.