Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelaksanaan Assertiveness Training Pada Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di LPKA Bandung Mutiara Ayu Lestari; Meilanny Budiarti Santoso
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2019): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v2i2.23655

Abstract

Jumlah Kasus Anak berhadapan dengan Hukum (ABH) setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2018, tercatat ada sebanyak 1434 kasus pengaduan Anak Berhadapan dengan Hukum yang diterima oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Terdapat berbagai faktor yang berkontribusi sebagai penyebab terjadinya kasus Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH). Faktor yang paling mendominasi peningkatan anak berhadapan dengan hukum adalah pengaruh dari teman dan pergaulan. Teknik Assertiveness Training diterapkan sebagai upaya pencegahan peningkatan kasus Anak Berhadapan dengan Hukum melalui pemberian pemahaman kepada para anak didik (ANDIK) di LPKA Bandung mengenai penerapan perilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para ANDIK dapat memahami dampak dari 3 sikap dalam assertiveness training yaitu aggressive, non assertive dan assertive. Hal ini dilakukan karena sangat penting bagi seorang individu untuk menerapkan perilaku asertif dalam aktivitas sehari-hari terutama ketika seorang individu berada di dalam lingkungan masyarakat. Assertiveness Training dilakukan sebagai salah satu rangkaian praktikum Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran dan juga bentuk pengabdian mahasiswa kepada para generasi penerus bangsa. Teknik Assertiveness Training dilakukan melalui metode Social Group Work bersama para ANDIK LPKA Bandung. The cases of children dealing with the law (ABH) continues to increase every year. In 2018, there were 1434 cases of Children dealing with the Law that were received by the Indonesian Child Protection Commission (KPAI). Various factors contributed as a cause of Children dealing with the Law (ABH), the most dominant factor that increased the case of children dealing with the law is the influence of friends and relationships. Assertiveness Training Technique is applied as an effort to prevent the increase of cases of Children dealing with the Law through providing understanding in LPKA Bandung regarding the application of assertive behavior in their daily lives. The purpose of this activity is that the Children can understand the impacts of 3 attitudes in assertiveness training, namely aggressive, non-assertive and assertive. This is done because an individual needs to implement assertive behavior in daily activities, especially when an individual is in a community. The Assertiveness Training is conducted as a series of social welfare programs by Padjadjaran University Social Welfare Students and also a form of devotion to the next generation of the nation. The Assertiveness Training technique is carried out through the Social Group Work method alongside the ANDIK LPKA Bandung.
PENGUATAN KARAKTER PADA REMAJA BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) Mutiara Ayu Lestari; Meilanny Budiarti Santoso
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.23026

Abstract

Setiap individu pasti melewati masa remaja sebagai salah satu periode perkembangan menuju masa dewasa. Masa remaja disebut sebagai masa usia bermasalah. Tidak jarang seorang remaja terjebak dalam permasalahan yang menyebabkan mereka melakukan tindak pidana sehingga harus menjalani proses pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) sebagai bentuk masa penahanan. Salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah tidak diberikannya pemahaman tentang perilaku asertif pada diri remaja. Asertif sendiri dapat diartikan sebagai ekspresi dari perasaan dan belajar untuk bertindak atas dasar perasaan, keinginan dan kebutuhan namun tetap menghormati hak-hak orang lain. Penguatan karakter dapat menjadi solusi untuk mengurangi tindak kenakalan pada diri remaja. Teknik Assertiveness Training menjadi metode intervensi yang dipilih sebagai upaya penguatan karakter dalam usaha pembinaan kepada anak didik LPKA yang sulit untuk mengekspresikan perasaannya seperti sulit mengatakan “tidak” kepada orang lain. Penggunaan model intervensi ini dirasa tepat dengan harapan ketika proses intervensi selesai maka para anak didik dapat menentukan tindakan yang tepat dan mampu mengekspresikan diri namun tetap menghargai perasaan dan hak orang lain.