Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMBERIAN PEMAHAMAN MENGENAI PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK SECARA RASIONAL PADA MASYARAKAT DI ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Mita, Soraya Ratnawulan; Husni, Patihul
Dharmakarya Vol 6, No 3 (2017): September
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.769 KB)

Abstract

Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya pelayanan kesehatan yaitu Primary Health Care (PHC) sebagai suatu strategi untuk mencapai Indonesia sehat pada tahun 2020. Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan PHC adalah dengan menjaga kesehatan dan berpelilaku hidup sehat. Pemerintah Provinsi Jawa barat sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah mendukung dan menunjang program PHC ini dengan berusaha meningkatkan indeks pembangunan manusia Jawa barat. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari seluruh upaya kesehatan, yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku sehat dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam penanganan penyakit sederhana dengan memanfaatkan obat yang sederhana bahkan menggunakan bahan dari alam. Pengetahuan mengenai obat-obatan sangatlah bermanfaat besar, karena obat selain bisa sebagai penyembuh dari sakit juga bisa berpotensi untuk mendatangkan malapetaka. Banyak kasus penyalahgunaan obat analgetik yang terjadi di masyarakat, contohnya methadone yang termasuk dalam golongan obat analgetik. Selain itu, obat analgetik golongan narkotik seperti opium dan morfin juga sering digunakan bukan untuk tujuan pengobatan, padahal obat-obat tersebut dapat mengakibatkan ketergantungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan program untuk meningkatkan pemahaman dan  pengetahuan masyarakat akan penggunaan obat analgesik yang benar dan rasional.Kata kunci: analgesik, methadone, opium, morfin
Menghindari Kosmetika Palsu Secara Organoleptik Soraya Ratnawulan Mita; Patihul Husni; Insan Sunan Kurniawansyah
Majalah Farmasetika Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.81 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v2i1.12688

Abstract

Setiap hari manusia dipastikan menggunakan kosmetika, dimulai dari mandi pagi sampai saat akan tidur di malam hari. Macam kosmetika pun semakin beragam. Kosmetika selalu digunakan hampir setiap hari, sehingga perlu pemahaman mengenai bahaya dari penggunaan kosmetika yang tidak baik. Setiap kosmetika yang dibuat dan/atau diedarkan wajib memenuhi persyaratan keamanan, manfaat, mutu, penandaan, dan klaim; dan dinotifikasi kepada Kepala BPOM, dan wajib dilakukan penarikan dari peredaran bila tidak memenuhi persyaratan. Oleh karenanya, dalam mini review artikel ini akan dijelaskan bagaimana cara menghindari kosmetika palsu secara organoleptik. Kata kunci: kosmetika palsu, organoleptik 
Terpen sebagai Peningkat Penetrasi pada Sediaan Transdermal Elizabeth Rosalina Suwalie; Soraya Ratnawulan MIta
Farmaka Vol 15, No 3 (2017): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.925 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i3.13664

Abstract

Sediaan transdermal merupakan suatu sediaan yang memungkinkan obat masuk ke dalam kulit dan memiliki efek sistemik. Penetrasi zat aktif sediaan transdermal ke dalam kulit dapat ditingkan dengan menambahkan peningkat penetrasi. Terpen merupakan salah satu golongan zat berasal dari alam yang berpotensi tinggi sebagai peningkat penetrasi. Review ini memaparkan penggunaan terpen dan mekanisme terpen sebagai peningkat penetrasi, serta beberapa contoh zat golongan terpen yang berpotensi menjadi peningkat penetrasi.Kata Kunci : Peningkat Penetrasi, Transdermal, Terpene, Kulit
Proses Penyembuhan dan Perawatan Luka : Review Sistematik Handi Purnama; Sriwidodo Sriwidodo; Soraya Ratnawulan Mita
Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.859 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.13366

Abstract

Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan oleh kontak fisika (dengan sumber panas), hasil dari tindakan medis, maupun perubahan kondisi fisiologis. Ketika terjadi luka, tubuh secara alami melakukan proses penyembuhan luka melalui kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Proses penyembuhan luka dibagi ke dalam lima tahap, meliputi tahap homeostasis, inflamasi, migrasi, proliferasi, dan maturasi. Akhirnya, pada tahap proliferasi akan terjadi perbaikkan jaringan yang luka oleh kolagen, dan pada tahap maturasi akan terjadi pematangan dan penguatan jaringan. Penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di dalam tubuh, yaitu IL-6, FGF-1, FGF-2, kolagenase, H2O2, serta BM-MSCs. Perawatan luka dapat dilakukan dengan menggunakan selulosa mikrobial, balutan luka, maupun modifikasi sistem vakum. Terapi gen juga mulai dikembangkan untuk penyembuhan luka, diantaranya aFGF cDNA, KGF DNA, serta rekombinan eritropoietin manusia. Pengembangan formula dari sistem dan basis yang digunakan juga dilakukan untuk membantu proses penyembuhan luka. Zat aktif dari bahan alam pun akhir-akhir ini gencar dikembangkan sebagai alternatif pengobatan.Kata kunci : Luka, penyembuhan luka, perawatan luka. 
Microneedle Array As Transdermal Drug Delivery System HURIYATUS TSANIYAH Elfa Hendri; Soraya Ratnawulan Mita; Anis Yohana Chaerunisaa
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.642 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17477

