Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Toleransi Hidup Umat Beragama (Studi Interaksi Sosial Menuju Integrasi Keagamaan di Mandau) - Prayugo; Wira Sugiarto; Sahrul Sori Alom Harahap
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.194 KB)

Abstract

Social Interaction is a reality that exists in people’s lives; interaction also shows a dynamic change that causes an individual or group to experience change. In Mandau sub district exists several religions, namely Islam, Catholic, Protestant, Konghucu, Buddha, and others. The existence of those religions brings very high tolerance attitude among the societies. Forms of social interaction towards social integration are the main needs in living a peaceful life in a society such as cooperation and accommodation in various fields. The research finding indicates that the social society interaction occurs in Mandau such as in National Holidays and Religious Holidays. Whereas in the field of education shows the integration among the students with different religions in the schools of Mandau sub district.___________________Keywords: Social Interaction, Religious, Integration.
Sakral dan Profan (Sistem Kepercayaan Suku Akit di Bantan Tengah) Sahrul Sori Alom Harahap
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 17, No 1 (2021): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Juni 2021
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akit with a belief system that is unique enough to become an interesting discourse, the belief system is "wrapped up" like the belief in general, where Akit tribal leaders are customarily ordained and chosen by ancestors intended as intermediaries to bridge the ancestral spirits with their descendants to get the blessing of a good life sustainable, then the realm that is considered sacred must be offered with various offerings. The offering itself has a certain time and certain components to be offered to the ancestors and only the chosen ones can offer it directly. The profane realm is considered a supporting medium that does not have to be held and is considered not to violate sacred offerings.
Toleransi Hidup Umat Beragama (Studi Interaksi Sosial Menuju Integrasi Keagamaan di Mandau) - Prayugo; Wira Sugiarto; Sahrul Sori Alom Harahap
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol. 14 No. 2 (2018): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Desember 2018
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/jkp.v14i2.55

Abstract

Social Interaction is a reality that exists in people’s lives; interaction also shows a dynamic change that causes an individual or group to experience change. In Mandau sub district exists several religions, namely Islam, Catholic, Protestant, Konghucu, Buddha, and others. The existence of those religions brings very high tolerance attitude among the societies. Forms of social interaction towards social integration are the main needs in living a peaceful life in a society such as cooperation and accommodation in various fields. The research finding indicates that the social society interaction occurs in Mandau such as in National Holidays and Religious Holidays. Whereas in the field of education shows the integration among the students with different religions in the schools of Mandau sub district.___________________Keywords: Social Interaction, Religious, Integration.
Sakral dan Profan (Sistem Kepercayaan Suku Akit di Bantan Tengah) Sahrul Sori Alom Harahap
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol. 17 No. 1 (2021): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Juni 2021
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/jkp.v17i1.201

