Erik Febriarta
3Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fak. Geografi UGM

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH Purnama1, Setyawan; Febriarta, Erik; Cahyadi, Ahmad; Khakhim, Nurul; Ismangil, , Lili; Prihatno, Hari
Pendidikan Geografi Vol 11, No 22 (2013): Volume 11 Nomor 22 Desember 2013
Publisher : Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Airtanah merupakan sumberdaya potensial untuk memenuhi kebutuhan air manusia. Keberadaanya di alam berbeda-beda menurut ruang dan waktu. Keberadaan airtanah sangat terkait dengan karakteristik akuifer di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik akuifer. Peneiltian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik akuifer yangmeliputi jenis material dan ketebalan akuifer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Hasil analisis menunjukkan bahwa  akuifer potensial terdapat pada titik A,C,D dan E. Titik-titik tersebut memiliki material akuifer berupa pasir sampai dengan krakal dengan ketebalan lebih dari 70 meter. Selain itu,  hasil penelitian menunjukkan bahwa material pada titik B,F,G,H dan I. didominasi oleh material lempung dan lanau dengan kedalaman lebih dari 70 meter. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik-titik tersebut merupakan lokasi dengan potensi airtanah yang kecil.   Kata Kunci: Airtanah, Akuifer, Cilacap, Geolistrik, Pesisir
Kajian Kualitas Air Tanah Dampak Intrusi Di Sebagian Pesisir Kabupaten Tuban Febriarta, Erik
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 2 (2020): July
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i2.24143

Abstract

Wilayah Kabupaten Tuban bagian utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa dengan pembangunan terpusat pada daerah pesisir. Salah satu isu permasalahan yang timbul dari pertumbuhan kota pesisir adalah penurunan kualitas air tanah akibat intrusi air laut.  Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air tanah yang terdapak intrusi air laut. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi kualitas air tanah dengan analisis perbandingan dengan nilai baku mutu PermenKes RI No.32 Tahun 2017. Unsur yang dianalisis e.coli, e.coli total, nitrit (N02), nitrat (N03), bau, total zat padat terlarut (TDS), rasa, daya hantar listrik (DHL), besi (Fe), khlorida (Cl), sulfat (S04), kesadahan (CaC03), keasaman (pH), natrium (Na), kalium (K), bikarbonat (HC03), karbonat (C03), kalsium (Ca). Unsur yang melebihi baku mutu antara lain ecoli yang bersumber dari limbah rumah tangga (domestik), nitrat (N03) yang bersumber dari pupuk pertanian, daya hantar litrik (DHL) bersumber dari ion garam terlarut dan kesadahan (CaC03) yang bersumber dari batuan kapur. Sedangkan metode untuk mengetahui dampak intrusi air laut adalah dengan perbandingan ion mayor yaitu Mg2+ dan Ca 2+, dan Cl- dan HC03-. Hasil penelitian menunjukkan 11 dari 12 sampel atau 91% terpengaruh intrusi air laut.
Kajian Spasial Kerentanan Airtanah terhadap Pencemaran di Kota Jember dengan Menggunakan Metode SINTACS Febriarta, Erik; Putro, Sutanto Trijuni; Larasati, Ajeng
Media Komunikasi Geografi Vol 22, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.32795

Abstract

Pemetaan spasial kerentanan airtanah terhadap pencemaran merupakan bagian dari pengelolaan keberlangsungan sumber daya air. Kerentanan airtanah terhadap pencemaran dapat diketahui dari parameter geologi dan sifat hidrogeologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui zona kerentanan airtanah terhadap pencemaran di Kota Jember. Metode yang digunakan adalah pemodelan multi kriteria dengam mempertimbangan sifat hidrogeologi airtanah dengan metode SINTACS. Parameter yang digunakan untuk penilaian kerentanan antara lain Kedalaman freatik/soggiacenza (S), infiltrasi/infiltrazione (I), kondisi tak jenuh/non saturo (N), tekstur tanah/tipologia della copertura (T), media akuifer/acquifero (A), kondivitas hidrolik/hydrolic conductivity (C), kemiringan lereng/superficie topografica (S). Setiap nilai dari masing-masing parameter kerentanan diberi faktor pembobot untuk mendapatkan skenario kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Perhitungan dengan penilaian bobot diperlukan untuk pemodelan atau sekenario dampak pencemaran. Perhitungan dari nilai dan bobot diperoleh dari penilaian linier seluruh variabel dengan menghasilkan nilai indeks kerentanan kemudian dikelaskan terhadap tingkat kerentanan airtanah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dua kelas kerentanan. Tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi dengan luas 26 km2 (70%) dan kerentanan tinggi seluas 11 km2 (30%) dari luas wilayah kota Jember. Faktor yang dominan mempengaruhi antara lain parameter kedalaman freatik airtanah, laju infiltrasi dan zona tak jenuh. Secara umum tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi.
Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan Teknik Geospasial Statistik Di Macang Pacar, Nusa Tenggara Timur Febriarta, Erik; Wibowo, Yunus Aris
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 18, No 1 (2021): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v18i1.26234

