Barmawi Hisyam
Departemen Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2011-OKTOBER 2012 Nila Sari; Barmawi Hisyam
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 1, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss1.Art3

Abstract

Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang berkaitan dengan meningkatnya glukosa darah dan diperkirakan akan meningkat secara drastis dan terjadi ledakan yang luar biasa dalam 1 atau 2 dekade mendatang. Diabetes melitus yang paling sering terjadi saat ini adalah diabetes melitus tipe II. Hiperglikemik kronis pada diabetes melitus berkontribusi terhadap munculnya berbagai komplikasi berupa kerusakan, disfungsi dan kegagalan berbagai organ seperti mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Penderita DM cenderung berisiko 17 kali lipat terjadi gagal ginjal kronik. Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus tipe II dengan kejadian gagal ginjal kronik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Periode 1 Januari 2011 – Oktober 2012. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Data diambil dengan metode consecutive sampling dari data sekunder berupa catatan rekam medis pasien dengan diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari 2011 – Oktober 2012. Analisis data dilakukan dengan uji Chi- Square. Hasil Terdapat hubungan bermakna antara diabetes melitus tipe II dengan gagal ginjal kronik dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) dan Confidence interval (CI) 2,3-7,8. Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara diabetes melitus tipe II dengan kejadian gagal ginjal kronik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2011 – Oktober 2012. Kata Kunci : Diabetes Melitus tipe II, gagal ginjal kronik, cross sectional, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
HUBUNGAN TINGKAT KESEMBUHAN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DENGAN PENGOBATAN METODE DOTS DAN NON DOTS DI RUMAH SAKIT HAJI ABDOEL MADJID BATOE KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI TAHUN 2011 Galenisa Falinda Santika Putri; Barmawi Hisyam
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 6, No 2, (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol6.Iss2.Art5

Abstract

Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia termasuk di Indonesia. Untuk memberantas TB WHO mencanangkan strategi DOTS sebagai strategi komprehensif untuk mendeteksi dan menyembuhkan TB. Strategi DOTS diharapkan dapat meningkatkan angka kesembuhan TB. Tujuan Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat kesembuhan pada pasien tuberkulosis paru dewasa dengan pengobatan metode DOTS dan non-DOTS di RS Haji Abdoel Madjid Batoe tahun 2011. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan metode cross- sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru dewasa dengan hasil pemeriksaan BTA (+) yang telah menyelesaikan pengobatan dan dirawat di RS Haji Abdoel Madjid Batoe tahun 2011 dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil Dari 184 sampel penelitian, pengobatan dengan metode DOTS sudah dilaksanakan oleh 118 orang, dan 66 orang menggunakan metode non-DOTS. Didapatkan 121 orang sembuh dan 63 orang tidak sembuh. Kesembuhan dengan menggunakan metode DOTS sebesar 90,6% sedangkan non-DOTS sebesar 24,3%. Terdapat hubungan antara kesembuhan dan pengobatan metode DOTS (p=0,000; CI 95%: 13,105-68,830). Kesimpulan Terdapat hubungan antara tingkat kesembuhan dengan metode pengobatan yang digunakan. Pengobatan dengan metode DOTS menghasilkan kesembuhan lebih tinggi dibandingkan pengobatan metode non-DOTS. Kata Kunci: Tuberkulosis, Pengobatan TB, Metode DOTS, Kesembuhan