Rinda Kirana
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Heterosis dan Heterobeltiosis pada Persilangan 5 Genotip Cabai dengan Metode Dialil Rinda Kirana; Eri Sofiari
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n2.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Lima genotip cabai merah yang dipilih secara acak disilangkan satu sama lain menurut disain persilangan dialil di Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang pada September 2004. Evaluasi heterosis dan heterobeltiosis dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai Oktober 2005 menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa heterosis dan heterobeltiosis terjadi untuk karakter tinggi tanaman, umur berbunga, umur berbuah, panjang buah, dan jumlah buah per tanaman pada populasi F1 hasil persilangan 2 x 14, 14 x 30, 17 x 14, dan 30 x 14. Oleh karena itu peluang pembentukan hibrida dapat diharapkan pada keempat genotip F1 tersebut. Heterosis positif untuk tinggi tanaman berkisar antara 1,84-25,41% dan heterobeltiosis antara 1,63-20,78%. Untuk umur berbunga terjadi heterobeltiosis negatif, berbunga lebih cepat berkisar antara -9,18 sampai dengan -0,19%. Untuk jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman, heterosis terjadi berturut-turut 2,27-93,40% dan 6,32-22,84%.ABSTRACT. Kirana, R and E. Sofiari. 2007. Heterosis and Heterobeltiosis in 5 Genotypes of Peppers Using Diallel Crosses. Five genotypes of randomly selected peppers were intercrossed in diallel mating design in the Screen House of Indonesian Vegetable Research Institute on September 2004. Heterosis and heterobeltiosis evaluation were conducted in a field experiment at Indonesian Vegetable Research Institute from March until October 2005 using a randomized block design, replicated 3 times. The results indicated that in general heterosis and heterobeltiosis occurred on plant height, date of flowering, date of fruit set, fruit length, and number of fruits per plant on 4 population of F1 resulted from crossing of 2 x 14, 14 x 30, 17 x 14, and 30 x 14. Therefore the heterosis effect to create F1 hybrid could be expected on the 4 genotypes of F1. Positive heterosis for plant height range from 1.84 to 25.41% with heterobeltiosis range from 1.63 to 20.78%. For flowering date, negative heterobeltiosis occurred with value ranging from -9.18 to -0.19%. Fruit weight and fruit number per plant heterosis occurred successively 2.27 to 93.40 % and 6.32 to 22.84 %, respectively.
PEWARISAN KARAKTER JUMLAH BUNGA TIAP NODUS HASIL PERSILANGAN Capsicum annuum L. DENGAN Capsicum chinense Rinda Kirana; Ridwan Setiamihardja; Nani Hermiati; A. H. Permadi
Zuriat Vol 16, No 2 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i2.6768

Abstract

Persilangan antar spesies antara Capsicum annuum L. genotip LV-2323 dan RS-07 yang memiliki satu bunga tiap nodus dan Capsicum chinense yang memiliki beberapa bunga tiap nodus bertujuan untuk mempelajari pewarisan karakter jumlah bunga tiap nodus telah dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang dari Oktober 2001 sampai Juni 2003. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakter jumlah bunga tiap nodus diwariskan secara kualitatif, dikendalikan sedikitnya oleh dua gen yang bekerja secara epistasis dan resesif mengikuti pola 13 : 3 dengan terdapat pengaruh interaksi aditif × dominan dan dominan × dominan. Karakter ini juga dipengaruhi oleh aksi gen dominan tidak sempurna ke arah jumlah bunga tiap nodus yang lebih sedikit (Capsicum annuum). Nilai duga heritabilitas karakter jumlah bunga tiap nodus tergolong tinggi dan kemajuan genetik harapannya tergolong rendah.
Perbaikan Daya Hasil Varietas Lokal Cabai Melalui Persilangan Antar-Varietas Rinda Kirana
Zuriat Vol 17, No 2 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i2.6741

Abstract

Lima belas genotip hasil persilangan antar-varietas cabai telah dievaluasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang pada bulan Mei−Desember 2006 untuk melihat penampilan fenotipik karakter hasil dan beberapa karakter lainnya. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 22 perlakuan dan dua ulangan. Sebagai kontrol digunakan enam tetua dan Tanjung-2. Berdasarkan hasil uji LSI, beberapa genotip hasil persilangan memperlihatkan penampilan karakter melebihi salah satu dan atau kedua tetuanya. Terdapat empat genotip hasil persilangan yang memiliki daya hasil melebihi kedua tetuanya, bahkan satu diantaranya yaitu G5 memiliki karakter ideal/harapan seperti berumur genjah, tinggi tanaman sedang, tipe kompak, bobot buah per tanaman dan hasil per plot melebihi kontrol. Selanjutnya genotip ini dapat ditelaah lebih lanjut untuk dipertimbangkan menjadi genotip harapan.
Pengujian Daya Hasil Lanjutan Beberapa Calon Varietas Unggul Cabai Besar yang Memiliki Produktivitas Tinggi (> 10 ton/ha) Di Dataran Medium Subang pada Musim Hujan Rinda Kirana; Y. Kusandriani; S. T. Rahayu
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6847

Abstract

Pengujian beberapa calon varietas cabai besar yang memiliki produktivitas tinggi telah dilaksanakan di kebun milik petani di desa Cijambe kecamatan Cijambe Kab. Subang dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut pada musim hujan bulan Agustus 2009 – Februari 2010. Perlakuan berjumlah delapan nomor yang terdiri dari lima nomor calon varietas dan tiga pembanding (Tanjung-1, Tanjung-2 dan Hot Chilli). Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Hasil pengujian pada musim hujan di dataran medium Subang, seluruh calon varietas baik cabai besar dapat beradaptasi dengan baik dan menampilkan karakter buah sesuai dengan keinginan pengguna. Telah diperoleh satu calon varietas cabai besar (B2) yang memiliki produksi buah per hektar paling tinggi mencapai 25,1 ton/ha dan secara nyata lebih tinggi dari pembanding dan dapat direkomendasikan masuk pada kegiatan uji daya hasil lanjutan pada musim kemarau.