Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pola Akomodasi Komunikasi antara Pembimbing dan Klien Beda Budaya di Balai Pemasyarakatan Kelas I Manokwari Guna Percepatan Reintegrasi Marlien Lande; Tuti Bahfiarti; Muh. Farid
Scriptura Vol. 13 No. 2 (2023): DECEMBER 2023
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/scriptura.13.2.108-119

Abstract

Klien pemasyarakatan merupakan narapidana yang menjalani sisa masa pidananya di luar Lembaga Pemasyarakatan. Klien pemasyarakatan selama menjalani sisa masa pidana diawasi dan dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas).  Pengawasan dan pembimbingan dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan (PK Bapas) untuk memastikan klien dapat kembali ke masyarakat (reintegrasi) dan tidak lagi melakukan tindak pidana. Klien yang dibimbing tidak hanya dengan latar belakang budaya yang sama melainkan juga yang berbeda. Faktor bahasa yang digunakan PK dan klien saat berkomunikasi merupakan satu hal yang juga perlu diperhatikan dari pelaksanaan bimbingan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola akomodasi komunikasi antara pembimbing kemasyarakatan dan klien pemasyarakatan beda budaya di Balai Pemasyarakatan Kelas I Manokwari guna percepatan reintegrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan pengamatan non-partisipan serta studi dokumentasi/kepustakaan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembimbing kemasyarakatan dan klien melakukan akomodasi komunikasi pada saat berinteraksi agar informasi yang diterima jelas serta memperoleh hasil yang efektif untuk klien dapat kembali ke masyarakat.
Ethnography of Communication Shifting the Meaning of the "Madduppa" Cultural Tradition in Sidrap Regency Andi Karmila; Tuti Bahfiarti; Muhammad Farid
Jurnal Komunikasi Vol 18, No 1 (2024): Maret
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi UTM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/ilkom.v18i1.20195

Abstract

The development of the times has resulted in differences in perceptions regarding the application of a culture, the fading of local classical cultural values due to the integration of modern culture which brings with it new values, which has triggered a shift in thought patterns and the meaning of a tradition, including madduppa culture. In Bugis tradition, madduppa is the activity of inviting by meeting the person being invited, with the intention that the person being invited can directly attend the wedding party and give blessings to the bride and groom. This research aims to identify shifts in the meaning of the madduppa cultural tradition in Sidrap Regency, South Sulawesi Province. This research uses qualitative methods, with an ethnographic communication approach, there are two types of data processing, namely primary and secondary, data collection techniques are observation, determining informants, conducting in-depth interviews, and document processing. Miles, Huberman, and Saldana's analysis techniques, namely data condensation (selecting, simplifying, abstracting, and/or transforming), data display (presenting data), and conclusion drawing or verification (drawing conclusions). Based on the results of the research conducted, it was found that there has been no shift in the meaning of the madduppa tradition, the tradition is still practiced today but has experienced a shift, namely the procedures for implementing it, the cause is technological advances causing the desire to make the implementation of the invitation process more practical, there are procedures for implementing it clashing with religious law, as well as a lack of knowledge and in-depth understanding of madduppa cultural traditions in society.
Pemanfaatan Media Sosial Anak Petani Kakao di Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur M Fikri Alghifari Yunus; Tuti Bahfiarti; Muhammad Farid
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 5 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i5.1406

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, khususnya media sosial, yang telah menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat, termasuk di kalangan anak petani kakao. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan media sosial di kalangan anak petani kakao di Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian survei sebagai metode penelitian dan metodologi kuantitatif deskriptif Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak petani kakao di Kecamatan Wotu sudah memanfaatkan media sosial secara intensif, khususnya platform seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Mereka menggunakan media sosial untuk berbagai keperluan, seperti berbagi informasi, berkomunikasi dengan teman dan keluarga, hingga hiburan. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa kendala dalam pemanfaatan media sosial, seperti kurangnya pemahaman tentang penggunaan media sosial yang bijak dan aman. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan media sosial di kalangan anak petani kakao di Kecamatan Wotu cukup intensif, namun perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi digital dan penggunaan media sosial yang lebih bijak di kalangan mereka.
Implementasi Program Corporate Social Responsibility PT UPC Sidrap Bayu Energi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Sulvinajayanti Sulvinajayanti; Ramli; Abd. Halim, K; Tuti Bahfiarti; M. Iqbal Sultan
KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Keagamaan Vol 17 No 1 (2024): Komunikasi Sosial dan Keagamaan (Sinta 3)
Publisher : LPPM IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/kur.v17i1.8212

Abstract

PT UPC Sidrap Bayu Energi realises that, in the long term, its existence must not only produce electricity but also be able to provide benefits to the surrounding community. This study looks at how planning and implementing CSR programs has an impact on improving community welfare. This research uses a qualitative descriptive approach and focuses on CSR programs' planning and implementation processes. The research results show that the first stage in planning a CSR program is assessing the community's environmental, social, and economic needs. CSR plans by respecting local culture, cultural heritage, and community rights. The company committee, CSR employees, local government, Sidrap District CSR Forum, and community leaders were involved in the planning. Every December, a program planning mechanism is carried out with a meeting between local governments to find government work programs that can be combined with CSR programs. Implementing CSR programs and providing benefits to the company must obtain approval and support from the company's top management. This ensures that program implementation is fully supported by the company's resources, including financial resources, namely the budget allocated for program implementation, and human resources, namely the employees employed by the company.
Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Pelatihan Model Blended Learning Arniati J. Kalatasik; Tuti Bahfiarti; Muliadi Mau
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i7.15802

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas komunikasi pembelajaran dalam pelatihan dengan model BL. Penelitian ini menerapkan penelitian kuantitatif metode survei dengan membagikan kuesioner terdiri dari 18 pernyataan sikap dalam bentuk skala likert (Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, Sangat Setuju) yang akan dipilih oleh responden dan dibagi ke dalam 3 indikator, yakni Kemampuan Komunikasi Tenaga Pelatih, Keaktfian Peserta, dan Interaksi Pembelajaran. Hasil dari penelitian ini bahwa efektivitas komunikasi pembelajaran dalam model BL dianggap sangat tinggi oleh peserta pelatihan. Kemampuan komunikasi tenaga pelatih dinilai tinggi, menunjukkan keterampilan yang efektif dalam menyampaikan materi. Keaktifan peserta juga dinilai tinggi, menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Interaksi pembelajaran dinilai tinggi, menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Temuan ini relevan untuk mengembangkan program pelatihan di masa depan dan merumuskan kebijakan pendidikan yang mempertimbangkan peran teknologi dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan.