Dede Hidayatullah
Balai Bahasa Kalimantan Selatan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STRUKTUR, BENTUK, DAN FUNGSI MANTRA ABAL Dede Hidayatullah
Sirok Bastra Vol 4, No 2 (2016): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.347 KB) | DOI: 10.37671/sb.v4i2.86

Abstract

Salah satu bahasa daerah yang sekarang sudah mengalami ambang kepunahan adalah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat dayak Abal. Kondisi bahasa dayak Abal yang diambang kepunahan ini juga terjadi pada sastranya, terutama sastra lisannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mantra yang ada pada suku Abal, dan menguraikan struktur, bentuk, dan fungsinya dengan menggunakan metode kualitatitif. Dari hasil penelitian, Mantra Abal yang ditemukan sebanyak sebelas mantra. Tujuh mantra menggunakan bahasa tunggal, tiga mantra menggunakan bahasa campuran, dan satu mantra menggunakan bahasa asing. Kesebelas mantra ini terdiri atas mantra yang berhubungan dengan kecantikan, cinta kasih, pengobatan, dan perisai diri. Kesebelas mantra yang ditemukan sangat dipengaruhi oleh agama Islam.
Pamali Banjar dan Ajaran Islam Dede Hidayatullah
Multilingual Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.403 KB) | DOI: 10.26499/multilingual.v18i1.104

Abstract

Islam and Banjar people are one in unity. Banjar people also know and use the pamali in their daily lives. On the other hand, pamali is considered by the Banjar people as pamali. The objective of this study is to describe pamali originating from Islamic teachings such as the Qur'an and hadith. The results of this study prove that the Banjar pamali is partly derived from the Qur'an, and hadith, and the words of the ulama. The pamali from the teachings of Islam and the five pillars of Islam is in the way of eating and drinking, sleeping, farming.
Legenda Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Pengaruhnya pada Masyarakat Banjar Dede Hidayatullah
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 16, No 2 (2020): UNDAS
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/und.v16i2.2838

Abstract

Cerita para datu merupakan cerita dalam bentuk legenda yang menceritakan kiprah para datu dalam membina masyarakat  dan menyebarkan ajaran Islam. Legenda Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari merupakan cerita yang terdapat di Martapura yang mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan. Penelitian ini akan membahas tentang legenda salah seorang datu yang menyebarkan agama Islam di Kabupaten Banjar, yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Penelitian ini bertujuan menguraikan tentang mitos Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, mendeskripsikan perjalanan hidupnya  dan keramat Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi deskritif. Dengan metode akan diuraikan pengaruh  yang muncul dari legenda Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari pada  budaya dan kehidupan masyarakat Banjar. Dengan menggunakan metode ini ditemukan bahwa legenda Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari telah membentuk karakter orang Martapura menjadi suka akan ilmu, peduli pada pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu pesantren dan memandang keramat sebagai pelengkap keilmuan, bukan menjadi fokus dalam menuntut ilmu dan ibadah. The story of the datu is a story in the form of a legend that tells the role of the datu in developing society and spreading Islamic teachings. The legend of Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari is a story from Martapura, which has an important role in the spread of Islam in South Kalimantan. This study will discuss the legend of one of the datu who spread Islam in Banjar Regency, namely Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. The objective of this study is to describe the myth of Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, the story of his life, and the sacredness of Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Using the ethnographic descriptive method, it will reveal the influence that emerged from the legend of Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari in the Banjar society. This method has shown that the legend of Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari has shaped the character of the Martapura people. They like studying and care about the development of educational facilities and infrastructure, such as Islamic boarding schools, and view of sacredness as a part of science, not as a focus in studying and worship.
Mitos dan Banjir Dede Hidayatullah
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 17, No 2 (2021): UNDAS
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/und.v17i2.4074

