Nadjamuddin Harun
Teknik Energi Elektrik, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI POTENSI ENERGI TERBARUKAN DI KAWASAN TIMUR INDONESIA BERBASIS ANALISIS RETScreen INTERNATIONAL Ansar Suyuti; Imran Amin; Nadjamuddin Harun
Jurnal INSYPRO (Information System and Processing) Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Prodi Sistem Informasi UIN Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.27 KB) | DOI: 10.24252/insypro.v2i2.4066

Abstract

IMRAN AMIN. Studi Potensi Energi Terbarukan Di Kawasan Timur Indonesia Berbasis Analisis RETScreen International (dibimbing oleh Nadjamuddin Harun dan Ansar Suyuti). Potensi energi matahari (kWh/m2/d) 5,43 (Maluku), 4,97 (Papua) dan 5,66 (Sulawesi Barat) dan Potensi energi angin rata-rata 6,9 m/s perlu dikembangkan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kelayakan pembangkit berdasarkan model energi, lingkungan dan ekonomi menggunakan software RETScreen International dan evaluasi kebijakan ketenagalistrikan. Simulasi PLTS 100 kWdengan modul Samsung LPC235SM dan PLTB 50.000 kWdengan50 unit turbin angin AAER 1000S 70, diperoleh energi PLTS (MWh) 126 (Maluku), 117,5 (Papua) dan 126,5 (Sulawesi Barat)dan energi PLTB (MWh) 92.650126 (Maluku), 91.269 (Papua) dan 91.937 (Sulawesi Barat). Pengurangan emisi GRK PLTS dan PLTB (t CO2/tahun) 92,2 dan 17.816 (Maluku), 85,9 dan 17.551 (Papua) dan 91,8 dan 17.679 (Sulawesi Barat). Hasil analisa finansial PLTS diperoleh IRR dan NPV 27,8% dan $269.489 (Maluku), 24,9% dan $230.709 (Papua) dan 27,6% dan $267.080 (Sulawesi Barat) sedangkan hasil analisa finansial PLTB diperoleh IRR dan NPV 13,1% dan $ 2.294.471(Maluku) 12,5% dan $ 1.021.172 (Papua) dan 12,8% dan $1.637.070 (Sulawesi Barat). Kebijakan tarif dan subsidi untuk PLTS $30 sen/kWh ($300 per MWh) dan untuk PLTB Rp. 1250 per kWh ( $100 per MWh) sudah memberikan hasil sebanding dengan biaya investasi dan operasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PLTS dan PLTB pada provinsi Maluku, Papua dan Sulawesi Barat layak dan menguntungkan.