This Author published in this journals
All Journal Sainteks
Retno Soesilowati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Antara Kesembuhan Pasien TB Paru Dengan Pengawas Minum Obat (PMO) Dan Tanpa PMO Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Retno Soesilowati; Nurrizki Haitamy
Sainteks Vol 13, No 1 (2016): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v13i1.1497

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Badan Kesehatan Dunia telah menyatakan TB sebagai masalah kedaruratan global sejak tahun 1993 lalu. Keberhasilan pengobatan TB paru sangat ditentukan oleh adanya keteraturan minum obat anti tuberculosis. Hal ini dapat dicapai dengan adanya pengawas minum obat (PMO) yang memantau dan mengingatkan penderita TB paru untuk meminum obat secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kesembuhan pasien TB paru dengan PMO dan Tanpa PMO di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis analitik observational dengan metode cross sectional yang dilaksanakan di poliklinik Paru RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Februari – 5 Mei 2016. Sampel sebanyak 60 responden. Hasil penelitan didapatkan. nilai OR = 5.3; X2= 4.851 p = 0.038. Taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan =1. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan kesembuhan pasien dengan pengawas minum obat (PMO) dan tanpa PMO. Kata kunci: perbedaan kesembuhan, pasien TB paru, pengawas minum obat (PMO)
Pengaruh Antara Inkontinensia Urin Terhadap Tingkat Depresi Wanita Lanjut Usia Di Panti Wredha Catur Nugroho Kaliori Banyumas Dian Kurniasari; Retno Soesilowati
Sainteks Vol 13, No 1 (2016): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v13i1.1498

Abstract

Kejadian masalah pada lansia dari tahun ketahun semakin meningkat, hal ini dikarenakan proses menua yang dialami seseorang. Proses menua tersebut mempengaruhi beberapa faktor perubahan pada lansia salah satunya masalah fungsi berkemih seperti inkontinensia urin. Inkontinensia urin sebagai keluarnya urin yang dapat mengakibatkan masalah medis, psikososial, maupun higiene. Inkontinensia urin lebih sering dijumpai pada usia lanjut. Wanita dengan usia >50 tahun paling mungkin mengalami kelainan ini. Dampak sosial dari Inkontinensia urin meliputi hilangnya kepercayaan diri, menghindar dari pergaulan sosial dan depresi. Depresi merupakan masalah psikososial yang sering ditemukan pada wanita usia lanjut dengan Inkontinensia urin.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh inkontinensia urin terhadap tingkat depresi pada wanita usia lanjut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode non eksperimen dengan rancangan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, jumlah sampel sebanyak 73 lansia, instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri atas kuesioner diagnosa inkontinensia urin skala SSI (Sandvix Severity Index) untuk menilai tingkat inkontinensia urin, skala L-MMPI (Skala Lie Minnesota Multiphasik Personality) untuk menilai kejujuran dari jawaban yang diberikan oleh subjek penelitian dan terakhir adalah skala HRSD untuk menilai derajat depresi. Analisa bivariate menggunakan uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian diperoleh lansia yang mengalami inkontinensia urin tingkat ringan sebanyak 30 orang (41.1%), disusul tingkat sedang 26 orang (35.61%) dan terakhir tingkat berat 17 orang (23.29%). Dan diperoleh lansia yang yang tidak terjadi depresi sebanyak 18 responden (24,66%), depresi ringan sebanyak 21 responden (28,77%), depresi sedang sebesar 25 responden (34.25%), dan depresi berat sebanyak 9 responden (12,33%). Hasil uji bivariate membuktikan bahwa inkontinensia urin berpengaruh terhadap tingkat depresi pada wanita usia lanjut dengan nilai Z lebih besar dari Z0,975 (5,235 > 1,96). Dari hasil ini diketahui bahwa baik Inkontinensia urin maupun derajat depresi keduanya memiliki hubungan yang signifikan. Kata kunci : inkontinensia urin, depresi, usia lanjut