Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DAN BERORIENTASI KEARIFAN LOKAL Heryanto Gunawan; Asep Hidayatullah
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 4, No 2 (2020): JURNAL LITERASI OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.915 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v4i2.4093

Abstract

Mata kuliah bahasa Indonesia berperan strategis dalam melakukan transmisi pengetahuan dan transformasi sikap serta perilaku mahasiswa melalui proses pembelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan secara optimal, mahaiswa harus mendaptkan pengalaman belajar yang baik selama proses perkuliahan berlangsung. Salah satu cara agar perkuliahan dapat terlaksana dengan baik adalah dengan menyediakan bahan ajar yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pengembangan buku ajar mata kuliah bahasa Indonesia berbasis pendidikan karakter dan berorientasi kearifan lokal; (2) mengetahui kelayakan buku ajar mata kuliah bahasa Indonesia berbasis pendidikan karakter dan berorientasi kearifan lokal. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah metode R & D (Research and Development). Tahapan dalam penelitian ini dimulai dari mengkaji potensi dan masalah, mengumpulkan data, membuat desain produk, memvalidasi desain produk, merevisi produk, dan menguji coba produk. Hasilnya, Buku ajar yang dikembangkan ini terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan tambahan. Pada bagian pendahuluan terdiri atas sampul, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian isi terdiri atas empat bab utama yaitu bab kedudukan bahasa indonesia, menulis, membaca untuk menulis, dan berbicara untuk keperluan akademik. Bagian tambahan berupa lampiran dan daftar pustaka. Hasil penilaian menunjukkan bahwa buku ajar MKWU bahasa Indonesia yang dikembangkan masuk dalamĀ  kategoriĀ  baik dengan perolehan skor rata-rata 3,82. Dengan demikian, buku ajar MKWU bahasa Indonesia yang dikembangkan layak digunakan.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI PADA PERKULIAHAN PEMBELAJARAN BERBICARA Heryanto Gunawan
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 4, No 1 (2020): JURNAL LITERASI APRIL 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.934 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v4i1.3457

Abstract

Konsep pendidikan abad XXI pada dasarnya menekankan pada empat aspek yakni Knowledge Work, Thinking Tools, Learning Research, dan Digital Lifestyle. Keempat aspek itulah yang nantinya melahirkan prinsip-prinsip pembelajaran, menyediakan alat-alat belajar, dan menciptakan lingkungan belajar yang harus dipersiapkan dunia pendidikan saat ini. Cita-cita konsep pendidikan abad XXI secara tersirat menekankan pada aspek interaksi sosial yang pada dasarnya menggunakan bahasa sebagai media utamanya, yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Diperlukan sebuah cara untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan berbicara akademik mahasiswa calon guru bahasa dan sastra Indonesia. Terkait dengan cara tersebut, penulis menggunakan model pembelajaran multiliterasi sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan berbicara akademik sekaligus meningkatkan kemampuan penguasaan bahan ajar berbicara pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan adanya perbaikan dan peningkatan kemampuan berpresentasi ditandai dengan nilai yang diperoleh mahasiswa. Pada saat observasi awal nilai terendah mahasiswa berada pada angka 40 dan tertinggi di angka 69. Nilai tersebut mengalami peningkatan pada saat observasi akhir, dengan nilai terendah pada angka 75 dan tertinggi pada grafik di angka 87. Begitupula dengan kemampuan menguasai bahan ajar berbicara. Pada saat observasi awal nilai terendah mahasiswa berada pada angka 50 dan tertinggi di angka 67. Nilai tersebut mengalami peningkatan pada saat observasi akhir, dengan perolehan angka 71 untuk nilai terendah dan 92 untuk angka tertinggi.