Ida Bagus Putu Prajna Yogi
Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Naditira Widya

PELESTARIAN TINGGALAN ARKEOLOGI DI TANJUNGREDEB: KONTESTASI ANTARA PRAKTIK DAN REGULASI Wasita; Hartatik; Nugorho Nur Susanto; Ida Bagus Putu Prajna Yogi; Restu Budi Sulistiyo; Fitri Wulandari; Diyah W. Restiyati
Naditira Widya Vol. 14 No. 1 (2020): Naditira Widya Volume 14 Nomor 1 April Tahun 2020
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partisipasi dalam kegiatan pelestarian tinggalan arkeologi bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk masyarakat. Namun yang lebih penting dari semua itu adalah partisipasi yang tepat dan tidak akan menimbulkan masalah baru. Penelitian di Tanjungredeb ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pelestarian, pandangan setiap pemangku kepentingan tinggalan arkeologi, dan dampaknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisisnya dilakukan dengan cara menyusun dan mengklasifikasikan data untuk menemukan pola atau tema, agar dapat dipahami maknanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada upaya pelestarian tinggalan arkeologi di lokasi penelitian yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Namun demikian, sebagian praktik pelestarian itu tidak sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pihak yang berkepentingan dengan tinggalan arkeologi harus segera turun tangan untuk menginformasikan cara pelestarian yang benar. Selain itu, dianggap perlu mengubah cara pandang pelestarian yang belum tepat agar dapat mencegah timbulnya masalah baru di masa depan.Participating in an archaeological heritage preservation can be done by anyone, including the community. However, the most important aspect is appropriate participation that will not cause new problems. The study in Tanjungredeb aimed to find out how the preservation operates, to understand the perspective of each archeological stakeholder, and the impact. This research used a descriptive-analytic method with a qualitative approach. Data collection was done by observations, interviews, and document studies. The analysis was conducted by compiling and classifying data to find patterns or themes; thus, their meaning can be understood. Results of the study indicate that there were efforts to preserve archeological remains in the study areas by governments and the communities. However, some preservation practises do not comply with the Law of the Republic of Indonesia number 11 of 2010 concerning Cultural Heritage. Therefore, it can be concluded that the parties concerned with archeological remains must immediately mediate to inform the correct method of preservation. Also, it is necessary to change imprecise perspectives of preservation to prevent new problematic matters in the future.
PERAN PEMUKIMAN PADA ABAD KE-14 HINGGA ABAD KE-20 MASEHI PADA DAS PAWAN, KALIMANTAN BARAT DENGAN PENERAPAN MODEL DENDRITIK Ida Bagus Putu Prajna Yogi
Naditira Widya Vol. 12 No. 1 (2018): Naditira Widya Volume 12 Nomor 1 April Tahun 2018
Publisher : National Research and Innovation Agency (BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemukiman pada Daerah Aliran Sungai Pawan tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran sungai, tumbuh danberkembang dari hulu hingga hilir sungai. Pemukiman ini dibangun pada beberapa tataran, dari yang sederhana sampaikompleks, dan bahkan ada yang berkembang menjadi skala urban. Permasalahan yang muncul berdasarkan perbedaan skala pemukiman tersebut adalah bagaimana peran pemukiman DAS Pawan sekitar 100-700 tahun yang lalu. Penelitian ini menggunakan penalaran deduktif dengan data kualitatif, dan lebih jauh menerapkan teori dendritik sebagai model untuk mengetahui peran pemukiman pada DAS Pawan. Dapat disimpulkan bahwa teori dendritik berlaku pada pemukiman DAS Pawan, dan menunjukkan bahwa setiap pemukiman memiliki peran dalam sistem pertukaran barang dan politik. Ancient settlements in the Pawan River Basin of West Kalimantan grew and flourished along the river banks, progressing from upstream to downstream. These settlements were constructed on several scales, from simple to complex, and even sometimes on an urban scale. Based on such variety of settlement scale arises a question regarding the role of settlements in the Pawan River Basin approximately 0.1-0.7 kya. This study uses deductive reasoning with qualitative data, and further applies a dendritic theory to the roles of the settlements in the Pawan watershed, dating from the 14th centuryonwards. It can be concluded that the dendritic theory applies to the Pawan DAS settlement, and shows that each settlementhas a role in the system of exchange of goods and politics.