Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

USLUB AL-INSYA DALAM QS. AL-MAIDAH (KAJIAN ANALISIS BALAGAH) Marhaban Marhaban; Rusydi Khalid; Amrah Kasim
Jurnal Diskursus Islam Vol 6 No 3 (2018): December
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v6i3.6557

Abstract

Artikel ini merupakan penilitian terhadap QS al-Maidah dengan memfokuskan kepada bentuk-bentuk analisis uslub insya dengan menjadikan disiplin ilmu balagah sebagai tolak ukur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode kualitatif melalui pendekatan bahasa yaitu kaidah bahasa Arab ilmu balagah untuk dianalisa dalam QS. al-Maidah. Pemilihan apsek ini menjadi fokus penelitian berangkat dari adanya fenomena pemisah kajian nahwu, sharaf dan balagah yang memiliki kemiripan pembahasan pada objek kajian uslub insya. Analisis terhadap qur’an surah al-Maidah tampak sangat memperhatikan makna yang terkandung dibalik uslub insya. Oleh sebab itu, penulis dalam mengkaji uslub tersebut tidak hanya melihat dari aspek struktur dan pola pembentukannya semata, akan tetapi lebih jauh mempertimbangkan aspek makna. Hasil penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa uslub insya’  dalam Surat al-Maidah 68 ayat  yaitu  amar (perintah) 27, nahi (larangan) 14 ayat,  istifham (pertanyaan) 9, nida’ (panggilan) 16, dan tamanni (harapan) 2 ayat. Adapun  dilihat dari segi bentuknya,  ayat-ayat Surat al-Maidah terdapat berbagai bentuk uslub insya’ yang meliputi amar (perintah), nahi (larangan), istifham (pertanyaan), nida’ (panggilan), dan tamanni (harapan). Adapun dari segi makna uslub insya’ mempunyai makna haqiqi yaitu makna asli dan makna idhafi di antaranya adalah ta’jiz (melemahkan), iltimas (ungkapan kepada yang sebaya), tahdid (ancaman), irsyad (petunjuk), dan doa (permohonan), taubikh (menghina) dan taqrir (penegasan).ABSTRACTThe purpose of this reseach is to analyse form and meaning of uslub insya’ in surah al-maidah. This reseach is using the descriptive method of content analysis. The procedur of data analysis includes tables and classification of uslub insya’. The result of this reseach reveals that there are 68 verses of uslub insya’  in surah al-Maidah. Those are amar (command) 27 verses, nahi (prohibition) 14 verses, istifham (question) 9 verses, nida’ (call) 16 verses, and tamanni (hope) 2 verses. According to its form, uslub insya’ in surah al-Maidah has several forms including amar (command), nahi (prohibition), istifham (question), nida’ (call), and tamanni (hope). Based on the meaning, uslub insya’ has two meanings. The first is denotative (haqiqi) and the second is connotative (idhafi). Denotative means the sentence expression does not have a certain purpose, while connotative means the sentence has a certain purpose depends on the context and the situation expressed by the sentence. The other meanings of uslub insya’  that can be found in the verses of surah al-maidah are ta’jiz (weaken), iltimas (expression to the same age), tahdid (threat), irsyad (guidance), doa (prayer), taubikh (insult), and taqrir (confirmation).
Analisis Penerapan Prinsip Akuntansi Berdasarkan Surah Al-Baqarah Ayat 282 Sahrullah Sahrullah; Achmad Abubakar; Rusydi Khalid
SEIKO : Journal of Management & Business Vol 5, No 1 (2022): January - Juny
Publisher : Program Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/sejaman.v5i1.2024

