Yasinta Ariati
Sekolah Tinggi Tarakanita

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kapital Sosial Dalam Komunikasi Internal Guna Membangun Reputasi (Studi Pada Sekolah Tinggi XYZ) Yasinta Ariati
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v3i1.155

Abstract

“Sekolah Tinggi XYZ” as Private Higher School (PTS) is essential for professionally managed in order to improve the quality of education. Social capital is believed to be one of the major components in driving effective organizational performance. Therefore, the purpose of this study was to determine how the social capital that is network, norms and beliefs to form the internal communication that exists in the institution “Sekolah Tinggi XYZ”. The theory used in this study is the social capital by Putnam, the social capital in the context of the organization, seen as a network, norm, and confidence (trust). Putman’s theory corroborated by Fukuyama's theory that discuss the beliefs and they equipped with the concepts of organizational communication and reputation. The method in this research is descriptive, with a qualitative approach. Collecting data with in-depth interviews, observation and document study with research key resource 5 people consisting of 1 superior and 4 lecturers and an important resource as much as 5 lecturers. Research on leadership is using triangulation source to see the document as a data verification tool. The results showed that the norms prevailing in the institution of “Sekolah Tinggi XYZ” was not functioning optimally, so the network is awakened less strong where social cohesion frays trust formed consequently also become weak. This has implications for organizational performance less effective that can be assessed by external stakeholders so that in the long term can be a threat to the establishment of a reputation in the context of college competition increasingly fierce. Sekolah Tinggi XYZ sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penting untuk dikelola secara profesional demi peningkatan kualitas pendidikan. Kapital sosial dipercaya sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kinerja organisasi yang efektif. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kapital sosial yaitu jaringan, norma dan kepercayaan yang terbentuk dalam komunikasi internal yang terjalin pada lembaga Sekolah Tinggi XYZ. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapital sosial oleh Putnam, yaitu kapital sosial dalam konteks organisasi, dilihat sebagai jaringan (network), norma (norm), dan kepercayaan (trust). Teori Putman dikuatkan dengan teori Fukuyama yang membahas mengenai kepercayaan dan dilengkapi dengan konsep-konsep mengenai komunikasi organisasi dan reputasi. Metode dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan datanya dengan wawancara mendalam, dan studi dokumen dengan narasumber kunci penelitian 5 orang terdiri dari 1 orang pimpinan dan 4 orang dosen, dan narasumber penting sebanyak 5 orang dosen. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dengan melihat dokumen sebagai alat verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma (norms) yang berlaku dalam lembaga Sekolah Tinggi XYZ belum berfungsi secara maksimal, sehingga jaringan yang terbangun kurang kuat dimana kohesi sosial menjadi renggang (network) akibatnya kepercayaan (trust) yang terbentuk juga menjadi lemah. Hal ini berimplikasi pada kinerja organisasi yang kurang efektif yang dapat dinilai oleh pemangku kepentingan eksternal sehingga dalam jangka panjang dapat menjadi ancaman bagi terbentuknya reputasi dalam konteks persaingan perguruan tinggi yang semakin ketat.
Analisis Semiotika Representasi Budaya Tionghoa dalam Film Crazy Rich Asians Tjhing Tjhing; Yasinta Ariati
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v7i2.758

