Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Pengental Terhadap Karakteristik Fisikokimia Keju Mozarella Susu Sapi Sri Usmiati; nFN Abubakar; Azmier Adieb
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n1.2020.59-67

Abstract

Saat ini penggunaan keju mozarella di Indonesia berkembang pesat. Sejumlah titik kritis menentukan mutu mozarella, antara lain total padatan susu yang tinggi, rennet yang aktif, proses curdling yang baik, mild temperatur saat peregangan/pemuluran (58-65°C). Jika tidak terpenuhi maka mutu mozarella yang dihasilkan kurang baik, antara lain sifat regang yang rendah yang berakibat terhadap kurangnya daya leleh keju. Diperlukan aplikasi bahan pengental berupa hidrokoloid untuk memperbaiki sensori, yaitu memperbaiki sifat kemuluran atau daya leleh mozarella yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisikokimia keju mozarella dengan penambahan hidrokoloid sebagai bahan pengental. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan penambahan hidrokoloid dan satu kontrol tanpa bahan pengental, yaitu: P0 (kontrol); P1 (gellan gum 0,010%); P2 (xhantan gum 0,010%+ gellan gum 0,010%); P3 (pati jagung/maizena 0,125%); dan P4 (susu skim bubuk 0,125%), masing-masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keju mozarella susu sapi dengan perlakuan penambahan pengental berupa hidrokoloid pati jagung (maizena) merupakan keju yang memiliki karakteristik terbaik dengan kadar lemak yang cukup baik (12,08%), tingkat hardness terendah (150,13 g/mm2), lelehan keju yang lembut, serta kecerahan warna yang baik (L= 88,99). The Effect Of Thickener On Characteristics Of Cow Milk Mozarella Cheese.Nowaday, the use of mozzarella cheese is growing rapidly in Indonesia. A number of critical points determine the quality of mozzarella, including high milk total solids, active rennet, good curdling process, mild temperature during stretching (58-65°C). The quality of the mozzarella produced is not good, among others lack of stretching ability causes low melting ability if the critical points are not fulfilled. The application of a hydrocolloid as thickener is needed to improve the sensory that was better stretching ability of mozzarella. The aim of study was to determine the mozzarella physicochemical characteristics use the addition of hydrocolloid as thickener. The study was designed using a completely randomized design with 4 treatments for addition of hydrocolloid and control without thickener, namely: P0 (control); P1 (gellan gum 0.010%); P2 (0.010% xhantan gum + 0.010% gellan gum); P3 (corn starch 0.125%); and P4 (powdered skim milk 0.125%), each repeated 3 times. The results showed that cow milk mozzarella cheese with the treatment of corn starch (maize starch) as thickener was the best cheese with good fat content (12.08%), the lowest hardness level (150.13 g/mm2), smoothy melted cheese and good colour brightness (L value of 88.99).
TEKNOLOGI PENANGANAN DAN PENGOLAHAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI, MUTU DAN KEAMANAN SUSU SAPI SEGAR DI INDONESIA nFN Abubakar
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 7, No 2 (2011): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak dari peningkatan kesejahteraan, pendapatan, pendidikan dan ketaqwaan masyarakat, maka kebutuhan akan pangan asal hewan termasuk susu yang berkualitas, bergizi, aman dan halal dikonsumsi akan terus menjadi tuntutan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan susu tersebut diatas, maka diperlukan teknologi penanganan dan pengolahan yang baik. Lonjakan permintaan susu dalam negeri terjadi akibat peningkatan harga susu dunia yang mencapai US $ 4000 per ton. Hal ini dipicu oleh kebijakan Uni Eropa dan beberapa negara penghasil susu yang mengurangi subsidi bagi usaha peternakan sapi perah, sehingga tidak ada insentif bagi peternak negara asing untuk mengembangkan usahanya. Kondisi ini menguntungkan bagi peternak sapi perah Indonesia karena akan terjadi peluang untuk meningkatkan posisi tawar kepada pembeli susu dan industri pengolahan susu. Usaha peningkatan produksi susu sapi dalam negeri terus dilakukan dan selalu diikuti dengan penerapan teknologi pascapanen tepat guna, hal ini untuk meningkatkan nilai tambah susu, maupun meningkatkan pertumbuhan agroindustri susu di daerah pedesaan. Sampai saat ini pemanfaatan produksi hasil ternak terutama susu dirasakan belum optimal oleh karena sifatnya yang mudah rusak, sehingga masih terdapat susu sapi yang dibuang. Disamping itu mutu produk susu masih beragam, keamanannya belum terjamin (TPC masih tinggi), belum diterapkannya HACCP, kurang berdaya gunanya cara-cara penanganan dan pengolahan, serta lemahnya sistem pemasaran. Untuk itu diperlukan teknologi penanganan dan pengolahan, sistem pengendalian yang intensif berupa pengamanan sejak pra-produksi, hingga pemasaran (preharvest food safety program), pengendalian infrastruktur dan penerapan UU Pangan, UU perlindungan konsumen dan SK Menteri tentang produksi dan keamanan susu sapi.
Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kelas Mutu Jagung Dengan Menggunakan Teknologi Pengolahan Citra Digital dan Jaringan Syaraf Tiruan Agus Supriatna Soemantri; nFN Abubakar
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n1.2010.53-63