Abstract

Abstrak: Banjir besar melanda bumi Kalimantan Selatan pada awal Januari 2021. Pada saat yang sama, muncul mitos-mitos yang berhubungan dengan banjir besar ini.  Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan mitos yang muncul pada saat banjir, menjelaskan hubungan antara banjir (lingkungan) dan mitos ini, dan mengungkap penyebab pengaruhnya kepada masyarakat. Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini; Pertama, mendata mitos-mitos yang muncul pada saat banjir besar bulan Januari 2021; Kedua, menghubungkan dan mencari sumber mitos itu dari sastra lisan di Kalimantan Selatan. Ketiga, Mengungkapkan makna mitos tersebut. Keempat, menganalisis mitos-mitos dengan menggunakan teori ekokritik Garrard. Kelima, menghubungkan antara mitos dengan masyarakat serta pengaruh mitos itu dalam masyarakat. Ada dua mitos yang muncul pada saat banjir di Kalimantan Selatan, yaitu mitos naga dan mitos keladi. Mitos naga bersumber dari adanya cerita naga penunggu Sungai Barito dalam cerita Asal Mula Sungai Barito dan Sungai Amandit dalam cerita Legenda Lok Sinaga. Sementara itu, mitos keladi berkaitan dengan pamali yang dipercaya orang Banjar. Kedua mitos ini merefleksikan kebudayaan Banjar yang berkaitan dengan isu lingkungan. Mitos naga merupakan kritik sosial terhadap kondisi pegunungan Meratus yang sudah memprihatinkan akibat pertambangan dan perkebunan sawit, sedangkan mitos keladi merupakan kritik untuk bersikap adil terhadap hutan. Kedua mitos ini juga menunjukkan sikap urang Banjar yang tidak menyalahkan alam, lingkungan, dan cuaca, tetapi menyalahkan diri sendiri karena tidak mampu merawat alam.Kata kunci: mitos, naga, keladi, banjir, dan kerusakan lingkungan Abstract: A big flood hit South Kalimantan in early January 2021. At the same time, the myths related to this big flood came out. The research objectives are first, to describe the myths that came out during the flood, second, to explain the relationship between floods (environment) and these myths, the third, to reveal the causes of their effects on society. There are several stages in this research; First, to list the myths that emerged during the great flood in January 2021; Second, connecting and finding the source of the myth from oral literature in South Kalimantan. Third, revealing the meaning of the myth. Fourth, analyzing myths using Garrard's eco-critical theory. Fifth, connecting myths with society and the influence of these myths in society. Two myths emerged during the big flood in South Kalimantan, namely the dragon myth and the taro myth. The myth of the dragon comes from the story of the dragon guarding the Barito River in the origin story of the Barito River and the Amandit River in the Legend of Lok Sinaga. The taro myth relates to pamali believed by the Banjar people. These two myths reflect Banjar culture relates to environmental issues. The dragon myth is a social critique of the condition of the Meratus mountains, which is already alarming due to mining and oil palm plantations. Meanwhile, the taro myth is a criticism of being wise to the forest. These two myths also show the attitude of the Banjar people who do not blame nature, the environment, and the weather but blame themselves for ignorance of nature. Key word: myth, dragon, taro flood, and environmental damage
STRUKTUR MANTRA KAGANCANGAN DALAM NASKAH MANTRA MISTIK Dede Hidayatullah
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 14, No 2, (2018)
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.703 KB) | DOI: 10.26499/und.v14i2.1149

Abstract

The kagancangan mantra is a mantra that produces supernatural power both on the hand or body to hit. This kagancangan mantra is useful for creating strength on the body generally and on the hand specifically. This research will describe the kagancangan mantra, the structure and language used. The data of this study are six mantras found in the 'Mystical Mantra' (MM), the text written in code E. 4508. The result shows that each mantra of these six kagancangan mantra has its own rituals, methods and prohibitions. The structure of the kagancangan mantra consists of elements such as the title, opening, and suggestion elements, and there are also mantra that consists of element of the title and element of suggestion only. Meanwhile the purpose is implied by the element of purpose and the element of suggestion. The language of the kagancangan mantra consists of Banjar language; combination of Banjar and other languages, especially Arabic; and only Arabic.Key words: mantra, kagancangan, structure, and language
MANTRA DALAM NASKAH “DOA WIRID TOLAK BALA”: DESKRIPSI, ISI, DAN SUNTINGAN TEKS (Mantra in “Doa Wirid Tolak Bala Manuscript”: Codicology, Content, and Editing) Dede Hidayatullah
Kandai Vol 13, No 1 (2017): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v13i1.156

