Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI

Pendidikan perdamaian: sebuah urgensi di tengah maraknya konflik sosial berdimensi suku, agama, ras, dan antar-golongan di indonesia Ganes Harpendya; Siswo Hadi Sumantri; Bambang Wahyudi
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 21 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 21 No. 2 April 2022
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v21i2.26488

Abstract

Abstract: This article aims to outline the dynamics of social conflict in Indonesia and analyze the urgency of the implementation of peace education as one of the efforts to prevent conflict in the society. This article was compiled using library research methods, with a primary focus on ethnic, religious, racial, and interracial social conflicts (SARA). Researchers collect data from various sources, such as journal articles, books, and other related sources. The results of this study show that social conflicts in Indonesia are experiencing a high escalation, especially after the New Order government or during the transition period, which is characterized by many casualties and material losses. The escalation of the conflict decreased after 2003, after the agreement and resolution of conflicts in various regions. Social conflict has been a trend again since 2014-2019. This time, the main cause is the existence of political-religious issues that accelerated during political years. In addition, other results show that peace education has an important role in preventing potential social conflicts, which can be optimized on formal, nonformal, and informal pathways. Abstrak: Artikel ini bertujuan menguraikan dinamika konflik sosial di Indonesia dan menganalisis urgensi pelaksanaan pendidikan perdamaian sebagai salah satu upaya pencegahan konflik di masyarakat. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka (library research), dengan fokus utama pada konflik sosial berdimensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti artikel jurnal, buku, dan sumber lain yang terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konflik sosial di Indonesia mengalami eskalasi tinggi, terutama pasca pemerintahan Orde Baru atau pada masa transisi, yang ditandai dengan banyaknya korban jiwa dan kerugian materi. Eskalasi konflik menurun pasca tahun 2003, setelah adanya kesepakatan dan resolusi konflik di berbagai daerah. Konflik sosial kembali menjadi tren semenjak tahun 2014-2019. Kali ini penyebab utamanya adalah adanya isu politik-agama, kemudian terakselerasi pada tahun-tahun politik. Selain itu, hasil lain menunjukan bahwa pendidikan perdamaian memiliki peran penting dalam mencegah potensi konflik sosial, yang dapat dioptimalkan pada jalur formal, nonformal, dan informal.