This Author published in this journals
All Journal Sainteks
Mambodiyanto Mambodiyanto
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Obesitas Terhadap Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap Mambodiyanto Mambodiyanto; Susiyadi Susiyadi
Sainteks Vol 13, No 1 (2016): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v13i1.1491

Abstract

Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak ditubuh seseorang.Prevalensi obesitas pada lansia terus meningkat.Obesitasmempunyai dampak terhadap tumbuh kembang pada manusia, terutama aspekperkembangan psikososial dan berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit penyakitkomorbid seperti atherosklerosis, diabetes mellitus.Obesitas dan kegemukan adalah penyakit metabolic yangmengakibatkan penimbunan jaringan lemak berlebih dalam tubuh. Obesitas ditunjukkandengan indeks massa tubuh (IMT) yang berada di atas persentil ke-95 padagrafik tumbuh kembang tubuh manusia dengan jenis kelaminnya. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap.Sampel penelitian 90 sampel yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok dengan IMT kurang, IMT normal dan IMT berlebih.Penelitian ini menggunakan kuesioner, wawancara dan pengukuran IMT. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling dan dianalisis dengan menggunakan chi square dan odds ratio. Hasil penelitan menunjukkan bahwa hampir semua lansia dengan IMT berlebih (obesitas) menderita Osteoartritis lutut. Didapatkan X² hitung (9,62) lebih besar dari X² tabel (5,991) dengan taraf signifikansi α 0,05 dan derajat bebas (db) 2. Dan dari uji Odds ratio didapatkan hasil responden dengan IMT normal (OR = 1,5) memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk menderita osteoarthritis lutut dibandingkan dengan responden dengan IMT kurang. Dan responden dengan IMT lebih (OR = 4,9) memiliki risiko 4,9 kali lebih besar untuk menderita osteoartritis lutut dibandingkan responden dengan IMT normal. Berdasarkan perhitungan statistik, ternyata didapatkan pengaruh yang bermakna antara obesitas dengan osteoartritis lutut pada lansia di kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap Kata kunci :obesitas, osteoartritis lutut, lansia
Pengaruh Keteraturan Berobat Terhadap Konversi Dahak Pasien TB Paru Setelah Pengobatan Strategi DOTS Di RSU Siaga Medika Banyumas Mambodiyanto Mambodiyanto; Dharma Koosgiarto
Sainteks Vol 12, No 2 (2015): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v12i2.1487

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, penyakit menular ini masih menjadi masalah di dunia. Di Indonesia, TB Paru menjadi salah satu masalah utama kesehatan masyarakat dan sampai saat ini belum dapat ditangani walaupun sudah dilakukan upaya penanggulangan melalui program TB oleh pemerintah. World Health Organization (WHO) telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly observed Treatment Short-course) yang sangat efektif untuk menanggulangi penyakit TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteraturan berobat terhadap konversi dahak pasien TB paru setelah pengobatan strategi DOTS. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RSU Siaga Medika Banyumas Sampel 80 orang dipilih secara purposive sampling. Variabel bebas yang diteliti adalah keteraturan berobat sedangkan variabel terikatnya berupa konversi dahak. Variabel-variabel penelitian diukur dengan menggunakan sebuah kuesioner dan Kartu TB 01. Data dianalisis dengan teknik analisis Chi Square. Dari hasil analisis didapatkan harga X² hitung sebesar 8,297 sedangkan X² tabel pada α=0,05 dan df=1 adalah 3,8471 sehingga harga X² hitung >harga X² tabel, maka hipotesis diterima. Penderita TB paru yang teratur berobat 4,92 kali lebih besar mengalami konversi dahak daripada penderita yang tidak teratur berobat dan secara statistik pengaruh tersebut signifikan (OR=4,92 , p=0,004), sehingga dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa keteraturan berobat berpengaruh terhadap konversi dahak penderita TB Paru.