Komaruddin Sassi
STIT al-Qur’an al-Ittifaqiah Indralaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TA'DIB AS A CONCEPT OF ISLAMIC EDUCATION PURIFICATION: STUDY ON THE THOUGHTS OF SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS Komaruddin Sassi
Journal of Malay Islamic Studies Vol 2 No 1 (2018): Journal of Malay Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/JMIS.v2i1.2541

Abstract

Various changes in the social, economic and political order that are developing today have an impact on the terminology and conception of the purpose of education. This article aims to describe the thoughts of Syed Muhammad Naquib al-Attas, the philosopher of Islamic education in the Malay world, about the concept of ta'dib as a clarification of Islamic education. According to al-Attas the concept of Islamic education must be returned to its essence, namely to prepare, direct, and restore the purpose of education to its essence. The essence of the purpose of education is to make students understand and realize their position in the order of existence and the creation of an orderly cosmos, and their relations as beings with Allah (khaliq). This has implications for students' conviction that whatever they do is in order to get closer to Him. From here, humans will naturally be born with good manners and noble characters. Education, thus, is a media of clarification to remind, acknowledge, and re-cognize each person's existence to his khaliq in accordance with the primordial agreement (pre-existence).
ARTIKULASI ISLAM MODERNIS-KONTEMPORER: ANALISIS PEMIKIRAN AMIN ABDULLAH Komaruddin Sassi
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/contemplate.v1i1.465

Abstract

Tulisan ini berupaya menganalisis artikulasi pemikiran Islam modernis-kontemporer Amin Abdullah dalam bidang rekonstruksi pendekatan kajian agama (Islam) dan rekonstruksi pola hubungan antaragama. Pokok masalah yang dianalisis diidentifikasi ke dalam beberapa pertanyaan berikut: Pertama, bagaimana artikulasi pemikiran Islam modernis-kontemporer Abdullah. Kedua, bagaimana tipologi pendekatan yang digunakan Abdullah dalam merekonstruksi pendekatan terhadap kajian agama dan pola hubungan antaragama pada masyarakat multikultural dan multiagama. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pendekatan deskriptif analisis bahwa pemikiran Abdullah dengan menggunakan acuan pendekatan berpikirnya Ian G. Barbour, Edward Scillebeeckx, Syed Muhammad Naquib Al-Attas dan Milton K. Munitz, dapat dikatakan dalam pendekatan kajian agama Abdullah bercorak dialog-integratif, dan dalam rekonstruksi pola hubungan antaragama bercorak pluralisme de jure. Sedangkan kategorisasi tipologi pemikiran Abdullah dalam kajian agama dan pola hubungan antaragama tersebu tergolong modernis-kontemporer.
PERADABAN ISLAM DAN RENAISSANCE BARAT: AL-QUR’AN DAN BAHASA KUNCI TERDEPAN ILMU PENGETAHUAN Komaruddin Sassi
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 02 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v1i02.432

Abstract

Renaissance Barat dapat terjadi tidak terlepas dari mengadopsi peradaban Islam. Meski demikian, harus diakui justru seiring dengan kemajuan peradaban Islam itu pula, menunjukkan kegelisahan Barat menuju kebangkitan dengan semangat menggali semua peradaban Islam melalui al-Qur’an dan Bahasa Arab sebagai bahasa terdepan (kunci) ilmu pengetahuan kala itu. Sejumlah kitab-kitab para ilmuwan Muslim yang berbahasa Arab diterjemahkan ke bahasa Latin. Hasil terjemahannya diajarkan pada perguruan tinggi Barat. Eropa bangkit dengan pesat hingga zaman milenial ini, sementara dunia Islam justru mengalami kemunduran dan keterbelakangan dalam berbagai bidang kehidupan. Sibuk dilanda persengitan antar mazhab, eksistensi al-Qur’an dan Bahasa Arab dieliminasikan, bahkan kurang dianggap kunci terdepan ilmu pengetahuan.