Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KESIAPAN DAN PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN PADA PROGRAM IPE : STUDI PADA SGD DENGAN LBM JIWA Febriana, Betie
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : PPNI JAWA TENGAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.472 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.1.2019.101-106

Abstract

Pengenalan kolaborasi antar professional kesehatan penting dilakukan sejak dini melalui pendidikan dengan model interprofessional education(IPE). Beberapa studi melaporkan, hal lain yang mempengaruhi kolaborasi tersebut adalah self-efficacy dari mahasiswa. Untuk membentuk self efficacy yang baik diperlukan kajian mengenai kesiapan dan persepsi mahasiswa terkait mePengenalan kolaborasi antar professional kesehatan penting dilakukan sejak dini melalui pendidikan dengan model interprofessional education (IPE). Beberapa studi melaporkan, hal lain yang mempengaruhi kolaborasi tersebut adalah self-efficacy dari mahasiswa. Untuk membentuk self efficacy yang baik diperlukan kajian mengenai kesiapan dan persepsi mahasiswa terkait metode pembelajaran IPE di unissula. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif non-eksperimental dan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 100 mahasiswa menggunakan purposive sample yaitu mahasiswa yang telah mengikuti SGD LBM Jiwa dengan lengkap. Alat ukur menggunakan kuisioner SPICES untuk mengukur persepsi dan RIPLS untuk kesiapan. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi untuk tingkat persepsi dan kesiapan IPE dengan skala ordinal. Studi ini menemukan bahwa 84% persepsi mahasiswa keperawatan terhadap IPE adalah baik dan mahasiswa 85% berada dalam kondisi siap pada tahap akademik. Baiknya, dilakukan pengukuran dan pembandingan persepsi dan kesiapan antar mahasiswa lintas profesi untuk memformulasikan konsep yang baik demi tercapainya tujuan IPE. Kata kunci: Interprofessional education, persepsi, kesiapan ,small group discussion. EARLY INTRODUCTION OF COLLABORATION BETWEEN HEALTH PROFESSIONALS IS IMPORTANT THING. IT COULD BE DONE  THROUGH INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) MODELS ABSTRACTEarly introduction of collaboration between health professionals is important. It could be done through education with interprofessional education (IPE) models. Several studies report, another thing that affects the collaboration is student self-efficacy. To form a good self efficacy,  study of the readiness and perception of students related to the IPE learning method is needed to know before. This researches was Quantitative research approach with descriptive non-experimental type and cross sectional design. The research sample was 100 students using random technique samples, students who had attended the SGD LBM mental health completely. The instrument used the SPICES questionnaire fot perceptions and RIPLS for readiness. Analysis used univariate with frequency distribution for the level of perception and readiness of IPE. This study found that 84% of nursing students' perceptions of IPE were good and 85% students were in a condition ready at the academic stage. It is better to measure and compare perceptions and readiness between cross-professional students to formulate good concepts to achieve the objectives of IPE. Keywords: Interprofessional education, persepsi, kesiapan ,small group discussion.tode pembelajaran IPE di unissula. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif non-eksperimental dan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 100 mahasiswa menggunakan purposive sample yaitu mahasiswa yang telah mengikuti SGD LBM Jiwa dengan lengkap. Alat ukur menggunakan kuisioner SPICES untuk mengukur persepsi dan RIPLS untuk kesiapan. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi untuk tingkat persepsi dan kesiapan IPE dengan skala ordinal. Studi ini menemukan bahwa 84% persepsi mahasiswa keperawatan terhadap IPE adalah baik dan mahasiswa 85% berada dalam kondisi siap pada tahap akademik. Baiknya, dilakukan pengukuran dan pembandingan persepsi dan kesiapan antar mahasiswa lintas profesi untuk memformulasikan konsep yang baik demi tercapainya tujuan IPE..Kata kunci: Interprofessional Education, persepsi, kesiapan ,Small Group Discussion. ABSTRACTarly introduction of collaboration between health professionals is important thing. it could be done  through interprofessional education (IPE) models.Early introduction of collaboration between health professionals is important. It could be done through education with interprofessional education (IPE) models. Several studies report, another thing that affects the collaboration is student self-efficacy. To form a good self efficacy,  study of the readiness and perception of students related to the IPE learning method is needed to know before. This researches was Quantitative research approach with descriptive non-experimental type and cross sectional design. The research sample was 100 students using random technique samples, students who had attended the SGD LBM mental health completely. The instrument used the SPICES questionnaire fot perceptions and RIPLS for readiness. Analysis used univariate with frequency distribution for the level of perception and readiness of IPE. This study found that 84% of nursing students' perceptions of IPE were good and 85% students were in a condition ready at the academic stage. It is better to measure and compare perceptions and readiness between cross-professional students to formulate good concepts to achieve the objectives of IPE.Keywords: Interprofessional Education, persepsi, kesiapan ,Small Group Discussion.
Hubungan Antara Keaktifan Organisasi dengan Prestasi Belajar (Indeks Prestasi) Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Betie Febriana; Luky Winanti; Sandra Amelia
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2013: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Organisasi merupakan salah satu wadah untuk aktualisasi diri mahasiswa. Sementara itu, mahasiswa mempunyai tanggungjawab lain sebagai pelajar. Bersatunya peran sebagai pelajar dan organisator dalam dirimahasiswa tentu menjadi sebuah tanggung jawab yang besar agar kedua peran tersebut dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini membahas mengenai hubungan keaktifan organisasi dengan prestasi belajar (indeks prestasi semester) mahasiswa ilmu keperawatan UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif. Hasil penelitian menyarankan bahwa mahasiswa perlu terlibat aktif dalam kegiatan organisasi dengan manajemen waktu yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keaktifan organisasi dengan prestasi belajar (indeks prestasi semester) mahasiswa ilmu keperawatan UI (p value = 0,836 dan OR = 0,853).Kata kunci : keaktifan organisasi, prestasi belajar, indeks prestasi.
KESIAPAN DAN PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN PADA PROGRAM IPE : STUDI PADA SGD DENGAN LBM JIWA Betie Febriana
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.472 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.1.2019.101-106

