Brammediansyah Suprihati
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Biofilm dan Resistensi Bakteri dengan Respon Klinis Terapi Antibiotik Topikal pada Otitis Media Supuratif Kronis Benigna Brammediansyah Suprihati
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 3 No. 3 (2016): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.443 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v3i3.228

Abstract

Latar belakang : Terapi pada otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah konservatif. Terjadinya peningkatan resistensi bakteri penyebab OMSK merupakan salah satu faktor kegagalan terapi OMSK yang disebabkan oleh kemampuan bakteri untuk membentuk biofilm. Biofilm merupakan mekanisme penting terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri penyebab terbanyak dan mempunyai kemampuan membentuk biofilm pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan terbentuknya biofilm pada biakan kuman yang di isolasi dari kultur OMSK dan hubungannya dengan respon klinis terapi antibiotika topikal pada OMSK benigna. Metode : Disain penelitian kohort prospektif pada pasien OMSK. Discarj telinga tengah dikultur, dilakukan tes resistensi dan pemeriksaan biofilm. Faktor risiko kebiasaan mandi disungai atau kolam, kebiasaan mengorek telinga, dan riwayat ISPA didapatkan dari anamnesis. Uji statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil : Didapatkan 35 subyek penderita OMSK. Wanita (51,43 %), pendidikan SLTA (88,57 %), rerata usia 15–25 tahun (51,43 %), dan profesi pelajar (40 %). Hasil kultur bakteri yang paling banyak ditemukan Pseudomonas aeruginosa (42,9%), pemeriksaan biofilm positif pada pseudomonas aeruginosa sebanyak (28,6%). Hasil kultur bakteri biofilm positif yang MDR sebanyak (57,1%). Hasil analisis uji Chi Square tidak didapatkan hubungan bermakna dari biofilm (p=0,112), kebiasaan berenang di kolam/sungai (p=1,000), kebiasaan membersihkan telinga (p=0,171), Riwayat ISPA (p=0,171), dan faktor risiko MDR (p=1,000) terhadap respon klinis. Simpulan : Didapatkan bakteri biofilm positif dengan etiologi bakteri terbanyak Pseudomonas aeruginosa. Tidak ada hubungan antara resistensi bakteri, pembentukan biofilm, kebiasaan mandi, kebiasaan mengorek telinga dan riwayat ISPA berulang dengan respon klinis pada pasien OMSK