Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KESENJANGAN ASPIRASI KARIR ANTARA REMAJA DAN ORANGTUA Nurhayati, Entin
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.999 KB) | DOI: 10.24854/jpu12012-5

Abstract

Studi ini bermaksud melihat seberapa besar kesenjangan aspirasi karir remaja dengan orang tua berhubungan dengan oleh tingkat interaksi dan independensi emosi dengankeluarga. Remaja pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI dan XII sebuah SMA di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dari 295 subjek didapatkan gambaran terdapat hubungan negatif yang signifi kan antara gap aspirasi karir remaja dengan independensi emosi (aspek parental deidealization, Ʈ =-0.118, ρ = 0.006). Artinya semakin tinggi independensi emosi remaja semakin rendah gap aspirasi karir antara remaja dengan orang tua, dan begitu pula sebaliknya. Begitu pula hubungannya dengan interaksi dengan keluarga menunjukkan korelasi negatif yang signifi kan (Ʈ = -0.331, ρ = 0.000). Artinya semakin tinggi interaksi dengan keluarga semakin rendah kesenjangan aspirasi karir antara remaja dengan orangtua, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa penting perkembangan emosi remaja dan hubungannya dengan keluarga dalam memperkecil kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orang tua. 
Kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orangtua Nurhayati, Entin
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu22

Abstract

Studi ini bermaksud melihat seberapa besar kesenjangan aspirasi karir remaja dengan orang tua berhubungan dengan oleh tingkat interaksi dan independensi emosi dengan keluarga. Remaja pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI dan XII sebuah SMA di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dari 295 subjek didapatkan gambaran terdapat hubungan negatif yang signifi kan antara gap aspirasi karir remaja dengan independensi emosi (aspek parental deidealization, Ʈ =-0.118, ρ = 0.006). Artinya semakin tinggi independensi emosi remaja semakin rendah gap aspirasi karir antara remaja dengan orang tua, dan begitu pula sebaliknya. Begitu pula hubungannya dengan interaksi dengan keluarga menunjukkan korelasi negatif yang signifi kan (Ʈ = -0.331, ρ = 0.000). Artinya semakin tinggi interaksi dengan keluarga semakin rendah kesenjangan aspirasi karir antara remaja dengan orangtua, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa penting perkembangan emosi remaja dan hubungannya dengan keluarga dalam memperkecil kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orang tua.
PENGARUH BODY DISSATISFACTION DAN SELF-ESTEEM DENGAN PERILAKU DIET MAHASISWI UNIVERSITAS “X” SERTA TINJAUAN DALAM ISLAM Rahmania Hanum; Entin Nurhayati; Siti Nur Riani
Jurnal Online Psikogenesis Vol 2, No 2 (2014): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v2i2.51

Abstract

Abstract. Diet is an effort to reduce or control the consumption of foods which aims to reduce or maintain body weight (Hawks, 2008). The initial survey showed 17 of the 30 students of the Faculty of Psychology YARSI on a diet and reduce the frequency of eating to get the more ideal body. This study aims to look at the effect of body dissatisfaction and self-esteem with dietary behaviors among girls. This research is expected to be useful and help young women to seek information on a healthy diet behavior and its relation to body dissatisfaction, and self-esteem. This study used 100 participants (students of “X” University) were determined by simple random sampling method. Measurements using 28 items of dietary behavior attitude scale, 34 items of BSQ scale and self-esteem scale adaptation of Heatherthon Polivy consists of 20 items. The results of this study using multiple regression analysis showed that: that body dissatisfaction and self-esteem affect dietary behavior University student "X" in Jakarta.Key Words: Body Dissatisfaction, Self-esteem, Dietary BehaviorAbstrak.Diet merupakan sebuah usaha untuk mengurangi atau mengontrol asupan makanan yang bertujuan untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan sesuai dengan keinginan individu (Hawks, 2008). Survei awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 30 orang mahasiswa tingkat satu dan dua Fakultas Psikologi Universitas YARSI pada tahun 2011 menunjukkan prevalensi 17 orang melakukan diet dan mengurangi frekuensi makan dalam satu hari untuk mendapatkan tubuh yang lebih ideal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara body dissatisfaction dan self-esteem dengan perilaku diet pada remaja perempuan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan membantu remaja perempuan dalam mencari informasi mengenai perilaku diet sehat dan kaitannya dengan body dissatisfaction, dan self-esteem. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas “X” sebanyak 100 orang. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling. Pengukuran menggunakan skala sikap perilaku diet terdiri dari 28 item, skala BSQ terdiri dari 34 item dan skala self-esteem adaptasi dari Heatherthon Polivy terdiri dari 20 item. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukan bahwa: bahwa body dissatisfaction dan self-esteem mempengaruhi perilaku diet mahasiswi Universitas “X” di Jakarta.Kata Kunci: Body Dissatisfaction, Self-esteem, Perilaku Diet
Motif Bekerja dan Pengelolaan Pendapatan pada Perempuan Menikah yang Bekerja di Dalam Rumah Tangga Dual Earner: Studi Awal pada Perempuan Berprofesi sebagai Dosen Entin Nurhayati
Jurnal Online Psikogenesis Vol 7, No 2 (2019): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v7i2.1190