Abstract

Pengenalan kolaborasi antar professional kesehatan penting dilakukan sejak dini melalui pendidikan dengan model interprofessional education(IPE). Beberapa studi melaporkan, hal lain yang mempengaruhi kolaborasi tersebut adalah self-efficacy dari mahasiswa. Untuk membentuk self efficacy yang baik diperlukan kajian mengenai kesiapan dan persepsi mahasiswa terkait mePengenalan kolaborasi antar professional kesehatan penting dilakukan sejak dini melalui pendidikan dengan model interprofessional education (IPE). Beberapa studi melaporkan, hal lain yang mempengaruhi kolaborasi tersebut adalah self-efficacy dari mahasiswa. Untuk membentuk self efficacy yang baik diperlukan kajian mengenai kesiapan dan persepsi mahasiswa terkait metode pembelajaran IPE di unissula. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif non-eksperimental dan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 100 mahasiswa menggunakan purposive sample yaitu mahasiswa yang telah mengikuti SGD LBM Jiwa dengan lengkap. Alat ukur menggunakan kuisioner SPICES untuk mengukur persepsi dan RIPLS untuk kesiapan. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi untuk tingkat persepsi dan kesiapan IPE dengan skala ordinal. Studi ini menemukan bahwa 84% persepsi mahasiswa keperawatan terhadap IPE adalah baik dan mahasiswa 85% berada dalam kondisi siap pada tahap akademik. Baiknya, dilakukan pengukuran dan pembandingan persepsi dan kesiapan antar mahasiswa lintas profesi untuk memformulasikan konsep yang baik demi tercapainya tujuan IPE. Kata kunci: Interprofessional education, persepsi, kesiapan ,small group discussion. EARLY INTRODUCTION OF COLLABORATION BETWEEN HEALTH PROFESSIONALS IS IMPORTANT THING. IT COULD BE DONE  THROUGH INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) MODELS ABSTRACTEarly introduction of collaboration between health professionals is important. It could be done through education with interprofessional education (IPE) models. Several studies report, another thing that affects the collaboration is student self-efficacy. To form a good self efficacy,  study of the readiness and perception of students related to the IPE learning method is needed to know before. This researches was Quantitative research approach with descriptive non-experimental type and cross sectional design. The research sample was 100 students using random technique samples, students who had attended the SGD LBM mental health completely. The instrument used the SPICES questionnaire fot perceptions and RIPLS for readiness. Analysis used univariate with frequency distribution for the level of perception and readiness of IPE. This study found that 84% of nursing students' perceptions of IPE were good and 85% students were in a condition ready at the academic stage. It is better to measure and compare perceptions and readiness between cross-professional students to formulate good concepts to achieve the objectives of IPE. Keywords: Interprofessional education, persepsi, kesiapan ,small group discussion.tode pembelajaran IPE di unissula. Pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif non-eksperimental dan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 100 mahasiswa menggunakan purposive sample yaitu mahasiswa yang telah mengikuti SGD LBM Jiwa dengan lengkap. Alat ukur menggunakan kuisioner SPICES untuk mengukur persepsi dan RIPLS untuk kesiapan. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi untuk tingkat persepsi dan kesiapan IPE dengan skala ordinal. Studi ini menemukan bahwa 84% persepsi mahasiswa keperawatan terhadap IPE adalah baik dan mahasiswa 85% berada dalam kondisi siap pada tahap akademik. Baiknya, dilakukan pengukuran dan pembandingan persepsi dan kesiapan antar mahasiswa lintas profesi untuk memformulasikan konsep yang baik demi tercapainya tujuan IPE..Kata kunci: Interprofessional Education, persepsi, kesiapan ,Small Group Discussion. ABSTRACTarly introduction of collaboration between health professionals is important thing. it could be done  through interprofessional education (IPE) models.Early introduction of collaboration between health professionals is important. It could be done through education with interprofessional education (IPE) models. Several studies report, another thing that affects the collaboration is student self-efficacy. To form a good self efficacy,  study of the readiness and perception of students related to the IPE learning method is needed to know before. This researches was Quantitative research approach with descriptive non-experimental type and cross sectional design. The research sample was 100 students using random technique samples, students who had attended the SGD LBM mental health completely. The instrument used the SPICES questionnaire fot perceptions and RIPLS for readiness. Analysis used univariate with frequency distribution for the level of perception and readiness of IPE. This study found that 84% of nursing students' perceptions of IPE were good and 85% students were in a condition ready at the academic stage. It is better to measure and compare perceptions and readiness between cross-professional students to formulate good concepts to achieve the objectives of IPE.Keywords: Interprofessional Education, persepsi, kesiapan ,Small Group Discussion.
Is Social Interaction Related to the Event of Nomophobia in High School Students in Semarang? Ahya Sari Dian Nitami; Betie Febriana; Dwi Heppy Rochmawati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 8, No 4 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.8.4.2020.383-390

