Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENEMUKENALI MASYARAKAT ADAT SEBAGAI BASIS “KEBHINNEKATUNGGALIKAAN” MENUJU INTEGRASI BANGSA Djaja Hendra
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 14 No 1 (2014): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 14 No.1 Oktober 2014
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v14i1.8748

Abstract

Put the indigenous peoples to be followed by the term "all still alive and in accordance with the development of society" or other terms that convey the same in the constellation of state regulations, no doubt point to the existence of ideological claims unilateral and provocative. On the one hand, indigenous peoples as being faraway, while we are on the other side so arrogant and intervention while differentiating themselves into, "so another". Disorder was demonstrated through planned regulatory policies, structural and massive for our indigenous people buried in the frame word 'all still alive' and so on. Though there are many other socio-cultural based that sustains the existence and survival on indigenous peoples outside of agriculture. The Kebhinnekatunggalikaan was eminent merely ended motto compliance rigid beliefs and unilateral. If so integration with the nation as the adhesive is based on the awareness of the need for unity in fact not be as, a mere mirage.
ANALISIS PEMIKIRAN HENRI LEVEBVRE TENTANG RUANG DALAM ARSITEKTUR MODERN: SUATU PERSPEKTIF SOSIOLOGIS Djaja Hendra
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 17 No. 2 April 2018
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v17i2.9092

Abstract

This article was trying to understand Henri Lefebvre’s thinking about space. Space means not what scientists think. Is space the same as everyday life, or is it different. Then, space means what and where Lefebvre pours space in his thoughts. What does Lefebvre mean about modern architecture and what is the diffence with traditional architecture and what kind of space to place in both types of architecture. Who are the characters close to Lefebvre and who are the figures he influences. Concerned, the figures who are also the thinkers, Lefebvre inti the camp of where and who most preferred his thoughts ranging from classical sociologist and modern sociology and the reasons he put forward.
Kesiapan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Djaja Hendra
JURNAL PENDIDIKAN Vol 29, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.666 KB) | DOI: 10.32585/jp.v29i1.596

Abstract

Perubahan, bagaimana pun adalah suatu keniscayaan dan tidak pernah ada sesuatu di dunia ini yang tidak berubah. Tinggal, bagaimana orang, siap atau tidak, dalam menerima perubahan. Bagi mereka yang tidak siap menerima perubahan, tentu akan tertinggal di belakang atau menghindari perubahan dengan meninggalkan panggung pergaulan kehidupan. Perguruan tinggi adalah suatu sosok kehidupan yang siap untuk menerima perubahan tersebut. Khalayak pun sangat memahami dan menyadarinya. Itulah sebabnya, Revolusi Industri 4.0 meskipun baru, tentu perguruan tinggi siap untuk menerimanya. Namun jika dicermati, ternyata, kesiapan menerima Revolusi Industri 4.0 adalah sesuatu yang tidak ada kaitan langsung dengan perguruan tinggi dimaksud. Ia seperti lembaga yang lain, tentu dengan senang hati menerimanya, termasuk dalam pikiran-pikiran perguruan tinggi. Namun, jika sesuatu perubahan berkaitan langsung dengan dirinya, persoalannya, menjadi tidak mudah, apalagi jika sampai memasukkan dalam pikiran-pikirannya.
Kesadaran dan Lingkungan Kerja para Penjual Tanaman Hias, Satwa dan Komponen Lain-lain di Pasty, Kota Yogyakarta Djaja Hendra
Jurnal Spatial Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 22 No 2 (2022): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan. Itulah ungkapan yang kira-kira sama artinya dengan faktor kesadaran dan lingkungan di tempat kerja para penjual tanaman hias, satwa dan komponen lain-lain di ‘Pasty’ kota Yogyakarta. Penelitian ini adalah, untuk mengetahui sejauh mana faktor kesadaran dan lingkungan di tempat kerja dipahami dan dimengerti sepenuhnya oleh para penjual. Penelitian ini menggunakan teknik Stratified Random Sampling terhadap para penjual yang distratakan sesuai dengan jenis dagangan yang dimiliki. Dari berbagai jenis dagangan setelah dilakukan penghitungan, lebih 85% dari seluruh penjual di ‘Pasty’ yang terdata hadir berjualan, sementara sisanya menutup lapak dagangannya. Dari situ, kemudian para penjual dari beragam jenis dagangan tadi diambil datanya dengan menggunakan kuesioner secara random (acak) sambil melakukan pengamatan dan wawancara singkat apabila diperlukan. Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: pertama, jika hanya sekadar faktor kesadaran semata dari para penjual tanpa dihubungkan dengan faktor lain maka penjual komponen lain-lain merupakan pedagang yang paling ‘sadar’ mengenai pentingnya kebersihan di lingkungan kerja mereka dibandingkan dengan penjual jenis dagangan lain; Kedua, namun jika hanya faktor lingkungan semata dari para penjual tanpa dihubungkan dengan faktor lain maka penjual tanaman hias yang paling ‘sadar’ mengenai pentingnya kebersihan di lingkungan kerja mereka dibandingkan dengan penjual jenis dagangan lain; Ketiga, jika dihubungkan antara faktor kesadaran dan lingkungan para penjual tanaman hias, satwa dan komponen lain-lain maka penjual komponen lain-lain yang paling ‘sadar’ akan kebersihan di lingkungan kerjanya. Keempat, jika digabung untuk semua jenis dagangan maka sedikit lebih ‘sadar’ pada penjual komponen lain-lain daripada pedagang lain. Catatan tambahan: Diketahui bersama bahwa, untuk semua jenis dagangan berlangsung di bawah 50% tentang kesadaran dan ‘lingkungan’ di tempat kerja mereka. Itu artinya, semua jenis dagangan di ‘Pasty’ kota Yogyakarta perlu mendapatkan sosialisasi tentang perlunya kesadaran dan lingkungan agar konsumen tertarik untuk membeli dan berdatangan ke ‘Pasty’ kota Yogyakarta. Kata Kunci: kesadaran, lingkungan, tempat kerja, para penjual