Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemantauan Tumbuh Kembang Anak TK Katolik Santu Agustinus Tahuna Ferdinand Gansalangi; Gracia Tooy; Maryati Tatangindatu; Agneta Lalombo
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.728 KB)

Abstract

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Deteksi dini tumbuh kembang anak ditempuh melalui pemeriksaan fisik rutin. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Faktor hereditas meliputi faktor bawaan, jenis kelamin. Tujuan pemantauan pertumbuhan berat badan adalah untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak. Tujuan pemantauan pengukuran gizi badan adalah untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik dan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik. Penyusunan program kerja ini dimaksudkan agar kegiatan yang dilaksanakan menjadi lebih teratur dan terarah. Program kerja ini meliputi semua hal-hal yang bersifat teknis, manajerial dan penjadwalan (time schedule).
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN OBAT CACING PADA BALITA SECARA BERKALA DI KAMPUNG PETTA BARAT KECAMATAN TABUKAN UTARA Novia Inayati Gabriel; Jelita Siska Herlina Hinonaung; Maryati Tatangindatu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.31 KB)

Abstract

cacingan merupakan kondisi di dalam tubuh manusia terdapat cacing. Cacingan bisa terjadipada orang dewasa namun lebih banyak kejadian terjadi pada usia anak-anak. Hal ini dapat disebabkananak yang kurang menjaga kebersihan diri terutama pada saat mereka sedang bermain. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian obat cacing secara berkala pada balitadi kampung Petta Barat Kecamatan Tabukan Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptifdengan metode survey. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkanpengetahuan responden dikategorikan berpengetahuan baik sebanyak 12 responden (40 persen), Cukupsebanyak 10 responden (35 persen), dan kurang 8 responden (25 persen). Dapat disimpulkan bahwa sebagianbesar ibu di kampung Petta Barat Kecamatan Tabukan Utara berpengetahuan baik. Hasil penelitian inidapat dijadikan acuan untuk data awal penelitian selanjutnya.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK DI SDN INPRES KARATUNG 2 KECAMATAN MANGANITU Melanthon Umboh; Maryati Tatangindatu; Gitalia Putri Medea
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.38 KB)

Abstract

Gizi tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan tetapi juga berpengaruh pada perkembangan mental, tingkat kecerdasan dan prestasi. Dalam rangka menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak maka diperlukan makanan dengan gizi yang tinggi. Sebab apabila hal ini tidak terpenuhi maka anak akan menderita gizi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi pada anak SDN Inpres Karatung 2 Kecamatan Manganitu. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional) yang melibatkan 37 orang ibudan 37 0rang anak. Analisis statistik yang digunakan Uji Korelasi Gamma. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi pada anak SDN Inpres Karatung 2 Kecamatan Manganitu (p 0.703; α kurang dari 0.05). Saran Bagi Sekolah dan Orang tua siswa berperan aktif dalam membimbing anak terkait status gizi mereka agar status gizi normal tercapai dan bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak.
PERBEDAAN PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER DAN TERAPI MUSIK Christien Angreni Rambi; Maryati Tatangindatu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.494

Abstract

Dismenore merupakan gangguan fisik yang sangat menonjol berupa rasa sakit/kram pada perut yang terjadi pada saat haid dan menjadi masalah ginekologi paling umum dialami perempuan di berbagai tingkat usia. Ada berbagai macam intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dismenore tersebut, misalnya dengan teknik distraksi melalui pemberian terapi musik ataupun dengan teknik relaksasi melalui pemberian aromaterapi lavender. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan pengaruh aromaterapi lavender dan terapi musik terhadap dismenore pada mahasiswi Keperawatan Politeknik Negeri Nusa Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan rancangan one grup pre test post test design without control dengan mengambil mahasiswi keperawatan semester 1, 3, dan 6 sebagai populasi penelitian. Responden penelitian akan dipilih melaui teknik purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria. Responden diberi perlakuan tindakan aromaterapi lavender dan terapi musik. Skala nyeri haid (dismenore) responden diukur sebelum dan sesudah tindakan dengan menggunakan pengkajian nyeri NRS (Numeral Rating Scale). Hasil penelitian diolah menggunakan SPSS 20 dengan menggunakan uji wilcoxon sebagai uji statistik. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden mengalami nyeri sedang (skala 4-6) berjumlah 91,4 persen. Rata-rata responden sebelum diberikan terapi musik merasakan nyeri ringan pada skala 5 dengan skala nyeri terendah 4 dan tertinggi 8, akan tetapi setelah diberikan terapi rata-rata skala nyeri responden berada pada skala 1 dengan skala nyeri terendah 0 dan tertinggi 6, sedangkan untuk responden yang diberikan aromaterapi lavender juga terjadi perubahan skala nyeri, dari skala 5 menjadi 3 dengan nilai tertinggi awalnya 6 menjadi 5 dan terendah awalnya 3 menjadi 0. Nilai negative ranks pada kedua tindakan yang diberikan masing-masing 34 dan 29, artinya bahwa terdapat 34 responden yang mengalami penurunan nyeri setelah diberikan tindakan terapi musik dan 29 responden yang mengalami penurunan nyeri setelah diberikan tindakan aromaterapi lavender. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p sama dengan 0,000 (p kurang dari 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh signifikan terapi musik dan arometerapi lavender terhadap penurunan dismenore. Kesimpulan penelitian ini ialah aromaterapi lavender dan terapi musik berpengaruh menurunkan dismenore, sehingga dapat disarankan penggunaan aromaterapi lavender dan terapi musik bagi perempuan yang mengalami dismenore. Dysmenorrhea is a very prominent physical disorder in the form of pain/cramping in the abdomen that occurs during menstruation and is the most common gynecological problem experienced by women at various ages. Various kinds of nursing interventions can be done to overcome dysmenorrhea, for example with distraction techniques through music therapy or relaxation techniques through lavender aromatherapy. The purpose of this study was to determine the difference in the effect of lavender aromatherapy and music therapy on dysmenorrhea in Nursing students at the State Polytechnic of North Nusa. This study uses a quasi-experimental research design with a one-group pre-test post-test design without control by taking nursing students in semesters 1, 3, and 6 as the research population. Research respondents will be selected through the purposive sampling technique, where the sample is selected based on several criteria. Respondents were treated with lavender aromatherapy and music therapy. The respondent's menstrual pain scale (dysmenorrhea) was measured before and after the procedure by using the NRS (Numeral Rating Scale) pain assessment. The research results will be processed using SPSS 20 using the Wilcoxon test as a statistical test. The results showed that most of the respondents experienced moderate pain (scale 4-6) amounting to 91.4 percent. The average respondent before being given music therapy felt mild pain on a scale of 5 (mean value of 5.31) with the lowest pain scale at 4 and the highest at 8, but after being given therapy the average respondent's pain scale was on a scale of 1 (mean value 1.43) with the lowest pain was 0 and the highest was 6. Meanwhile, for respondents who were given lavender aromatherapy, there was also a change in pain scale, from a scale of 5 to 3 with the highest initial value being 6 to 5 and the lowest initially being 3 being 0. Wilcoxon test results obtained a p-value same as 0.000 (p less than 0.05) which means that there is a significant effect of music therapy and lavender aromatherapy on the reduction of dysmenorrhea.