Abstract

Film is a mass communication media that cannot be separated from the relationship between film and society. The Crazy Rich Asians movie directed by Jon M.Chu and writer by Kevin Kwan is not onlyfor the entertainment media of the audience but an education that provides insight and experience regarding the touch of history, culture, language, life of people of Chinese descent. For example about the inherent characteristics between the people of "Overseas Chinese" and "Mainland China". This research was conducted to determine the signs or symbols used as cultural representations in the film Crazy Rich Asians. The method used for this research is descriptive qualitative using Christian Metz's mise-en-scene. In the study, researchers used several relevant theories, namely:Intercultural Communication, Face Negotiation Theory, Semiotics, and Representations. Referring to the research objectives, the conclusion of this study is the representation ofculture in the Crazy Rich Asiansfilm is shown through scenes by Rachel Chu and Nick Young in Singapura and the use of language and kinds of customs andfamily culture for generations like the meaning of the choice of red, party of wijayakusuma flower blooms, the reason for making dumplings, the meaning ofa family and the mahjong strategy game. Abstrak Film merupakan media komunikasi massa yang tidak lepas dari hubungan antara film dan masyarakat. Film Crazy Rich Asians yang disutradarai oleh Jon M.Chu dan penulis naskah Kevin Kwan tidak hanya untuk media hiburan penonton namun sarana pendidikan yang memberikan wawasan dan pengalaman mengenai sentuhan sejarah, kebudayaan, bahasa, kehidupan orang-orang keturunan Tionghoa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tanda atau simbol yang digunakan sebagai representasi budaya dalam Film Crazy Rich Asians. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik analisis semiotika Christian Metz dengan menggunakan mise-en-scene. Pada penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu : Komunikasi Antarbudaya, Teori Negosiasi Wajah, Semiotika, dan Representasi. Adapun hasil penelitian ini adalah Representasi budaya dalam Film Crazy Rich Asians ditampilkan melalui adegan-adegan oleh Rachel Chu dan Nick Young di Singapura dan penggunaan bahasa serta macam adat dan budaya keluarga yang turun menurun seperti makna pemilihan warna merah, pesta mekar bunga wijayakusuma, pembuatan pangsit, dan arti sebuah keluarga serta permainan mahjong.
Komunikasi Intrapersonal dan Konsep Diri pada Mahasiswa Rantau Studi Kasus: Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita Yasinta Ariati; Clarissa Sondang Irene
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v8i2.941

Abstract

During their study period, overseas students experience challenges that are not easy because they live in a new environment and meet friends who are different in terms of culture and ways of communicating. They must be able to adapt to new situations and existing differences, so that they can carry out their studies well. The ability to adapt depends on how the self-concept is owned by the individual. Self-concept is one's belief or view of oneself. If someone sees oneself positively, one will develop self-confidence, be open to new things, be able to respect others and improve oneself. Conversely, if someone views oneself negatively, then the behavior that appears is feeling inferior and lacking self-confidence. The formation of self-concept depends on how the process of intrapersonal communication is carried out by someone. Intrapersonal communication is communication by talking to oneself in order to get to know oneself more fully. The process of intrapersonal communication that begins with sensation, perception, memory and thinking will eventually help to understand oneself and others. This study aims to find out how intrapersonal communication and self-concept of overseas students take part in the lecture process at School of Communication and Secretarial Study Tarakanita (STARKI). The research method used is descriptive qualitative with a total of 5 informants who are STARKI students, batch 2020 and 2021. The validity of this research data used triangulation data source. The result of this study manifests that most of STARKI students are able to carry out intrapersonal communication by processing existing sensations, perceptions and memories as material for thinking through self-reflection. It forms a positive self-concept that enables them to adapt to different environments and cultures. Therefore, it can be concluded that well managed intrapersonal communication will form a positive self-concept. Abstrak Dalam menjalani masa perkuliahan, mahasiswa rantau mengalami tantangan yang tidak mudah karena hidup di lingkungan yang baru dan bertemu dengan teman-teman yang berbeda dalam hal budaya dan cara berkomunikasi. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru dan perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga mereka dapat menjalani studi dengan baik. Kemampuan dalam menyesuaikan diri tergantung pada bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh individu. Konsep diri merupakan keyakinan atau pandangan seseorang mengenai dirinya. Apabila memandang diri positif maka akan mengembangkan sikap percaya diri, terbuka akan hal baru, mampu menghargai orang lain dan memperbaiki diri. Sebaliknya jika ia memandang dirinya negatif, maka perilaku yang muncul adalah merasa rendah diri dan kurang percaya diri. Pembentukan konsep diri tergantung bagaimana proses komunikasi intrapersonal yang dilakukan setiap orang. Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan cara berbicara kepada diri sendiri agar dapat lebih mengenal diri secara utuh. Proses komunikasi intrapersonal yang berawal dari sensasi, persepsi, memori dan berpikir akhirnya akan membantu memahami diri dan orang lain. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana komunikasi intrapersonal dan konsep diri mahasiswa rantau selama mengikuti proses perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita (STARKI). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan jumlah informan sebanyak 5 orang yang merupakan mahasiswa STARKI, angkatan 2020 dan 2021. Keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa rantau di STARKI dapat melakukan komunikasi intrapersonal dengan cara mengolah sensasi, persepsi dan memori yang ada sebagai bahan untuk berpikir melalui refleksi diri. Hal ini, membentuk konsep diri yang positif yang memampukan mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya yang berbeda. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi intrapersonal jika dikelola dengan baik akan dapat membentuk konsep diri yang positif.