Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSEP MAQAMAT DAN AHWAL DALAM PERSPEKTIF PARA SUFI IBNU FARHAN
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.872 KB) | DOI: 10.24235/jy.v2i2.1247

Abstract

Abstrak:  Tasawuf merupakan salah satu bidang kajian Islam yang menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji. Ia merupakan salah satu tema yang mendapatkan perhatian luas baik di kalangan peneliti muslim, maupun non-muslim. Namaun demikian, hal ini pada akhirnya mempunyai konsekuensi tersendiri terhadap pemahaman tasawuf, yang terkadang bertentangan dengan pemahaman para pengamal tasawuf, dalam hal ini adalah sufi. Sebagaimana pendapat Nicholson misalnya, yang menyatakan bahwa salah satu maqamat yang ada di dalam tasawuf, yaitu az-Zuhd, merupakan ajaran yang juga telah dipraktikan dan ditemukan dalam penganut agama yang lain, dalam hal ini adalah Kristen. Tulisan ini akan berupaya membahas konsep maqamat dan ahwal dalam perspektif para sufi, yang bertujuan untuk melihat apakah konsep maqamat dan ahwal ini mendapatkan pengaruh dari agama lain di luar Islam, atau justru sebaliknya bahwa ia muncul secara original dari ajaran Islam itu sendiri. Dari penelitian ini kemudian didapatkan kesimpulan bahwa konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf pada dasarnya telah ada dalam generasi Islam pertama yaitu pada masa sahabat, dan kemudian semakin populer ketika dikenalkan pertama kali secara sistematis oleh seorang sufi bernama Zunnun al-Mashri pada abad ke 9 M. Dengan demikian bahwa anggapan bahwa konsep maqamat dan ahwal berasal dari agama lain, tidak mempunyai bukti yang kuat dan relevan. Kata Kunci: Maqamat, Ahwal, Tasawuf, Sufi
HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM: STUDI PEMIKIRAN SEYYED HOSSEIN NASR Ibnu Farhan
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.599 KB) | DOI: 10.24235/jy.v2i1.955

Abstract

Aksi  terorisme yang bermula pada tanggal 11 Sepetember 2001, dan rangkaian peristiwa teror lainnya, yang  dilakukan umat Islam radikal hingga saat ini, pada gilirannya membuat masyarakat Barat beranggapan bahwa agama Islam seolah-olah membenci umat lain dan tidak menghargai Hak Asasi Manusia. Hal ini kemudian direspon oleh sebagain pemikir muslim, baik yang berada di Barat maupun Timur. Salah satu dari pemikir muslim tersebut adalah Seyyed Hossein Nasr, yang secara aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat Barat, baik secara lisan dan tulisan, berkenaan dengan inti ajaran Islam yang sesungguhnya yang jauh dari terorisme, dan justru bahwa Islam membawa rahmat bagi seluruh alam. Tulisan ini akan membahas tentang pemikiran Seyyed Hossein Nasr berkenaan dengan konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam dan karakteristik konsep tersebut yang membedakannya dengan konsep Hak Asasi Manusia secara umum. Kata Kunci: Terorisme, Hak Asasi Manusia, Islam Radikal
RESPON AGAMA TERHADAP PERSOALAN SOSIAL-EKONOMI: STUDI PEMIKIRAN TOKOH MUSLIM MUHAMMAD YUNUS DI BANGLADESH Ibnu Farhan
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.826 KB) | DOI: 10.24235/jy.v4i2.3549

Abstract

Kemiskinan merupakan satu persoalan yang sampai hari dapat dengan mudah di temukan di beberapa belahan dunia, khususnya pada negara berkembang. Agama sebagai suatu yang diyakini manusia mampu menjadi solusi untuk mencapai kebahagiaan di dunia tentu saja mempunyai pandangan dan solusi akan hal ini. Tulisan ini akan mengkaji salah satu tokoh muslim, yaitu Muhammad Yunus yang telah berhasil mengembangkan satu sistem keuangan dalam bentuk Bank dengan nama Grameen Bank. Penelitian ini adalah studi pustaka dengan mengambil data dari karya-karya Muhammad Yunus. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa Grameen Bank yang didirikan Yunus telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Bangladesh. Tidak seperti Bank pada umumnya bahwa Bank yang didirikan Muhammad Yunus adalah Bank yang mempunyai keberpihakan kepada masyarakat kecil yang lemah. Keberpihakan kepada yang lemah ini yang tentu saja merupakan salah satu nilai ajaran Islam yang diaplikasikan oleh Muhammad Yunus. Kata Kunci: Kemiskinan, Sosial-Ekonomi, Grameen Bank
GERAKAN AGAMA BARU DI INDONESIA: STUDI ALIRAN KEPERCAYAAN (AGAMA) SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU Ibnu Farhan
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.31 KB) | DOI: 10.24235/jy.v3i1.2124

