A. Syatori
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EKOLOGI POLITIK MASYARAKAT PESISIR CIREBON; Sketsa dari Desa Citemu Kecamatan Mundu A. Syatori
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.328 KB) | DOI: 10.24235/jy.v4i1.3190

Abstract

Abstrak: Cirebon merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir pantai utara jawa, dimana sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Profesi ini tentu saja bergantung pada sekali pada sumber daya alam, dalam hal ini adalah laut yang meruopakan open access. Karakteristik sumber daya seperti ini menyebabkan nelayan mesti berpindah-pindah untuk memperoleh hasil maksimal, yang dengan demikian elemen resiko menjadi sangat tinggi. Kondisi sumber daya yang beresiko tersebut menyebabkan nelayan memiliki karakter keras, tegas dan terbuka. Dan bagi nelayan, kondisi lingkungan wilayah pesisir dan laut sangat menentukan keberlanjutan kondisi sosial ekonomi dan kesejahteraan hidup mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan ekologi politik masyarakat Cirebon, dengan mengambil lokasi penelitian di desa Citemu kecamatan Mundu Cirebon. Kata Kunci: Ekologi Politik, Masyarakat Pesisir 
TAFSIR DAN IJTIHAD POLITIK PESANTREN: Suatu Perspektif dari Pondok Buntet Pesantren Cirebon A. Syatori
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.629 KB) | DOI: 10.24235/jy.v4i2.3552

Abstract

Keterlibatan pesantren dan kyai dalam hal politik selalu menarik untuk diperbincangkan dan menimbulkan pro dan kontra. Apalagi perbincangan itu muncul dari masyarakat sekitar pesantren sendiri, baik penduduk sekitar pesantren, alumni pesantren maupun walisantri. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tafsir dan ijtihad politik pesantren dengan mengambil lokasi di pesantren Buntet yang merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara pengambilan data wawancara terhadap sumber yang terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah yang berhubungan secara langsung dengan masyarakat sangat menarik perhatian para politisi sebagai bidikan untuk mengangkat suara partai politiknya. Atas dasar itu pula, maka kemudian muncul pandangan masyarakat yang pro dan kontra mengenai keterlibatan pesantren dan kyai dalam persoalan politik praktis. Kata Kunci: Ijtihad Politik, Pesantren Buntet, Kyai
JEJAK MARXISME DI INDONESIA A. Syatori
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.387 KB) | DOI: 10.24235/jy.v3i1.2129

Abstract

Abstrak: Pada akhir abad ke-19 paham liberalisme ekonomi ala Barat terdengar gaungnya oleh pemerinah Hindia-Belanda. Paham itu mengubah kebijakan ekonomi pemerintah dari yang semula kerja paksa menjadi industrialisasi. Masuknya investasi swasta telah mengubah tanah-tanah perkebunan menjadi pabrik-pabrik dan mengubah buruh-buruh tani bumi putra menjadi buruh-buruh pabrik. Kebijakan pemerintah itu mendapat kritik dari kaum kiri yang berpaham Marxisme di Belanda. Kritik itu berhasil mendesak pemerintah untuk memberlakukan kebijakan politik ‘balas-budi’ atau eticshe politic. Kebijakan ini lah yang kemudian menjadi awal masuknya paham Marxisme di Indonesia. Kebijakan politik etis telah membuka kran terbentuknya perkumpulan-perkumpulan di Hindia-Belanda. Sneevliet, seorang anggota kaum kiri Belanda masuk di Indonesia membawa paham Marxisme dengan mendirikan Indische Social Democratische Vereniging (ISDV). Pengaruh ISDV sampai pada Sarekat Islam (SI) yang saat itu memiliki basis massa yang banyak, yang kemudian membentuk SI-Merah. Oleh perkumpulan ini Marxisme menemukan kesamaan dengan ajaran Islam. Keduanya bertemu pada kesamaan pada perjuangan pembebasan kaum lemah. Analisis perjuangan kelas dalam Marxisme digunakan untuk menginterpretasi ayat-ayat al-Qur’an. Misalnya, Hadji Misbach menafsirkan surat al-Humazah menemukan dua kontradiksi kelas, antara kaum uang dan kaum mustadl’afin yang disebabkan oleh fitnah kapitalisme berupa kesengsaraan rakyat. Selain itu Marxisme juga memengaruhi pemikiran tradisi Jawa, yang memunculkan semboyan ‘Sama Rata-Sama Rasa’ dan ‘Bangkitnya Kaum Kromo’. Dua semboyan ini bertemu pada gagasan Marx tentang “masyarakat tanpa kelas” yang tertuang dalam Babad Tanah Jawa-nya Marco Kartodikromo. Paham ini melahirkan para pejuang revolusi di Hindia-Belanda. Mereka menyebarkan gagasan Marxisme dan melakukan aksi-aksi pengorganisasian rakyat, terutama pada kelompok buruh pabrik. Perjuangan itu telah sampai pada pembentukan organisasi revolusioner yang bernama Partai Komunis Indonesia (PKI). Kata kunci: marxisme, kapitalisme, imperialisme, ISDV, PKI.