Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS STATIK DAN DINAMIK RETAKAN MEMANJANG DI PUNCAK BENDUNGAN SUTAMI Dery Indrawan; Mahdi Ibrahim Tanjung; Haris Eko Setyawan; Nurlia Sadikin
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 6, No 1 (2015): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1784.991 KB) | DOI: 10.32679/jth.v6i1.514

Abstract

Bendungan Sutami merupakan bendungan urugan batu dengan inti lempung dan memiliki tingkat keamanan risiko tinggi. Permasalahan retakan memanjang di puncak Bendungan Sutami sudah terjadi pada saat konstruksi, yaitu tahun 1969-1971, retakan pada masa konstruksi terjadi pada pertemuan filter dan inti lempung, kemudian diantisipasi dengan membasahi lapisan filter sehingga material filter menyesuaikan diri dan menutup retakan. Setelah beroperasi selama 42 tahun pada tahun 2014 ditemui adanya retakan memanjang di puncak bendungan sepanjang 120 m dengan kedalaman antara 1,5 2,0 m dari permukaan. Selain itu, berdasarkan studi kegempaan terbaru (peta gempa 2010) menunjukan tingkat bahaya gempa untuk skenario Safety Evaluation Earthquake (SEE) di Indonesia meningkat, dikhawatirkan retakan yang terjadi berpengaruh terhadap perilaku bendungan pada saat gempa. Oleh karena itu perlu adanya kajian perilaku Bendungan Sutami akibat gempa dengan mempertimbangkan adanya retakan. Tulisan ini berisi pemodelan numerik dengan analisis statik dan dinamik guna mengetahui penyebab dan mekanisme retakan yang terjadi serta memeriksa keamanan Bendungan Sutami akibat gempa pada skenario SEE. Analisa statik dan dinamik tubuh bendungan dilakukan dengan menggunakan perhitungan numerik berbasis finite element. Hasil analisa dinamik skenario SEE diketahui bahwa lereng hulu kemungkinan akan mengalami masalah stabilitas lereng. Meski demikian besaran deformasi yang terjadi relatif kecil, yaitu 16,3 cm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tubuh Bendungan Sutami aman terhadap skenario gempa SEE.
Pemodelan Numerik Pengamanan Sungai Saddang Dengan Pemasangan Krib James Zulfan; Dery Indrawan; F. Yiniarti
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 4, No 1 (2013): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1710.016 KB) | DOI: 10.32679/jth.v4i1.276

Abstract

Analisis Gerak Mula Partikel Sedimen Kohesif (Studi Kasus Lumpur Lapindo Di Sungai Porong) Dery Indrawan; M. Cahyono; Arie Setiadi Moerwanto
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 4, No 1 (2013): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.895 KB) | DOI: 10.32679/jth.v4i1.275

Abstract

Foundation Technology Development Of Hydraulic Structure On Peat Soil Mahdi Ibrahim Tanjung; Nurlia Sadikin; Dery Indrawan
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 7, No 2 (2016): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1406.192 KB) | DOI: 10.32679/jth.v7i2.563

Abstract

Many hydraulic structures in Indonesia are built on peat soil, especially in Sumatra, Kalimantan and Papua. This soil has bad geotechnical characteristic for building foundation, because its low of shear strength, high potential of land subsidence and consolidation occured in a long term. One way to overcome this issues is using pile foundation. Therefore, a research was conducted in order to found foundation technology of hydraulic structure for peat soil using cerucuk, sand pile and concrete pile. This development of technology being conducted using geotechnical investigation and numerical modeling. The usage would be more effective when embankment strain is distributed evenly and not concentrated on the center of embankment. The search of alternative foundation is narrowed to the efficiency of the foundation design and the methods of implementation. Physical model results show that support capacity of the pile did not significantly increased in every increment in length, the increase instead happened when the tip of the pile deep in mineral soil layer below the peat layer. The foundation type made of concrete firmly in place give a supporting capacity 4 times compared to pile, while combination of pile with sand increase the pile supporting capacity to 2 times only, and pile of sand covered with PVC pipe has a supporting power that is almost the same with pile. Based on that, the concrete foundation type casted in place can be substitute alternative for pile.
Penilaian Indeks Risiko Metode Modifikasi Andersen Dan Modifikasi Icold Untuk 12 Bendungan Di Pulau Jawa Dery Indrawan
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1439.919 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v9i2.150

Abstract

Penilaian risiko untuk 12 bendungan di Pulau Jawa dengan metode modifikasi Andersen dan modifikasi ICOLD telah dilakukan, dan merupakan bagian dari kegiatan Dam Operation Improvement Safety Project (DOISP) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum. Pada bendungan yang dievaluasi dilakukan analisis risiko terhadap defisiensi struktur akibat beban kondisi operasi normal, banjir, dan gempa. Makalah ini merangkum proses penilaian risiko dari ke dua metode indeks risiko tersebut, hasil penilaian, temuan dan rekomendasi, serta memberikan evaluasi dari proses penilaian risiko dan rekomendasi dalam penentuan kebijakan dalam operasi dan pemeliharaan bendungan. Diketahui bahwa rangking risiko antara ke dua metode memberikan urutan berbeda, hal ini disebabkan perbedaan pendekatan penilaian risiko dari ke dua metode tersebut. Modifikasi Andersen terfokus terhadap defisiensi struktur terutama yang tampak secara visual, dan modifikasi ICOLD terfokus dengan kelemahan dalam desain dan risiko di hilir. Meskipun kedua metode tersebut memiliki pendekatan yang berbeda, ke dua metode tersebut dapat digunakan dalam analisis risiko bendungan dengan disesuaikan maksud dari penilaian Indeks risiko.