Abstract

Perempuan menikah dan bekerja, dengan sejumlah penghasilan yang diperolehnya, sedikit banyak berpengaruh terhadap bagaimana ia memporisiskan diri di dalam keluarga. Akses terhadap keputusan-keputusan keluarga, perasaan turut memberi andil pada setiap capaian keluarga, merupakan sedikit hal yang berubah ketika perempuan memiliki kontribusi ekonomi pada keluarga. Tulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai motif yang mendasari perempuan bekerja dan bagaimana sebuah keluarga dual earner mengelola penghasilan yang digunakan untuk keluarga. Dua tema yang menurut penulis penting dalam memaknai penghasilan perempuan, sehingga memahaminya dapat bermanfaat dalam menjelaskan dinamika pengaruh penghasilan terhadap akses membuat keputusan atau power sharing di dalam keluarga. Studi ini dilakukan dengan metode fenomenologis, dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang perempuan bekerja sebagai dosen tetap perguruan tinggi swasta di Jakarta. Responden telah menikah, berpendidikan tinggi (S2), mempunyai anak dan tinggal serumah dengan suami. Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah dari Miles dan Huberman (1994). Hasil wawancara menunjukkan empat macam motif bekerja yaitu (1) sudah menjadi cita-cita, (2) rasa aman, (3) aktualisasi diri, dan (4) hasil proses sosialisasi. Sedangkan untuk pengelolaan keuangan diperoleh tiga macam pola yaitu (1) terdapat pembagian pos-pos pengeluaran antara suami dan istri, (2) pendapatan suami sebagai sumber utama pembiayaan kebutuhan keluarga, dan (3) pendapatan istri sebagai sumber utama pembiayaan kebutuhan keluarga. Dari ketiga macam pengelolaan motif keuangan tersebut, tampak responden merasa nyaman dan tidak menjadikan kontribusi finansial ini sebagai sarana bargaining dengan pasangan di dalam keluarga. Barangkali hal ini berasal dari motif bekerja yang bersifat intriksik, namun demikian hal ini masih perlu penggalian lebih lanjut.
Kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orangtua Entin Nurhayati
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu22