Abstract

lndustri pangan dan pakan yang menggunakan jagung sebagai bahan bakunya saat ini berkembang dengan pesal. Namun perkembangan industri tersebut belum diimbangi dengan jaminan kualitas bahan bakunya. Saat ini penilaian mutu jagung masih dilakukan secara konvensional oleh para ahli yang sudah berpengalaman, namun cara seperti ini memiliki kelemahan seperti (1) adanya faktor subyektivitas yang menyebabkan bias di antara satu pengamat dengan pengamat lainnya; (2) adanya kelelahan fisik bila pengamat bekerja terlalu lama sehingga hasil pengamatan tidak konsisten; serta (3) waktu yang diperlukan untuk pengamatan relatif lebih lama. Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu cara untuk mengidentifikasi mutu jagung yang cepat, akurat dan mudah dioperasikan, sehingga meningkatkan efisiensi kerja dalam pengkelasan mutu jagung. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem penunjang keputusan untuk menentukan kelas mutu jagung, menggunakan teknologi pengolahan citra digital dan jaringan syaraf tiruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi pengolahan citra digital telah mampu membangkitkan data numerik berupa karakteristik fisik citra jagung. Karakteristik citra jagung yang berupa nilai R,G,B dan HSI menunjukkan nilai yang spesifik dan rata-rata nilainya tidak tumpang tindih sehingga sangat memudahkan dalam proses trainingnya, demikian juga pada karakteristik fisik citra yang berupa nilai luas, keliling dan panjang dari masing-masing butir jagung memiliki nilai yang spesifik. Model Jaringan Syaraf Tiruan yang dikembangkan adalah model backprogcuion dengan 10 layer input, 20 hidden layer dan 4 layer output menghasilkan bobot tertinggi pada training ke 40000 dengan nilai akurasi sebesar 98%, terdiri dari 100 % butir utuh, 98 % butir rusak, 98 % butir pecah dan 96 % butir berjamur, Sedangkan pada proses validasi menghasilkan akurasi sebesar 92 %, terdiri dari 97 % butir utuh, 94 % butir rusak, 88 % butir pecah dan 87 % butir berjamur. Sistem penunjang keputusan yang telah dibuat selanjutnya dapat diimplementasikan dalam bentuk CD untuk memudahkan pengguna.Decision Support System For Determining The Quality Of Corn By Using Digital Image Processing And Artificial Neural NetworkFood and feed industries that use corn as main raw material are growing rapidly. However, industrial development is not supported with the quality of raw material. Currently grain quality assessment is done conventionally by a experienced assessor and it has some weaknesses such as: (I) subjectivity factor that causes different result among analysts; (2) physical exhaustion when the analysts work too long resulted in inconsistend results and (3) need longer observation. In relation to these problem, a method for identifying the quality of corn fastly, accurately and easily operated is required to create the efficiency of identification of the physical quality of corn. This research was aimed to creating a decision support system for determination the quality grade of corn using was digital image processing technology and artificial neural network. The results showed that digital image processing was able to generate numerical data such as physical properties of corn. Image characteristics of corn such as R, G, Band HSI showed unique values and un overlapped averages facilitating the training process, as well as determining the physical properties such as area value, circumference and length of each grain of corn. A backprogation model of Artificial Neural Network model was developed 10 input layers, 20 hidden layers and 4 output layers. The highest results was obtained from the 40000'h training with and the accuracy of 98%, consisting of 100% whole grain, 98% damaged grains, 98% broken grains and 96 % moldy grain. While the validation process produced 92% accuracy, consisting of 97% whole grain, 94% damaged grains, 88% broken grains and 87% moldy grain. Decision support systems that have been developed can be further implemented in the form of CDs, for easy use