Shapiah Shapiah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ADDED VALUE KOMODITAS PADI OLEH PARA ISTRI PETANI DI DESA ANJIR PASAR LAMA KEC. ANJIR KAB. BARITO KUALA BAGI PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA Shapiah Shapiah; Waluyo Satrio Adji
At-Taradhi Jurnal Studi Ekonomi Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Islamic Economics and Business Faculty of UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/at-taradhi.v7i2.2011

Abstract

AbstrakPenduduk desa Anjir Pasar Lama terdiri dari suku Melayu Banjar, beragama Islam dengan mata pencaharian bertani serta bersawah/ladang. Namun kurangnya kesadaran untuk mempraktekkan keterampilan para ibu-ibu dalam melakukan berbagai aneka olahan berbahan dasar komoditas pertanian menjadi produk makanan yang berorientasi pasar (siap jual), kalaupun ada olahan yang lain, maka nilai jualnya relatif rendah, sedangkan bahan baku sudah siap tersedia di lingkungan sekitar lingkungan mereka.Dengan demikian perlu untuk memberdayakan warga Desa Anjir Pasar Lama yang merupakan daerah perbatasan agar berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarga. Adapun program pelatihan pengolahan kue berbahan dasar beras dan ketan berupa materi kewirausahaan, pembuatan kue dengan berbagai variasinya, pengemasan, serta menganalisis dari sisi ekonomi. Pembuatan kue mungkin sudah menjadi kebiasaan masyarakat terutama para ibu, tetapi masih belum berorientasi jual yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan penanganan untuk pelatihan pengolahan yang selanjutnya dijadikan produk makanan, yang siap dijual sehingga masyarakat sekitar dapat memiliki pendapatan tambahan. Pelatihan pembuatan kue ini dilakukan dengan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberdayaan secara maksimal melalui kelompok wanita/ isteri-isteri petani. Penetapan prioritas kegiatan ini dilakukan melalui diskusi kelompok dengan berbagai pihak terkait. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR). Metode PAR diterapkan dalam kegiatan pemberdayaan yang mencakup: pendidikan, pembelajaran, pelatihan, pemberdayaan, pengorganisasian, pedampingan, dan pembinaan. Jenis luaran dari kegiatan tersebut meliputi: (a) pengetahuan dan keterampilan wanita istri petani dalam usaha produksi makanan olahan berbahan komoditas pertanian seperti tepung beras dan tepung ketan, (b) Kelengkapan sarana/ alat produksi pembuatan kue (c) terbentuknya unit usaha baru yang bergerak dalam kue berbahan dasar komoditas padi dan ketan pada khususnya. Kata Kunci : Nilai Tambah, Pemberdayaan Istri PetaniAbstractAnjir Pasar Lama Villagers consists of Malay Banjar. The population is Moslem with subsistence farming and having felds. However, the lack of awareness to practice the skills of the women in performing a variety of different preparations made from agricultural commodities into food products market-oriented (ready for sale), if any processed else, then the resale value is relatively low, while the raw materials readily available in the environment their neighborhood. Therefore, it is necessary for the handling of the subsequent training to be a food product, ready for sale so that the surrounding community may have additional income. Training baking is done with the approach used in these activities is maximized through the empowerment of groups of women or wives of farmers. Prioritization of these activities are done through group discussions with various stakeholders. The method used is Participatory Action Research (PAR). PAR methods applied in empowerment activities that include: education, learning, training, empowerment, organizing, mentoring, and coaching. Type outcomes of these activities include: (a) the knowledge and skills of women or wives of farmers in the business of production of processed food made from agricultural commodities such as rice four and glutinous rice four, (b) Completeness of facilities / production equipment baking (c) the establishment of a new business unit that moves in a cake made from glutinous rice commodities and in particular
Egaliterianisme Dalam Pandangan Islam: Potret Pemenuhan Hak Sipil Penghayat Kaharingan Syarifah Salmah; Shapiah Shapiah
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 21 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/al-banjari.v21i1.7260

Abstract

 Islam with its monotheistic teachings is very tolerant of differences in religious beliefs. We must show the equality to all people of all religions and beliefs. This article describes how Islam views egalitarianism by referring to the portrait of the fulfillment of rights for Kaharingan adherents in Palangka Raya City. This study used descriptive qualitative method. Kaharingan integration into Hindu Kaharingan provides convenience for its adherents. This convenience can be enjoyed by Kaharingan adherents because Hinduism is one of the religions recognized by the state, so that it has an impact on the ease of state administration. The fulfillment of the civil rights of adherents of the Kaharingan adherents cannot be separated from the role of the Kaharingan Hindu Religious Council (MBAHK) which is a bridge between its adherents and the government. With the integration process of Kaharingan into Hinduism, all basic rights of Kaharingan adherents can also be fulfilled by the state properly.   Islam dengan ajaran tauhidnya sangat toleran terhadap perbedaan keyakinan beragama. Kita harus menunjukkan kesetaraan kepada semua orang dari semua agama dan kepercayaan. Artikel ini memaparkan bagaimana Islam memandang egalitarianisme dengan merujuk pada potret pemenuhan hak bagi penganut Kaharingan di Kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Integrasi Kaharingan ke dalam Hindu Kaharingan memberikan kemudahan bagi penganutnya. Kemudahan tersebut dapat dinikmati oleh penganut Kaharingan karena agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui oleh negara, sehingga berdampak pada kemudahan penyelenggaraan negara. Pemenuhan hak-hak sipil penganut Kaharingan tidak lepas dari peran Majelis Agama Hindu (MBAHK) Kaharingan yang menjadi jembatan penghubung antara penganutnya dengan pemerintah. Dengan proses integrasi Kaharingan ke dalam agama Hindu, semua hak dasar penganut Kaharingan juga dapat dipenuhi oleh negara dengan baik.