Abstract

Studi ini bermaksud melihat seberapa besar kesenjangan aspirasi karir remaja dengan orang tua berhubungan dengan oleh tingkat interaksi dan independensi emosi dengan keluarga. Remaja pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI dan XII sebuah SMA di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dari 295 subjek didapatkan gambaran terdapat hubungan negatif yang signi? kan antara gap aspirasi karir remaja dengan independensi emosi (aspek parental deidealization, ? =-0.118, ? = 0.006). Artinya semakin tinggi independensi emosi remaja semakin rendah gap aspirasi karir antara remaja dengan orang tua, dan begitu pula sebaliknya. Begitu pula hubungannya dengan interaksi dengan keluarga menunjukkan korelasi negatif yang signi? kan (? = -0.331, ? = 0.000). Artinya semakin tinggi interaksi dengan keluarga semakin rendah kesenjangan aspirasi karir antara remaja dengan orangtua, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa penting perkembangan emosi remaja dan hubungannya dengan keluarga dalam memperkecil kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orang tua.
Gejala Depresi pada Individu Dewasa di Masa Pandemi Covid-19: Korelasinya dengan Resiliensi Komunitas Melok Roro Kinanthi; Iqnes Restual Mahensa; Entin Nurhayati; Novika Grasiaswaty
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 14, No 1 (2022): ANALITIKA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v14i1.5890

Abstract

Individu yang berada dalam tahap perkembangan dewasa rentan mengalami gejala depresi di masa pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apakah resiliensi komunitas berkorelasi secara signifikan dengan gejala depresi pada individu dewasa di masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian ini adalah 216 individu dewasa. Pemilihan partisipan berdasarkan teknik convenience sampling. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Community Advancing Resilience Toolkit Assesment Survey (koefisien Cronbach’s alpha tiap-tiap dimensi = .595 - .836) dan Depression-Anxiety-Stress Scale (DASS) 21 subskala depresi (koefisien Cronbach’s alpha = .855). Uji korelasi Spearman menunjukkan dimensi caring and connection dan dimensi information pada resiliensi komunitas berkorelasi negatif dan signifikan dengan gejala depresi pada partisipan penelitian ini. Dengan demikian, pendekatan berbasis komunitas dapat dipertimbangkan dalam merancang intervensi untuk menjaga kesehatan mental individu di masa pandemi Covid-19.
Penguatan Sense of Community pada Remaja Rusunawa Rawa Bebek Jakarta Johan Satria Putra; Sunu Bagaskara; Octaviani Indrasari Ranakusuma; Entin Nurhayati
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol 2 No 2 (2021): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v2i2.800

Abstract

In most cases, simple rented flats (Rusunawa) in Jabodetabek have residents with low economic levels and quality of life. One of the factors that may improve the quality of life is the social support among residents determined by the sense of community. In Rusunawa Rawa Bebek, for instance, the residents comes from various areas in Indonesia, so that the sense of community among them is weak. Therefore, the purpose of this social intervention program is to strengthen the sense of community among adolescents in Rusunawa Rawa Bebek. The program consist of assessment and training carried out for a full day, including presentations and games that lead to the character building of community members to have a good emotion and a sense of community. The training was conducted to 17 teenagers from Karang Taruna Rusunawa Rawa Bebek. The change of sense of community is measured by pre-test and post-test before and after training, using the BSCS (Brief Sense of Community Scale), by examining changes in the average score. The results of the statistical analysis showed an increase in the level of sense of community of the participants after training, though not quite significant. Rusunawa di Jabodetabek umumnya dihuni oleh penduduk dengan tingkat ekonomi dan kualitas hidup yang rendah. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas hidup adalah dukungan sosial antar warga yang ditentukan oleh rasa kebersamaan. Di Rusunawa Rawa Bebek, misalnya, penduduknya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga rasa kebersamaan di antara mereka masih lemah. Oleh karena itu, tujuan dari program intervensi sosial ini adalah untuk memperkuat rasa kebersamaan di kalangan remaja di Rusunawa Rawa Bebek. Program terdiri dari penilaian dan pelatihan yang dilakukan selama satu hari penuh, termasuk presentasi dan permainan yang mengarah pada pembentukan karakter anggota komunitas untuk memiliki emosi dan rasa komunitas yang baik. Pelatihan dilakukan kepada 17 remaja dari Karang Taruna Rusunawa Rawa Bebek. Perubahan sense of community diukur dengan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah pelatihan, menggunakan BSCS (Brief Sense of Community Scale), dengan memeriksa perubahan skor rata-rata. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya peningkatan tingkat sense of community peserta setelah pelatihan, meskipun tidak cukup signifikan.