Abstract

Microneedle adalah perangkat minimal invasif yang digunakan untuk menembus lapisan terluar kulit yaitu stratum corneum (SC) yang merupakan penghalang utama untuk obat yang diaplikasikan secara topikal. Untuk memungkinkan pengiriman obat yang dapat direproduksi, microneedle harus dimasukkan ke dalam kulit dengan cara yang terkontrol dan dapat direproduksi (Singh, 2010). Akhir akhir ini microneedles telah dibuat dengan mengadaptasi teknologi industri mikroelektronika untuk menghasilkan susunan silikon, logam dan jarum polimer (Henry, 1998)(McAllister, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk membuat innovasi microneedles dari polimer biodegradable dengan menggunakan metode fabrikasi berbasis cetakan yang murah dan kuat. Pokok bahasan yang diuraikan pada penelitian kali ini adalah pembuatan susunan microneedle, microneedle pembentuk hydrogel, karakterisasi microneedle dan pengujian secara in vivo. Hasil yang didapat microneedle polimer biodegradable yaitu teknik yang tepat dan memiliki kekuatan yang cukup untuk dimasukkan ke kulit dan dapat meningkatkan transport molekul secara transdermal.Kata kunci : Microneedle, Biodegradable microneedle, Stratum corneum.
LONG-CIRCULATING NANOPARTIKEL MENGGUNAKAN POLIMER PLGA (Poly-Lactic-co-Glicolyc Acid) DAN POLOXAMER Yuli Agung Prasetyo; PATIHUL HUSNI; Soraya Ratnawulan Mita
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.379 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i1.13322

Abstract

Nanopartikel yang memiliki kemampuan bersirkulasi lama dalam aliran darah merupakan hal yang penting untuk meningkatkan interaksi nanopartikel dengan sel yang terinfeksi. nanopartikel berbasis polimer PLGA sering digunakan sebagai karier yang efektif untuk penghantaran obat ke dalam sel.  Nanopartikel PLGA mudah dikenali oleh sistem imun tubuh dan kemudian dieliminasi dari sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh nanopartikel PLGA bersifat hidrofob sehingga dapat terjadi opsonisasi dan nanopartikel dieliminasi oleh makrofag (reticuloendothelial system/RES). Modifikasi permukaan nanopartikel PLGA dengan polimer hidrofilik seperti poloxamer dilakukan untuk mencegah opsonisasi sehingga nanopartikel dapat bersirkulasi lama.Kata kunci: Nanopartikel, PLGA, poloxamer
Studi In-Vitro Ketoprofen Melalui Rute Transdermal Handi Purnama; Soraya Ratnawulan Mita
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.853 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.8575

Abstract

Ketopropen merupakan analgesik perifer yang digunakan untuk rheumatoid arthritis, osteoarthritis, pirai, dismenore, dan keadaan nyeri lainnya. Ketoprofen memiliki beberapa kelemahan, yaitu praktis tidak larut dalam air, kecepatan disolusi dan bioavailabilitasnya rendah, serta waktu eliminasinya cepat. Rute transdermal merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki kekurangan ketoprofen dengan cara menghantarkan obat masuk secara terkendali ke dalam tubuh melalui kulit untuk mendapatkan efek sistemik. Rintangan utama pemberian obat secara transdermal adalah lapisan stratum korneum yang mempunyai struktur yang kompak dan sulit ditembus. Kemampuan pelepasan obat dari polimer merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan sediaan. Oleh karena itu, untuk melihat penetrasi obat secara transdermal, tahap awal yang perlu dilakukan adalah melalui studi in-vitro. Studi in-vitro untuk sediaan transdermal dapat dilakukan dengan mengamati profil pelepasan menggunakan alat disolusi, aparatus I (metode basket) maupun profil permeasi dengan aparatus I untuk disolusi menggunakan tube silinder yang dimodifikasi, atau menggunakan sel difusi Franz. Uji permeasi dilakukan menggunakan kulit bagian abdomen dari tikus, membran lepasan kulit ular, atau kulit mayat manusia sebagai membran. Penetrasi dari ketoprofen melalui membran dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ficks I. Kinetika pelepasan ketoprofen untuk sediaan trandermal dapat mengikuti kinetika pelepasan orde nol, orde satu, atau orde Higuchi. Pengembangan formula untuk sediaan ketoprofen secara transdermal sudah banyak dikembangkan, yaitu melalui berbagai penelitian menggunakan etanol, matriks polimer, gel pseudolateks, sistem vesikular, plasticizer, peningkat penetrasi, serta zat adhesif untuk meningkatkan profil in-vitro dari ketoprofen. Kata kunci: ketoprofen, transdermal, in-vitro.
REVIEW: Efek Samping Penggunaan Isotretinoin sebagai Obat Jerawat terhadap Kehamilan Nadhira Mahda Dinar Lubis; Soraya Ratnawulan Mita
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.573 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.10601

