Yati Suryati
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGUJIAN ISOLAT MIKORIZA ARBUSKULA (GLOMUS GEOSPORUM) PADA TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) Rita Tri Puspitasari; Elfarisna Elfarisna; Yati Suryati; Nosa Tirtajaya Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 17 No. 1 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of arbuscular mycorrhizal (MA) in various studies proves that it can save up to 50% fertilizer because the MA can help absorpt nutrients, especially P. In addition, the MA can help plant resistance, pest attacks and can help plants cope with extreme circumstances, such as drought, high salinity, toxic materials and heavy metals. The study aimed to test the potential of arbuscular Mycorrhizal isolates (Glomus geosporum) in cucumbers. The test of its potentials is still in the early stages of laboratory scales due to the limitation of producing the isolates. The test parameters were as follows: the number of leaves, the number of male and female flowers, fruit length, fruit diameters and fruit weights. The results showed that mycorrhizal (Glomus geosporum) being tested + 50% NPK, compared with mycorrhizae from a proven institution + 50% of the recommended NPK fertilizers (NPK 100%), have no significant differences in all parameters. As a result of this, Isolates Glomus geosporum can save less than 50% of the recommended NPK in cucumber crop (Cucumis sativus L.). This therefore has a potential to be field-tested involving other plants. Penggunaan mikoriza arbuskula (MA) dalam berbagai penelitian sudah terbukti dapat menghemat pupuk sampai 50%, karena MA dapat membantu penyerapan unsur hara terutama P. Selain itu, MA dapat membantu resistensi tanaman, serangan hama penyakit dan dapat membantu tanaman mengatasi keadaan ekstrim, seperti kekeringan, salinitas tinggi, bahan toksik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan menguji potensi isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) pada tanaman mentimun. Pengujian isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) masih dalam taraf skala laboratorium, karena keterbatasan isolat yang dihasilkan. Parameter yang diuji adalah jumlah daun, jumlah bunga jantan dan betina, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza (Glomusgeosporum) yang diuji + 50% NPK dibandingkan dengan mikoriza dari suatu institusi yang telah teruji + 50% NPK dan pupuk yang direkomendasikan (NPK 100%), terlihat tidak berbeda nyata pada semua parameter. Dengan demikian, Isolat Glomusgeosporum dapat menghemat pupuk NPK sampai 50% dari NPK yang dianjurkan pada tanaman Mentimun (Cucumissativus L.), sehingga cukup berpotensi untuk diuji pada skala lapangan bagi tanaman mentimun.
PEMANFAATAN INOKULAN AIR LIMBAH CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN SEDAP MALAM Elfarisna Elfarisna; Settings Rita Tri Puspitasari; Sofiyah AI Widad; Yati Suryati; Nosa T Pradana
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.766 KB)

Abstract

Tuberose flower has advantages in color, fragrance, and the flowers are unique pieces. Excessive use of chemical fertilizers and continuously cause an imbalance of nutrients and soil structure, effect on the agricultural land. The use of organic fertilizers can be the solution. This study aims to determine the effectiveness of inoculants are tested on waste water of rice as an organic fertilizer on tuberose flower. The experiment was conducted for September 2014 to January 2015. Theexperiment used randomized complete block design (RCBD) with five treatments, ie: inoculant I (3 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 %; inoculant I + inorganic fertilizers 25 % ; inoculant II (2 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 % , inoculant II + inorganic fertilizer 25 %, and inorganic fertilizer 100 %/control (5 g NPK + 5 g NPS). The parameters observed were flowering time, flower stem length, number of florets per panicle, the diameter of the flower stalk, harvest time, and the amount of harvest. The results showed that gave inoculants on waste water of rice are non significant for all treatments. From the result inoculant II + inorganic fertilizers 25 % tend to better and benefit than others. Bunga sedap malam memiliki kelebihan pada warna, keharumannya, dan utas bunganya yang unik. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan kesehatan tanah, yang nantinya akan berefek pada lahan dan tanaman. Penggunaan pupuk organik menjadi solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas inokulan yang teruji pada air limbah cucian beras sebagai pupuk organik pada tanaman sedap malam. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Januari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan, yaitu Inokulan I (3 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan I + pupuk anorganik 25%, Inokulan II (2 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan II + pupuk anorganik 25%, kontrol /pupuk anorganik 100%(5 g NPK dan 5 g Pupuk Majemuk NPS). Parameter yang diamati adalah waktu berbunga, panjang tangkai bunga, jumlah kuntum per malai, diameter tangkai bunga, waktu panen, dan jumlah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan pada air limbah cucian beras tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap semua perlakuan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Inokulan II + pupuk anorganik 25% cenderung lebih baik dan menguntungkan dari perlakuan lainnya.
EFFECTIVENESS WASTE WATER OF RICE INOCULANT ON JASMINE (Jasminum sambac) Elfarisna Elfarisna; Rita Tri Puspitasari; Yati Suryati; Nosa Tirtajaya Pradana
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.1.1-7