Abstract

Abstrak Penelitian ini berjudul Analisis Penerapan Prinsip Akuntansi Berdasarkan Surah Al-baqarah Ayat 282. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Prinsip akuntansi berdasarkan Surah Al-Baqarah Ayat 282?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Prinsip akuntansi berdasarkan Surah Al-Baqarah Ayat 282. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis literatur review. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa, secara umum, definisi akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak, dan pengambil keputusan lainnya dalam membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya dalam bisnis, organisasi, dan entitas pemerintah. Jika dilihat dari perspektif Islam, akuntansi dapat digambarkan sebagai kumpulan aturan hukum yang konstan dan standar yang diterapkan oleh akuntan dalam pekerjaannya, termasuk pembukuan, analisis, pengukuran, dan paparan publik dari suatu peristiwa atau peristiwa. Aturan-aturan ini berasal dari sumber-sumber syariah Islam. Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 282, yang membahas topik muamalah, memberikan bukti akuntansi dalam Islam. Ayat ini menjelaskan bahwa ada perintah dalam Islam untuk menerapkan sistem pencatatan yang sangat menekankan pada akurasi, kejelasan, transparansi, dan keadilan antara dua pihak yang memiliki hubungan muamalah. Hal ini lebih sering dikenal dengan istilah akuntabilitas dalam dunia akuntansi. Argumentasi ini mengarah pada kesimpulan bahwa surat Al-Baqarah ayat 282 mengandung tiga prinsip yang terkait dengan akuntansi syariah; prinsip akuntabilitas, kewajaran, dan kebenaran Kata Kunci: Persepsi Terhadap Al-Baqarah Ayat 282, Prinsip Pertanggungjawaban, Prinsip Keadilan Dan Prinsip Kebenaran Abstract This study is entitled Analysis of the Application of Accounting Principles Based on Surah Al-Baqarah Verse 282. The formulation of the problem in this study is how the accounting principles are based on Surah Al-Baqarah Verse 282?. The purpose of this study was to determine the accounting principles based on Surah Al-Baqarah verse 282. This research is a type of qualitative research using literature review analysis method. The findings of this study indicate that, in general, the definition of accounting is the measurement, elaboration, or provision of assurance regarding information that will assist managers, investors, tax authorities, and other decision makers in making decisions regarding the allocation of resources in businesses, organizations, and government entities. . When viewed from an Islamic perspective, accounting can be described as a constant collection of legal rules and standards applied by accountants in their work, including bookkeeping, analysis, measurement, and public exposure of an event or events. These rules are derived from Islamic sharia sources. The Qur'an sura Al-Baqarah verse 282, which deals with the topic of muamalah, provides evidence of accounting in Islam. This verse explains that there is an order in Islam to implement a recording system that places great emphasis on accuracy, clarity, transparency, and justice between two parties who have a muamalah relationship. This is more often known as accountability in the world of accounting. This argument leads to the conclusion that Surah Al-Baqarah verse 282 contains three principles related to sharia accounting: the principles of accountability, fairness, and truth. Keywords: Perception Of Al-Baqarah Verse 282, The Principle Of Accountability, The Principle Of Justice And The Principle Of Truth.
Manajemen Sabar Menghadapi Musibah dalam Perspektif Al Qur’an Asri Jaya; Achmad Abubakar; Rusydi Khalid
Jurnal Mirai Management Vol 6, No 3 (2021)
Publisher : STIE AMKOP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/mirai.v6i3.2095