Abstract

Abstrak: Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakatnya meliputi suku, budaya dan agama. Dalam kasus agama, Negara Indonesia hanya mengakui enam agama resmi, dan sisanya disebut dengan aliran kepercayaan. Kebijakan yang terkesan berpihak ini tentu saja membuat agama yang diakui oleh negara mendominasi kehidupan beragama masyarakat Indonesia. Namun menarik di tengah-tengah dominasi enam agama di atas justru bermunculan beberapa gerakan agama atau kepercayaan baru di masyarakat. Salah satu aliran kepercayaan tersebut bernama Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Tentu saja peristiwa ini adalah sesuatu yang menarik sehingga tulisan ini akan mengkaji tentang faktor-faktor yang menyebabkan kemunculan aliran kepercayaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Tulisan ini juga akan secara ringkas meneliti ajaran-ajaran dari aliran kepercayaan ini sehingga mampu membuat masyarakat tertarik untuk percaya dan mengikuti aliran kepercayaan tersebut.Kata kunci: Gerakan Agama Baru, Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu
Pemikiran Kalam Syekh Sulaiman Bin 'Abd Al-Wahhab: Sebuah Kritik terhadap Aliran Wahhabi Ibnu Farhan
Jurnal Hikmatuna Vol 1 No 2 (2015): HIKMATUNA: Journal for Integrative Islamic Studies, December 2015
Publisher : Postgraduate Program, Universitas Islam Negeri (UIN) K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.302 KB) | DOI: 10.28918/hikmatuna.v1i2.943

Abstract

Abad ke-18 M memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan Ilmu Kalam, dengan munculnya aliran wahhabi sebagai salah satu gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam. Asumsi dasar dari gerakan ini adalah bahwa umat Islam pada waktu itu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah, seperti meminta tolong kepada para nabi dan wali setelah meninggal, bernazar, bersumpah, dan berdoa kepada selain Allah SWT, serta mengambil barokah dari kuburan para nabi dan wali dengan cara menyentuh atau mengusapnya. Perbuatan-perbuatan tersebut dianggap sebagai bentuk kemusyrikan oleh aliran wahhabi, yang menyebabkan pelakunya dianggap keluar dari Islam. Aliran wahhabi menyatakan kafir terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut dan mengobarkan semangat jihad agar umat Islam kembali kepada Tauhid yang benar. Namun, paham takfiri dan jihad yang dianut oleh aliran wahhabi ini mendapatkan kritik yang keras dari Syekh Sulaiman bin 'Abd al-Wahhab, salah satu pendiri aliran wahhabi. Tulisan ini akan membahas pemikiran kalam Syekh Sulaiman bin 'Abd al-Wahhab sebagai kritik terhadap aliran wahhabi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syekh Sulaiman bin 'Abd al-Wahhab merupakan orang pertama yang secara tertulis dan sistematis melakukan kritik terhadap pemikiran kalam aliran wahhabi. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa menurut Syekh Sulaiman bin 'Abd al-Wahhab, paham takfiri yang dianut oleh aliran wahhabi merupakan paham baru (bid'ah) dalam tradisi mazhab Hambali pada masa itu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Syekh Sulaiman bin 'Abd al-Wahhab berperan sebagai tokoh yang pertama kali mengkritik pemikiran kalam aliran wahhabi secara tertulis dan sistematis. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa paham takfiri yang diadopsi oleh aliran wahhabi adalah paham baru dalam konteks umat Islam pada masa itu, terutama dalam tradisi mazhab Hambali. Kata Kunci: Pemikiran Kalam, Syekh Sulaiman bin 'Abd al-Wahhab, Aliran Wahhabi, Kritik.