Abstract

Teens in one day of care often lose smartphones more than 34 times a day and feel fear and anxiety when their smartphones, smartphones have a negative impact on adolescents which can result in decreased social skills. The purpose of this study was to see the relationship between interaction interactions with the incidence of nomophobia among high school students in Semarang. This research uses quantitative methods. The researcher used simple random sampling technique with questionnaire to 178 students as the respondents. The results obtained from statistical tests using the Chi-Square formula. Based on the results of the analysis obtained that from 178 research respondents, 128 respondents aged 16 years (71.9%) and 108 women (60.7%), Most social people were in the high category 102 people (57.3%) and the most nomophobia was in the moderate nomophobia category 133 people (74.7%). There is no relationship between social interaction and the incidence of nomophobia among SMA N 10 Semarang students (p value> 0.05).
EFEKTIFITAS LOGOTERAPI DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP PADA LANSIA Rahcmawati, Dwi Heppy; Febriana, Betie
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 1 No. 1 (2017): May 2017
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.775 KB) | DOI: 10.32584/jpi.v1i1.6

Abstract

AbstrakProses hidup lansia telah menghadapi berbagai masalah yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologi lansia. Studi terdahulu menemukan bahwa konsep diri dan makna hidup merupakan hal yang paling terpengaruh pada usia lanjut. Jika tidak diatasi, hal ini akan memicu depresi pada lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan konsep diri dan kemampuan memaknai hidup lansia. Penelitian ini bertujuan melihat efektifitas logoterapi terhadap peningkatan konsep diri dan kemampuan memaknai hidup lansia di panti. Desain pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan Quasi Experimental Pre-Post Test Without Control Group Design. Jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan secara bermakna pada konsep diri (nilai p= 0,000) dan makna hidup (nilai p=0,000) lansia sebelum dan sesudah terapi. Logoterapi merupakan salah satu intervensi yang dapat digunakan pada lansia atau masalah psikososial. Pemberian logoterapi pada lansia berdampak pada peningkatan harga diri lansia dari rendah ke tinggi yaitu sebesar 22 responden artinya73% terjadi peningkatan harga diri-konsep diri dan ini merupakan angka yang cukup tinggi dan bermakna. Kesimpulan logoterapi efektif untuk meningkatkan konsep diri dan makna hidup lansia di Panti Pelayanan lansia di Panti pelayanan sosial pucang gading Semarang. Kata kunci: konsep diri, makna hidup, logoterapi, lansia AbstractThe effectiveness of logotherapy on improving self-concept and the ability to interpret the life of the elderly. The life process of the elderly has faced various problems that can affect the psychological development of the elderly. Previous studies have found that self-concept and the meaning of life are the most affected in old age. If not overcome, this will trigger depression in the elderly. Therefore, therapy is needed to improve self-concept and the ability to interpret the life of the elderly. This study aims to see the effectiveness of logotherapy on improving self-concept and the ability to interpret the life of the elderly in the institution. The design in this study is quantitative with Quasi Experimental Pre-Post Test Without Control Group Design. The number of samples was 30 respondents with simple random sampling technique. The results of this study indicate that there are significant differences in self-concept (p value = 0,000) and the meaning of life (p value = 0,000) the elderly