Abstract

Kecamatan Macang Pacar merupakan kecamatan di Kabupten Manggarai Barat yang berada diatas Formasi Bari (Tmb) yang didominiasi batugamping berlapis yang mudah terlapuk menjadi rombakan parafargmen dengan sifat lepas lepas dan kurang padat. Strukur geologi disekitar Kecamatan Macang Pacar berupa sesar, lipatan dan kelurusan, termasuk zona rawan bencana. Terdapat sesar mayor yaitu sesar normal dan geser terdapat pada perbukitan batugamping dan perbukitan batubreksi lava. Berdasarkan kenampakan tersebut, potensi bencana yang dapat terjadi adalah gerakan tanah (longsor). Maka tujuan dari penelitian ini adalah menetukan zona kerentanan gerakan tanah dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari parameter tujuh parameter, yaitu: kemiringan lereng, jenis batuan, struktur geologi (kekar,sesar), penggunaan lahan, ditribusi gerakan tanah, kegempaan, dan intensitas curah hujan. Penilaian dengan pembobotan disetiap parameter bertingkat (hierarki). Pembobotan dengan dengan nilai 1, merupakan faktor yang paling mempengaruhi kerentanan, sedangkan pembobotan dengan nilai > 2 menunjukkan faktor yang tidak dominan terhadap kerentanan. Dari nilai dan pembobotan tersebut menghasilkan nilai skor total indek kerentanan. Hasil atau skor diperoleh dari perhitungan linier dari seluruh parameter kerentanan gerakan tanah. Untuk menentukan kelas zona kerentanan gerakan tanah, dilakukn klasifikasi kelas (zona) menjadi kerentanan tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah. Pembagian zona klasifikasi kerentanan gerakan tanah dengan metode equal interval. Hasil dari penentuan zona kerentanan diketahui zona kerentanan gerakan tanah tinggi seluas 63,97 km2 (14,49%), kerentanan menegah seluas 147,65km2 (33,53%), kerentanan rendah seluas 114,19km2 (25,93%) dan kerentanan sangat rendah seluas 114,72km2 (26,05%). Secara umum di Kecamatan Macang Pacar tingkat kerentanan gerakan tanah adalah kerentanan menengah.
Kajian Kualitas Air Tanah Dampak Intrusi Di Sebagian Pesisir Kabupaten Tuban Febriarta, Erik
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i2.24143

Abstract

Wilayah Kabupaten Tuban bagian utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa dengan pembangunan terpusat pada daerah pesisir. Salah satu isu permasalahan yang timbul dari pertumbuhan kota pesisir adalah penurunan kualitas air tanah akibat intrusi air laut.  Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air tanah yang terdapak intrusi air laut. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi kualitas air tanah dengan analisis perbandingan dengan nilai baku mutu PermenKes RI No.32 Tahun 2017. Unsur yang dianalisis e.coli, e.coli total, nitrit (N02), nitrat (N03), bau, total zat padat terlarut (TDS), rasa, daya hantar listrik (DHL), besi (Fe), khlorida (Cl), sulfat (S04), kesadahan (CaC03), keasaman (pH), natrium (Na), kalium (K), bikarbonat (HC03), karbonat (C03), kalsium (Ca). Unsur yang melebihi baku mutu antara lain ecoli yang bersumber dari limbah rumah tangga (domestik), nitrat (N03) yang bersumber dari pupuk pertanian, daya hantar litrik (DHL) bersumber dari ion garam terlarut dan kesadahan (CaC03) yang bersumber dari batuan kapur. Sedangkan metode untuk mengetahui dampak intrusi air laut adalah dengan perbandingan ion mayor yaitu Mg2+ dan Ca 2+, dan Cl- dan HC03-. Hasil penelitian menunjukkan 11 dari 12 sampel atau 91% terpengaruh intrusi air laut.
Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan Teknik Geospasial Statistik Di Macang Pacar, Nusa Tenggara Timur Febriarta, Erik; Wibowo, Yunus Aris
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v18i1.26234

