Denrison Purba
Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN BASIL TAHAN ASAM METODEDIRECT SMEAR DAN METODE IMUNOCHROMATOGRAPHI TEST PADA TERSANGKA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI UPT. KESEHATAN PARU MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Denrison Purba
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Analis Laboratorium Medik
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.161 KB)

Abstract

Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.Diagnosis yang tepat dan cepat untuk menemukan TB secara dini sangat diperlukan dalam memutus mata rantai penularan TB.Pemeriksaan BTA merupakan pemeriksaan awal yang dianjurkan oleh WHO dan Nasional sedangkan Pemeriksaan ICT TB merupakan pemeriksaan serologik untuk mendeteksi antibodi Mycobacterium tuberculosis dalam serum dan dapat dilakukan secara mudah dan cepat.Penelitian ini bertujuan untk mendeskripsikan hasil pemeriksaan BTA Metode Direct Smear dan Metode Imunochromatografi Test. Penelitian ini menggunakan Disain Deskriptif Cross Sectional.Penelitian dilakukan di Laboratorium UPT.Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan dilakukan terhadap 10 sampel pasien tersangka penderita TB Paru yang datang memeriksakan diri. Hasilyang didapatkan pada penelitian ini adalah sensitivitas uji ICT TB sebesar 33,33% dan spesifisitas uji ICT TB sebesar 100. Sensitivitas uji ICT TB adalah rendah (33,33%) dan spesifisitasnya cukup baik (100%) namun uji ICT TB ini masih kurang baik jika digunakan untuk screening awal dalam mendeteksi TB Paru.Kata Kunci : BTA Direct Smear, Imunochromatographi Test.
ANALISA KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA SERUM PENDERITA TUBERKULOSIS PARU SETELAH MENGGUNAKAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS SELAMA 4 BULAN DI UPT RUMAH SAKIT KHUSUS PARU (RSKP) MEDAN Denrison Purba; Erlan Aritonang
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 2 No 1 (2017): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.678 KB)

Abstract

Bilirubin dibentuk dari pemecahan hemoglobin oleh sistem retikuloendotel dibawa oleh plasma ke hepar tempat dimana bilirubin terkonjugasi dan diekskresikan dalam empedu. Pada pasien penderita tuberkulosis paru setelah mengkonsumsi obat anti tuberkulosis selama 4 bulan terjadi perubahan kadar bilirubin pada pasien. Hal ini terjadi akibat efek samping dari Obat Anti Tuberkulosis yang menyebabkan hepatoksisitas. Telah dilakukan Pemeriksaan sebanyak 20 sampel serum penderita Tuberkulosis paru setelah mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis selama 4 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif Crosscectional dengan tujuan untuk menganalisa kadar bilirubin total pada serum penderita tuberkulosis paru setelah menggunakan OAT selama 4 bulan di UPT. Rumah Sakit Khusus Paru (RSKP) Medan Tahun 2017. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 20 sampel yang diperiksa di dapatkan hasil kadar bilirubin yang normal 15 pasien dengan persentase (75%) dan bilirubin yang meningkat 5 pasien dengan persentase (25%). Peningkatan ini terjadi akibat efek samping mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis Isoniazid, rifampisin, parazinamid, etambutol dan streptomisin. Yang mana Isoniazid dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar bilirubin pada serum penderita tuberkulosis paru.
ANALISA KADAR SERUM GLUTAMAT PYRUVIC TRANSMINASE (SGPT) PADA PASIEN SCHIZOPHRENIA yang MENGKONSUMSI OBAT ANTIPSIKOSIS Denrison Purba
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 4 No 1 (2019): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.57 KB)

Abstract

Schizophrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Obat antispsikosis telah menjadi terapi farmakologi utama untuk Schizophrenia sejaka 1950-an. Untuk melihat kelainan pada jaringan sel hati ada aminotransferase yaitu serum glutamat pyruvic transaminase sebagai pemeriksaan untuk mengetahui adanya kerusakkan pada jaringan hati. Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muhammad Ildrem dengan jenis penelitian bersifat deskriptif. Populasi penelitian diambil dari seluruh pasien wanita. Schizophrenia dirawat inap di RSJ Prof.Dr.Muhammad Ildrem yang mengkonsumsi obat antipsikosis lebih dari satu tahun, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 sampel pada pasien wanita Schizophrenia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kinetic UV yang telah direkomendasikan oleh IFCC. Tujuan untuk mengetahui kada SGPT pasien Schizophrenia yang mengkonsumsi obat antipsikosis lebih dari satu tahun di RSJ Prof.Dr.Muhammad Ildrem dengan analisa data yang dilakukan secara deskriptif dan melihat presentase data kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif dalan presentase. Disimpulkan bahwa dari 20 sampel wanita Schizophrenia yang mengkonsusmsi obat antipsikosis lebih dari satu tahu ditemukan 8 sampel (40%) nilai SGPT meningkat dan 12 sampel 60% nilai SGPT normal. Kesimpulan bahwa pada penderita Schizophrenia didapatkan nilai aktivitas SGPT meningkat.