Abstract

Akit with a belief system that is unique enough to become an interesting discourse, the belief system is "wrapped up" like the belief in general, where Akit tribal leaders are customarily ordained and chosen by ancestors intended as intermediaries to bridge the ancestral spirits with their descendants to get the blessing of a good life sustainable, then the realm that is considered sacred must be offered with various offerings. The offering itself has a certain time and certain components to be offered to the ancestors and only the chosen ones can offer it directly. The profane realm is considered a supporting medium that does not have to be held and is considered not to violate sacred offerings.
KAJIAN BIDANG ILMU FILSAFAT TENTANG EPISTEMOLOGI STRUKTURALISME Mhd Ikhwanul Kamil; Nailil Ulya; Rosa Dina; Siswanda Siswanda; Suci Ramadhani; Suriana Agustina Putri; Sahrul Sori Alom Harahap
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/primer.v1i3.143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang epistemologi strukturalisme dalam kajian filsafat ilmu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan. Dibidang filsafat ilmu, epistemologi strukturalisme ajaran pokok dari strukturalisme adalah semua masyarakat dan kebudayaan memiliki sebuah struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme tidak terpaku pada sebab-akibat tapi perhatikan bagaimana saling keterkaitannya unsur-unsur yang ada dalam suatu fenomena. Tokoh yang mempelopori wacana ini adalah Ferdinand de Saussure. Menurutnya, bahasa adalah bagian terpenting dalam wacana ini. Adapun dalam pandangan  Saussure dalam strukturalisme yakni studi yang berkaitan tentang bahasa yang hanya berfokus pada struktur bahasa. Ada pemikiran penting atau lima distingsi Saussure yakni diantaranya tentang penanda dan tinanda, Wadah dan isi, langue dan parole, sinkronik dan diakronik, sintagmatik dan paradigmatik. Akan tetapi dari teori-teori Saussure juga turut dikritiki oleh post-strukturalisme. Walaupun ada kekurangan yang dikemukakan dalam pemikiran strukturalisme Saussure akan tetapi hampir sebagian besar tokoh-tokoh post-strukturalisme menjadikan prinsip-prinsip filsafat bahasa Saussure akan tetapi hampir sebagian besar tokoh-tokoh post-strukturalisme menjadikan prinsip-prinsip filsafat bahasa Saussure sebagai sebuah titik tolak mereka dalam membangun konstruksi-konstruksi filosofinya. Dari hal inilah penulis hendak memaparkan terkait dengan perkembangan strukturalisme dari perspektif yang berbeda-beda dari para ahli.
EPISTEMOLOGI FILSAFAT Tira Reseki Pajriani; Suci Nirwani; Muhammad Rizki; Nadia Mulyani; Tri Oca Ariska; Sahrul Sori Alom Harahap
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/primer.v1i3.144

Abstract

Analisis pada epistemologi filsafat yang membahas tentang proses bagaimana memperoleh pengetahuan, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk memperoleh pengetahuan yang benar, apa yang benar, dan apa yang menjadi standar. Analisis ini bertujuan untuk mempertanyakan bagaimana sesuatu itu terjadi, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakannya dengan yang lain, dan sebagainya tentang keadaan dan kondisi sesuatu dalam ruang dan waktu. Lantas apa dasar tataran epistemologis yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan tentang logika, etika, dan estetika, serta metode dan prosedur untuk memperoleh kebenaran ilmiah, keindahan moral, dan keindahan artistik, dan kebaikan moral. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodeanalisis deskriptif kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa epistomologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji dan mengenai cara manusia berfikir. Epistomologi juga bermakna ilmu sehingga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu yang merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Namun dalam pemahaman mengenai objek, cara memperoleh ilmu dan ukuran kebenaran dala epistomologi filsafat terdapat perbedaan pendapat.
EPISTEMOLOGI REVOLUSI SAINSTIFIK THOMAS S. KHUN Andika M Iqbal; Sri Wahyu Husna; Nindira Putri Liandri; Tri Wulandari; Rini Erlina; Sahrul Sori Alom Harahap
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/primer.v1i3.155

Abstract

Di mulai perkembangan pada abad 17 perkembangan sains dari masa ke masa terus mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan perkembangan yang terjadi merubah paradigma berfikir para filsuf secara fundamental sehingga terjadi revolusi saintifik. Revolusi sains yang digagas Thomas Kuhn dalam magnum opus-nya The Structure of Scientific Revolustions berbicara lebih dari sekedar evolusi sains. Dia menggagas bagaimana sains dengan semangat revolusinya dari segi epistemologis. Kuhn membedakan antara evolusi sains dan revolusi sains. Evolusi sains menunjukkan adanya perubahan atas sebuah teori yang berasal dari dalam dirinya. Perkembangan secara evolusi bersifat kumulatif. Revolusi sains adalah mengupayakan adanya cara berpikir berbeda dalam membangun sains dengan kebenarannya yang telah teruji. Teori yang diyakini harus dikembangkan demi kemajuan sains itu sendiri. Dari pendekatan yang telah di jelaskan, jurnal ini membahas tentang pandangan Thomas S. Khun terhadap epistimologi Revolusi Saintifik.