This Author published in this journals
All Journal Agrikultura
Nenet Susniahti
Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ketahanan Padi Transgenik DB1 terhadap Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas Walker (Lepidoptera: Pyralidae) Nono Carsono; Irma Mangatur; Fitri Utami Hasan; Santika Sari; Nenet Susniahti; Hersanti Hersanti; Baehaki S.E. Baehaki S.E.
Agrikultura Vol 28, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.053 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i2.14954

Abstract

ABSTRACTResistance of DB1 transgenic rice to the yellow rice stem borer (Scirpophaga incertulas Walker) (Lepidoptera: Pyralidae)Decrease in rice production in Indonesia can be fulfilled by improving quality and quantity of rice. Rice stem borer (Scirpophaga incertulas) is an important pest that considered being detrimental to rice. The aim of this study was to determine resistance level of DB1 transgenic rice which compared to cv. Taichung-65 (wild-type), Ciherang and IR64 to the pest. Experiments were arranged in Completely Randomized Design and Randomized Block Design. The result showed that DB1 transgenic rice, Taichung-65, IR64 and Ciherang were susceptible with scale 9. The mortality of DB1 transgenic rice was not significantly different with Taichung-65, IR64 and Ciherang. The low levels of resistance in DB1 transgenic rice, Taichung-65, IR64 and Ciherang were also seen in development and growth time of S. incertulas. There was no disruption on development and growth of S. incertulas. DB1 genes were still not enough to provide maximum resistance to S. incertulas and still need to discover information of other genes that can be inserted and increase the resistance of rice to S. incertulas.Keywords: Transgenic rice, DB1 transgene, Yellow rice stem borerABSTRAKSerangan hama telah menurunkan produksi beras, salah satu hama utama di Indonesia adalah penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan padi transgenik DB1 dibanding dengan padi Taichung-65 (padi originnya), Ciherang dan IR64 terhadap penggerek ini. Pada penelitian ini dilakukan pengujian tingkat ketahanan terhadap S. incertulas pada padi yang diuji. Percobaan ditata dengan Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi transgenik DB1, Taichung-65, IR64 dan Ciherang tergolong padi berketahanan rentan dengan skala 9. Mortalitas padi transgenik DB1 tidak berbeda nyata dengan padi Taichung-65, IR64 dan Ciherang. Rendahnya tingkat ketahanan pada padi transgenik DB1, Taichung-65, IR64 dan Ciherang juga terlihat pada lama perkembangan dan pertumbuhan S. incertulas yang relatif sama, tidak tampak gangguan perkembangan dan pertumbuhan S. incertulas. Gen DB1 masih belum cukup untuk memberikan ketahanan maksimal terhadap S. incertulas. Perlu dicari sumber gen lain guna meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap S. incertulas.Kata Kunci: Padi transgenik, Gen DB1, Penggerek batang padi kuning
Reproduksi, Fekunditas dan Lama Hidup Tiap Fase Perkembangan Plutella xylostella (Lepidoptera : Ypnomeutidae) pada Beberapa Jenis Tumbuhan Cruciferae Nenet Susniahti; Tarkus Suganda; Sudarjat Sudarjat; Danar Dono; Andhita Nadhirah
Agrikultura Vol 28, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.102 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i1.12296

Abstract

ABSTRACTReproduction, fecundity and period of each growth phase of Plutella xylostella on some species of crucifersPlutella xylostella L. is one of major pests of cabbage (Brassica oleracea). P. xylostella, also known as diamondback moth, is an oligophagous with limited host only a crucifers. The pest often causes damage on the plant in the low to high altitude of the land. It is able to attack cabbage leaf from seedling to harvesting. An alternative controlling method that can be done is by using potential parasitoid, Diadegma semiclausum. Its application can be done using conservation technique through environment modification such as planting ornamental plants as parasitoid food source and alternative host for P. xylostella. The research aimed to find alternative host for P. xylostella. Experiment was conducted at greenhouse of Department Plant Pests and Disease, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. Experiment was carried out by observation method using Randomized Blocked Design consisted of five treatments and four replications. The result demonstrated that Rorippa indica and Cardamine hirsuta were alternative host for P. xylostella. The average number of eggs laid on R. indica and C. hirsuta were 226.75 and 216.25 eggs, respectively. Survival rate of P. xylostella infested on R. indica was 32.50% whereas the survival rate of P. xylostella infested on C. hirsute was 28.75%. It can be concluded that P. xylostella was able to spend its whole life cycle on both plants.Keywords: Crucifers, Fecundity, Growth phase, P. xylostella, ReproductionABSTRAKPlutella xylostella L. merupakan salah satu hama utama kubis (Brassica oleracea). P. xylostella, juga dikenal sebagai Diamondback moth, yang bersifat oligofag dengan inang terbatas hanya pada tanaman kubis-kubisan. Hama ini sering menyebabkan kerusakan tanaman pada dataran rendah dan tinggi. Hama ini dapat menyerang pertanaman kubis pada saat bibit sampai panen. Sebuah metode pengendalian alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan parasitoid, Diadegma semiclausum. Penerapannya dapat dilakukan dengan menggunakan teknik konservasi melalui modifikasi lingkungan seperti menanam tanaman hias sebagai sumber pakan untuk parasitoid dan inang alternatif untuk P. xylostella. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan inang alternative dari P. xylostella. Percobaan dilakukan di rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Percobaan ini dilakukan dengan metode observasi menggunakan RancanganAcak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rorippa indica dan Cardamine hirsuta merupakan inang alternatif bagi P. xylostella. Rata-rata jumlah telur yang diletakan pada R. indica dan C. hirsuta adalah 226, 75 dan 216,25 butir. Kelulusan hidup P.xylostella yang di-infestasikan pada R. indica adalah 32,50% dan pada C. hirsuta adalah 28,75%. serta pada kedua jenis tanaman tersebut, P.xylostella dapat menyelesaikan seluruh siklus hidupnya.Kata Kunci : Cruciferae, Fase perkembangan, Fekunditas, P. xylostella, Reproduksi