Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN KETAMIN DOSIS 0,1, 0,2 DAN 0,4 mg/kgBB TERHADAP KADAR NITRIC OXIDE MAKROFAG MENCIT BALB/C YANG DIBERI LIPOPOLISAKARIDA Sulung Prasetyo; Witjaksono -
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 1 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.238 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i1.32

Abstract

Latar belakang: NO (nitric oxide) memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya hipotensi sistemik pada syok septik. Paparan endotoksin akan menyebabkan peningkatan aktivitas NOS dan pelepasan NO. Sitokin proinflamasi merupakan mediator inflamasi yang berpengaruh dalam peningkatan aktivitas NOS dan pelepasan NO. Ketamin merupakan obat anestesi yang seringkali digunakan untuk penderita sepsis, diduga menekan produksi sitokin proinflamasi akibat paparan endotoksin serta menghambat aktivasi NF-kB,sehingga pembentukan NO dapat dihambat. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian ketamin dosis 0,1;0,2 dan 0,4 mg/kg inravena terhadap kadar NO mencit yang diberi lipopolisakarida intraperitoneal. Metode: merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain randomized post test only controlled group pada 20 ekor mencit Balb/c yang disuntik lipoplisakarida intraperitoneal dan Ketamin dosis 0,1 ; 0,2 dan 0,4 mg/kg intravena. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara random, yaitu kelompok P1 sebagai kontrol, kelompok P2 yang mendapat ketamin 0,1 mg/kg, kelompok P3 yang mendapat ketamin 0,2 mg/kg, dan kelompok P4 yang mendapat ketamin dosis 0,4 mg/kg. Pemeriksaan NO diambil dari kultur makrofag intraperitoneal setelah 6 jam pemberian ketamin. Hasil dinilai dengan uji statistik parametrik ANOVA dan dilanjutkan Post hoc dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil: terdapat perbedaan kadar NO yang signifikan pada kelompok P2,P3 dan P4 dibanding P1 dengan p<0,001, P2 dibanding P3 dengan p=0,015 serta P2 dibanding P4 dengan p=0,002. Sedangkan antara kelompok P3 dibanding P4 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dengan p=0,402. Simpulan: ketamin dapat menurunkan kadar NO makrofag intraperitoneal pada mencit yang terpapar LPS secara signifikan. Ketamin dosis 0,2 mg/kg intravena merupakan dosis optimal untuk menurunkan kadar NO makrofag intraperitoneal. Kata kunci: lipopolisakarida, ketamin, nitric oxide (NO).
Integrasi Perawatan Paliatif kedalam Penatalaksanaan Kanker Terpadu: Tantangan dan Kesempatan Maria -; Witjaksono -
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 3 (2008): Jul - Sep 2008
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v2i3.50

Abstract

"Mengurangi penderitaan adalah menjadi hal yang sangat penting dalam setiap layanan kesehatan ketika usaha untuk mencapai kesembuhan tidak lagi memungkinkan. Oleh karena itu, setiap tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk menyediakannya bila indikasi ditemukan"Integrasi perawatan paliatif ke dalam penatalaksanaan kanker terpadu telah lama dianjurkan seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker sampai beberapa dekade mendatang sebagai akibat dari meningkatnya harapan hidup manusia. Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan tersedia di seluruh wilayah dan usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, perawatan paliatif sudah semestinya menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang menderita akibat penyakit kanker. Walaupun perawatan paliatif merupakan layanan yang sudah terbukti secara ilmiah bermanfaat, efektif dan relatif murah, pada kenyataanya masih diabaikan dan dipandang sebagai usaha yang paling akhir dalam perjalanan penatalaksanaan kanker. Usaha dan sumber yang lebih besar masih sangat diperlukan agar perawatan paliatif dapat diterima, dan berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga mampu menjadi bagian yang mampu mendukung program penatalaksanaan kanker yang efektif dan efisien dan menjangkau sebagian besar mereka yang seharusnya mendapat manfaat dari layanan ini.Tulisan ini membahas tantangan yang dihadapi dan kesempatan yang tersedia untuk mengintegrasikan perawatan paliatif ke dalam program penatalaksanaan kanker terpadu di Indonesia dan peran berbagai pihak dalam membangun dan mengembangkan perawatan paliatif.Kata kunci: perawatan paliatif, penanggulangan kanker, tantangan dan kesempatan