Abstract

Waste water of rice is one of the waste that can be used as a useful fertilizer for plant growth. It is potentially useful because much availability and easy in  processing. The study aims to know the effectiveness of waste water of rice  inoculant as organic fertilizer on jasmine. The study was conducted from February to August 2015 in the experimental field of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jakarta. Materials used are Jasminum sambac generative phase, polybag, cow manure, rice husk, waste water of  rice, brown sugar, isolates MOL, Hyponex (25-5-20), Gandasil B, and vitamin B6. Research using randomized complete block design with treatments: M1= inoculant I (three bacteria and two yeast), M2= inoculant II (two bacteria and two yeast), M3= 50% (inoculant I + inorganic fertilizer), M4= 50% (inoculant II + inorganic fertilizer), and M5= 100 % inorganic fertilizer, with five replication. Fertilization were done 2 times a week with a dose of 50 mL plant-1. Inorganic fertilizer (control) is givenbythe sequence is Hyponex - Gandasil - vitamin B6. The results showed not significantly different between the fertilizer  waste water of rice inoculant than inorganic fertilizers for all parameters. Inoculant tends to give better than others.
PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP KEBERHASILAN PENYAMBUNGAN TANAMAN ALPUKAT (Persea americana Mill.) Dirgahani Putri; Helfi Gustia; Yati Suryati
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.1.32-45

Abstract

Beragamnya hasil produksi dan kualitas buah alpukat dapat diperbaiki dengan metode penyambungan. Penyambungan merupakan kegiatan untuk mengga-bungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai panjang entres terhadap keberhasilan  penyam-bungan tanaman alpukat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan panjang entres, yaitu 3 cm, 6 cm,  9 cm, 12 cm, dan 15 cm.Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dan setiap perlakuan terdiri atas lima tanaman;sehingga jumlah totalnya sebanyak 125 tanaman. Pengamatan dilakukan pada peubah persentase sambung hidup, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, dan diameter batang atas. Berbagai panjang entres tidak memberikan pengaruh yang nyata pada peubah persentase sambung hidup, panjang tunas terpanjang, jumlah daun, dan diameter batang atas tetapi berpengaruh nyata pada peubah jumlah tunas. Perlakuan panjang entres 15 cm memberikan hasil tertinggi untuk jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan diameter batang atas, sedangkan untuk persentase hidup perlakuan 6 cm, 12 cm memberikan hasil tertinggi yaitu 100%. Perlakuan panjang entres 3 cm adalah perlakuan yang memberikan pengaruh yang rendah pada persentase sambung hidup (yaitu 92%), peubah jumlah tunas, panjang tunas, serta diameter batang atas pada berbagai umur tanaman alpukat.
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK OLEH PETANI DI KABUPATEN BOGOR Elfarisna Elfarisna; Yati Suryati; Erlina Rahmayuni
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.2.23-30

Abstract

Penggunaan pupuk organik untuk menyuburkan tanah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan.  Pengelolaan lingkungan hidup membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat termasuk petani untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.  Penelitian bertujuan mengetahui penggunaan pupuk organik  oleh petani di Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016 dengan menggunakan metode survei dan memberikan kuisioner kepada petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta melakukan diskusi dan observasi  ke lapangan.  Hasil penelitian yang didapat adalah petani sudah mengetahui tentang pupuk organik sejak tahun 1973 sebagai kearifan lokal dan informasi tentang pupuk organik sebagian besar didapat dari pelatihan yang diberikan oleh PPL dan perguruan tinggi Hambatan dalam penggunaan pupuk organik adalah tanggapan dari petani sebesar 58.15% terhadap penggunaan pupuk organik, karena menurut petani pupuk organik memerlukan biaya yang tinggi dan pengelolaan tanaman intensif diantaranya banyaknya gulma, serangan hama dan waktu yang lama untuk membuat pupuk organik.