Abstract

Kecamatan Macang Pacar merupakan kecamatan di Kabupten Manggarai Barat yang berada diatas Formasi Bari (Tmb) yang didominiasi batugamping berlapis yang mudah terlapuk menjadi rombakan parafargmen dengan sifat lepas lepas dan kurang padat. Strukur geologi disekitar Kecamatan Macang Pacar berupa sesar, lipatan dan kelurusan, termasuk zona rawan bencana. Terdapat sesar mayor yaitu sesar normal dan geser terdapat pada perbukitan batugamping dan perbukitan batubreksi lava. Berdasarkan kenampakan tersebut, potensi bencana yang dapat terjadi adalah gerakan tanah (longsor). Maka tujuan dari penelitian ini adalah menetukan zona kerentanan gerakan tanah dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari parameter tujuh parameter, yaitu: kemiringan lereng, jenis batuan, struktur geologi (kekar,sesar), penggunaan lahan, ditribusi gerakan tanah, kegempaan, dan intensitas curah hujan. Penilaian dengan pembobotan disetiap parameter bertingkat (hierarki). Pembobotan dengan dengan nilai 1, merupakan faktor yang paling mempengaruhi kerentanan, sedangkan pembobotan dengan nilai 2 menunjukkan faktor yang tidak dominan terhadap kerentanan. Dari nilai dan pembobotan tersebut menghasilkan nilai skor total indek kerentanan. Hasil atau skor diperoleh dari perhitungan linier dari seluruh parameter kerentanan gerakan tanah. Untuk menentukan kelas zona kerentanan gerakan tanah, dilakukn klasifikasi kelas (zona) menjadi kerentanan tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah. Pembagian zona klasifikasi kerentanan gerakan tanah dengan metode equal interval. Hasil dari penentuan zona kerentanan diketahui zona kerentanan gerakan tanah tinggi seluas 63,97 km2 (14,49%), kerentanan menegah seluas 147,65km2 (33,53%), kerentanan rendah seluas 114,19km2 (25,93%) dan kerentanan sangat rendah seluas 114,72km2 (26,05%). Secara umum di Kecamatan Macang Pacar tingkat kerentanan gerakan tanah adalah kerentanan menengah.
PEMETAAN ZONA KERENTANAN AIR TANAH DI PULAU BAKALAN, KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN, INDONESIA Febriarta, Erik; Cahyadi, Ahmad; Vienastra, Septian
Majalah Ilmiah Globe Vol. 23 No. 1 (2021): GLOBE Vol 23 No 1 TAHUN 2021
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterdapatan sumber daya airtanah di kepulauan sangat tergantung oleh faktor meteorologi (curah hujan) sebagai sumber air dan faktor geologi yaitu formasi penyusun batuan tempat cadangan airtanah tersimpan (akuifer). Pulau Bakalan berada di Kepulauan Banggai, yang secara kondisi geologi regional berada di Formasi Batugamping koral kuarter (Ql). Karakteristik airtanah di daerah batugamping sangat dinamis, terbatas, dipengaruhi oleh perkembangan dari aliran celah dan pelarutan. Sehingga dapat dikatagorikan daerah airtanah langka, dan bersifat setempat atau lokal. Keterbatasan airtanah juga dipengaruhi oleh aktifitas pengunaannya. Semakin besar penggunaan dan semakin intensif pemakaian airtanah, maka dapat mengakibatkan penurunan kuantitas dan penurunan kualitas airtanah. Penurunan kualitas airtanah dapat menimbulkan permasalahan kesehatan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan tercemarnya sistem akuifer oleh sumber pencemar melalui pori-pori batuan pada formasi batugamping yang mudah terlarut. Untuk mengetahui distribusi kerentanan airtanah, maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan sebaran zona kerentanan airtanah pada batugamping terumbu. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisis spasial multi-kriteria dengan pendekatan DRASTIC. Pendekatan DRASTIC dapat memberikan infromasi zona kerentanan berdasarkan sifat hidrogeologi pada batugamping. Analisis pemberian indekss pembobotan parameter dengan nilai tinggi, mengambarkan informasi faktor yang dominan atau yang paling mempengaruhi zona kerentanan airtanah. Hasil skor perhitungan setiap parameter diperoleh dari perkalian linier. Indekss kerentanan air tersebut dikelaskan ke dalam lima tingkat kerentanan dengan pendekatan equal interval. Hasil analisis menunjukkan kerentanan sangat rendah seluas 0,003%, kerentanan rendah seluas 18,79%, kerentanan sedang seluas 18,48%, kerentanan tinggi seluas 13,53% dan kerentanan sangat tinggi seluas 49,16% dari luas pulau 40,7 km2.
The Role of Social Capital in Management of Baros Mangrove Conservation Area Yogyakarta Setyaningrum, Agustina; Widyaputra, Primanda Kiky; Febriarta, Erik; Putro, Sutanto Trijuni
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2022: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The coastal area in Baros is frequently flooded and influenced by tides during the high tide. The mangrove ecosystem in this area has decrease severely. As the result, the coastal area is unprotected, and several negative impacts received by the coastal area. Inadequate concern coming from government, negative impact of natural disaster, as well as the high concern of local community leads to the establishment of mangrove replant program and mangrove eco-tourism establishment. Baros Youth Group which concern in environmental protection and management in Baros Coastal Area. The activities facing many challenges and obstacles. Therefore, collaboration with government, community, private party and academics leads to the success of Baros Youth Group to overcome the challenges and obstacle. This study was aimed for understanding the role of social capital in the management of Baros Mangrove conservation area. The study consists of four stages, which are observation, data collection, data processing and analysis. Data collecting process was done in accordance with the parameters of social capital which are consists of norms, trust and social network. The samples were taken by purposive method. The results of this study shown that the norms in society encourage them to respect each other and not disturb each other, the trust level is depended on the activities of society member, and the social network is high indicated by the increasing of community participation in planting mangrove seedlings.