Abstract

Manajemen sabar secara bathiniah tercermin dalam sikap penahanan emosi dan pengendalian keinginan dari suatu kebutuhan, karena itu dalam Islam kekuatan aqidah dan iman berpengaruh dalam implementasi kesabaran seseorang. Dan Islam memuliakan seseorang yang mampu bersikap sabar dalam pengendalian hawa nafsunya dan berserah diri kepada Allah SWT, yang akan memberikan impact meningkatnya harkat dan martabat seseorang. Sebagai ummat Islam, dianjurkan untuk selalu tunduk pada ajaran Al-Qur’an, karena konsep sabar tersirat didalam Al Qur’an surah Al-Baqarah ayat 153 yang memaknai bahwa Allah menyerukan kepada hambanya untuk sholat dan sabar karena hal tersebut dapat menolongnya, juga Allah SWT senantiasa bersama orang yang sabar. Pendekatan penelitian dalam kajian ini menggunakan metode deskriptif dan studi Pustaka. Hasil kajian ini menyimpulkan, bahwa sifat sabar wajib dimiliki sebagai umat Islam, termasuk dalam menghadapi penyakit dengan upaya seperti meningkatkan penggerak agama, dan memperlemah atau menurunkan tingkat pergerakan hawa nafsu. Karena implikasi sabar bagi keberadaan dan hidup manusia tersirat pada aktivitas keberagamaannya dan aktivitas sosialnya. Ini menunjukkan bahwa tingkat kesabaran mempunyai potensi menjadikan aktivitas beragama dan kehidupan sosial memberikan efek lebih baik. Jadi, terimplementasinya dengan baik manajemen sabar akan memberikan manfaat yang lebih besar karena dapat memberikan ketenangan baik jasmani maupun rohani, sehingga semua bentuk permasalahan dapat tertangani dengan baik. Keywords: Pemanfaatan, Manajemen Sabar, QS. Al-Baqarah ayat 53
INVESTASI PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI MENGGUNAKAN METODE MAUDHU’I) Nurlina Nurlina; Achmad Abubakar; Rusydi Khalid
Eqien - Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 11 No 1 (2022): EQIEN- JURNAL EKONOMI DAN BISNIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dr Kh Ez Mutaqien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.588 KB) | DOI: 10.34308/eqien.v11i1.832

Abstract

No one can know what will happen in the future, so we must make preparations to meet the needs of life in the future. Efforts that can be made to meet the needs of life for sustainability and to maintain life is to invest. Investment is an effort to develop assets owned as allowed in Islamic teachings. The purpose of this study is to determine the perception of investment in the perspective of the Qur'an. In this study using qualitative methods through library research. The study of interpretation uses the maudhu'i approach. According to the research that has been done, it can be stated that the investment listed in the Qur'an and Hadith is a muamalah activity that is allowed as long as there is no violation in accordance with the rules of Islamic law. The findings show that there are several verses of the Qur'an relating to investment. The existence of investment activity means delaying consuming or using assets that are currently owned by developing and managing these assets in preparation for meeting future needs. As stated in the holy verse of the Qur'an Surah Yusuf/12:47-49, that the wealth we have should not be spent but the wealth must be managed again in order to prepare for life in the future. The existence of investment activity means delaying consuming or using assets that are currently owned by developing and managing these assets in preparation for meeting future needs. As stated in the holy verse of the Qur'an Surah Yusuf/12:47-49, that the wealth we have should not be spent but the wealth must be managed again in order to prepare for life in the future. The existence of investment activity means delaying consuming or using assets that are currently owned by developing and managing these assets in preparation for meeting future needs. As stated in the holy verse of the Qur'an Surah Yusuf/12:47-49, that the wealth we have should not be spent, but the wealth must be managed again in order to prepare for life in the future.
AL-QARDH (PINJAM-MEMINJAM) DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Kahar Kahar; Achmad Abubakar; Rusydi Khalid
Jurnal Adz-Dzahab: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol 7 No 2 (2022): Adz-Dzahab Volume 7 Nomor 2 Oktober 2022
Publisher : IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/adz-dzahab.v7i2.1075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hakikat Al-Qardh secara etimologi, terminology dan penggunaan kata Al-Qardh di dalam Al-Qur’an dan kajian tafsir, penggunaan kata Al-Qardh dalam Hadits, serta Ijma’ para ulama terkait dengan Al-Qardh. Penelitian tentang Al-Qardh dalam Alqur’an sudah banyak dilakukan oleh para pengkaji Al-Qur’an baik dari segi maknanya secara bahasa atau istilah maupun dari segi pengaplikasiannya atas satu tema tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dan book research. Hasil penelitian ini adalah bahwa kata Al-Qardh terdapat di dalam Al-Qur’an sebanyak 4 kali yakni dalam Surah Surah Al-Baqarah ayat 245, Surah Al Hadiid ayat 11, surah At-Taghabun ayat 17, dan surah Al-Muzzammil ayat 20, semua kata dalam ayat tersebut bermakna pinjaman yang baik.