before and after therapy. Logotherapy is one intervention that can be used in the elderly or psychosocial problems. The provision of logotherapy in the elderly has an impact on increasing the self-esteem of the elderly from low to high, which is 22 respondents, meaning that 73% of the increase in the price of self-concept is self and this is a fairly high and meaningful number. Conclusion Effective logotherapy to improve self-concept and the meaning of elderly life in Panti Elderly services at the social service center of Semarang ivory. Keywords: self-concept, meaning of life, logotherapy, elderly
Pengaruh Spiritual Support (Dzikir) pada Tingkat Kecemasan Ibu Pre Sectio Caesarea Elektif Wibowo, Febriyan Teguh Adi; Febriana, Betie
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 12, No 3 (2024): Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.12.3.2024.759-766

Abstract

Salah satu prosedur bedah yang dapat menimbulkan kecemasan adalah tindakan sectio caesarea. Kecemasan ini dapat muncul karena beberapa faktor, seperti usia ibu hamil, pengalaman operasi sebelumnya, kondisi kesehatan yang ada, dukungan keluarga, dan tingkat pendidikan pasien. Fokus penelitian ini adalah pada ibu yang menjalani prosedur pre sectio caesarea elektif. Metode penelitian yang digunakan adalah True Experimental Pre-Post Test With Control Group, melibatkan 30 responden yang dibagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan (15 responden) dan kelompok kontrol (15 responden), dengan menggunakan teknik total sampling. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) digunakan sebagai alat ukur tingkat kecemasan. data yang diperoleh diolah secara statistic dengan menggunakan uji marginal homogeneity dan dibandingkan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dukungan spiritual berupa dzikir efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada ibu yang menjalani prosedur pre sectio caesarea elektif, dengan nilai p = 0,001. Selain itu, terdapat perbedaan tingkat kecemasan setelah terapi antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, yang ditunjukkan oleh nilai p sebesar 0,009 (p < 0,05). Oleh karena itu, penelitian ini mengonfirmasi bahwa pemberian dukungan spiritual dalam bentuk dzikir memberikan dampak signifikan dalam mengatasi kecemasan pada ibu sebelum menjalani prosedur sectio caesarea elektif.         
Pendampingan Caregiver dalam Mengelola Pasien melalui Pelatihan Manajemen Orang dengan Skizofrenia (ODS) Rochmawati, Dwi Heppy; Febriana, Betie; Susanto, Wigyo
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Juni 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i2.2820

Abstract

Orang dengan Skizofrenia (ODS) membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang lama, karena gejalanya kronis, sering kambuh dengan manifestasi klinik yang luas dan bervariasi, memiliki gejala dan perjalanan penyakit yang bervariasi pula. Caregiver memiliki peran penting dalam mendampingi dan memberikan perawatan pada ODS untuk tetap stabil dan tidak mengalami kekambuhan. Pentingnya peran caregiver dalam merawat ODS menunjukkan bahwa kesembuhan ODS memerlukan kerjasama dan partsisipasi dari keluarga dan masyarakat. Tujuan dilakukannya pendampingan caregiver ini adalah untuk memberikan pengetahuan agar memiliki kemampuan memberikan perawatan kepada ODS di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Kegiatan yang telah dilakukan adalah pelatihan dan pendampingan bagaimana cara merawat ODS kepada caregiver. Cara merawat ODS yang diberikan mulai dari memenuhi kebutuhan sehari-hari, pengobatan, mengatasi tanda dan gejala serta mencegah kekambuhan. Pelatihan dilakukan selama 6 hari, kemudian dilakukan pendampingan praktik selama 4 minggu dan praktik mandiri selama 4 minggu.