Abstract

Studies on mantra on manuscript in South Borneo are still rare. Until now, mantra studies generally focus on oral tradition. To date manuscript studies generally only emphasizes on religious texts and syair. The aim of this study is to explain codicology and content in manuscript of Doa Wirid Tolak Bala (a recitation for salvation from calamity) or DWTB. This is a philological research. The research uses a descriptive method. Based on codicology it is found out that the manuscript is written in the form of prose using Banjar language with Malay Arabic writing. Based on the content, DWTB manuscript is divided into three parts. The first section is about sunnah Hajat prayer and obedient. The second section is about buying and selling recitation. The third section is about recitation and Mantra for livelihood (pesugihan) which consist of twelve recitations, three isim, one  mantra and efficacy of basmalah. 
NASKAH MANTRA PENGOBATAN: SUNTINGAN, KRITIK, DAN EDISI TEKS (Manuscript of Medication Mantra: Editing, Criticism, and Text Edition) Dede Hidayatullah
Kandai Vol 16, No 1 (2020): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v16i1.985

Abstract

Naskah Mantra Pengobatan (MP) merupakan naskah yang memuat pengobatan baik secara herbal ataupun dengan bacaan, mantra, azimat, dan rajah. Naskah MP ini dimiliki secara perorangan oleh Abu Najib di Teluk Selong Martapura, Kalimantan Selatan. Penyalinan dan penyuntingan teks naskah pengobatan harus dilakukan seteliti mungkin sehingga tidak terjadi penambahan atau pengurangan kalimat-kalimat yang disajikannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif pada bidang filologi. Data penelitian ini adalah naskah MP yang dimiliki oleh Abu Najib. Penelitian ini membahas suntingan teks dan kritik teks dengan menggunakan edisi standar untuk mendapatkan naskah yang terbebas dari kesalahan dalam penyalinan naskah. Penelitian ini bertujuan  menguraikan suntingan teks dan mengulas kesalahan dalam penyalinan naskah terdapat dalam naskah MP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga buah kesalahan yang ditemukan dalam naskah MP berupa lakuna (lacunae), substitusi (substitution), dan adisi. Kesalahan penyalinan dalam naskah MP ini dapat dibagi dua, yaitu kesalahan dalam pengantar pengobatan dan kesalahan dalam isi pengobatan. Kesalahan dalam pengantar pengobatan yang tidak menyebabkan perubahan makna ini berupa substitusi, sedangkan kesalahan dalam isi yang bisa menyebabkan perubahan makna dan menyebabkan hilangnya daya magis mantra berupa lakuna dan adisi. Kesalahan dalam isi ini bisa mengubah makna.Manuscript of Medication (Mantra Pengobatan; MP) is a manuscript containing herbal medication, mantra, spells, amulets, and rajah (tattoo). This manuscript is privately owned by Abu Najib in Teluk Selong, Martapura, South Kalimantan. The medication manuscript must go through careful text copying and editing; it keeps the sentences on the manuscript from addition or omission. This is a qualitative  philology study.. The data of this study comes from MP manuscripts owned by Abu najib. This study discusses text editing and criticism by using standard edition to get free of errors in the copying process of the manuscript. The objective of this study is to describe text editing and review errors from the copying process of the text of the MP manuscript. The result shows that there are three kinds of errors found in the MP mansucript, namely, lacunae, substitution, and addition. There are two copy errors of this MP manuscript, namely errors in the introduction part of medication and errors in the content part of medication. Errors in the introduction part of medication that do not change the meaning are in the form of substitution, while errors in content that may change the meaning and make the loss of magical power of mantra are in the form of lacunae and addition. Errors in the content may change the meaning.