Abstract

Jerawat merupakan salah satu gangguan kulit yang mengganggu penampilan seseorang. Isotretinoin adalah salah satu obat anti jerawat oral yang paling sering digunakan karena obat ini bekerja dengan sangat baik. Sayangnya, isotretinoin memiliki efek samping serius terhadap kehamilan. Dari beberapa hasil penelitian secara eksperimental dan non-eksperimental diketahui bahwa isotretinoin dapat menyebabkan gangguan kehamilan yaitu keguguran spontan pada ibu hamil serta menyebabkan bayi terlahir cacat. Penelitian secara non-eksperimental dilakukan dengan metode retrospektif menggunakan data medis responden dan pengisian kuesioner mengenai kehamilan. Penelitian eksperimental menggunakan tikus yang diberi isotretinoin, lalu diukur parameter-parameternya, seperti parameter darah, ketebalan kornea pada anakan tikus dan abnormalitas pada rongga mulut anakan tikus. Selain itu penelusuran pustaka juga menghasilkan beberapa kasus mengenai hasil kehamilan yang dilaporkan akibat dari penggunaan isotretinoin selama masa kehamilan. Hasilnya didapatkan bahwa penggunaan isotretinoin selama masa kehamilan akan menimbulkan efek teratogenik dan aborsi spontan.
Review: POTENSI ALGA LAUT DAN KANDUNGAN SENYAWA BIOLOGISNYA SEBAGAI BAHAN BAKU KOSMESEUTIKAL IMAS LAILI LESTARI; SORAYA RATNAWULAN MITA
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.139 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.10573

Abstract

Alga laut merupakan sumber yang kaya akan senyawa bioaktif struktural beragam dengan berbagai aktivitas biologis. Baru-baru ini, pentingnya alga sebagai sumber zat bioaktif baru berkembang pesat dan berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa alga laut berasal senyawa menunjukkan berbagai aktivitas biologis. Dewasa ini, banyak penelitian yang membuktikan bahwa produk laut memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang, seperti nutraseutikal, farmaseutikal, maupun kosmeseutikal. Kosmeseutikal merupakan produk kosmetik yang memiliki efek medis sehingga dapat mempengaruhi fungsi biologis kulit dikarenakan jenis zat bioaktif yang dikandungnya. Alga laut berpotensi tinggi sebagai sumber bahan baku kosmeseutikal. Kandungan senyawa bioaktif dalam alga laut yang berpotensi dalam bidang kosmesetikal diantaranya MAA, fenol, fukoidan, fosfolipid, β-Karoten, derivat phlorotannin, fukosantin, DPHC, oxysterol, polisakarida, astaxanthin, dan lutein. Kandungankandungan tersebut dapat berfungsi sebagai antioksidan, protektor terhadap radiasi UV (UV filter), sintesis kolagen, regenerasi kulit, pelembab, serta menghambat pembentukan melanin.  
REVIEW: TEKNIK MICRONEEDLE COATING UNTUK PENGHANTARAN OBAT SECARA TRANSDERMAL DESI MARIANA PURBA; Soraya Ratnawulan Mita
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.131 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17465

Abstract

Pemberian obat rute transdermal dikembangkan sebagai alternatif untuk rute oral dan parenteral. Rute transdermal ini dapat diaplikasikan dengan metode microneedle (MN). Pendekatan berbasis MN telah dikembangkan dengan metode pelapisan MN dengan tujuan meminimalkan invasif sehingga obat dan vaksin dapat melewati kulit. Review ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait beberapa proses melapisi MN untuk pemerian obat transdermal. Teknik yang akan diulas yaitu dip coating, gas jet drying, spray coating, proses electrohydrodynamic atomisation (EHDA) dan piezoelectric inkjet printing. Melalui jurnal acuan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa setiap teknik yang diuji memberikan peluang untuk mengatasi formulasi atau pembatasan bentuk sediaan. MN berlapis dengan berbagai teknik memiliki potensi yang baik untuk digunakan pada proses penghantaran obat untuk pemerian transdermal.