Erizal Jamal
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kinerja dan Prospek Pengembangan Agroindustri dalam Perspektif Pembangunan Pertanian Nasional Maesti Mardiharini; Erizal Jamal
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 10, No 1 (2012): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v10n1.2012.75-86

Abstract

Selama tiga dekade terakhir pengembangan agroindustri di perdesaan relatif tidak banyak mengalami kemajuan. Banyak hal yang menyebabkan kondisi ini, diantaranya karena produk pertanian yang tersebar dan multi kualitas. Selain itu sumberdaya manusia yang ada belum sepenuhnya secara kreatif terbiasa dalam pengembangan kegiatan yang memacu upaya peningkatan nilai tambah, ditambah lagi berbagai upaya yang dilakukan pemerintah masih bersifat parsial dan tidak tuntas. Tulisan ini diarahkan untuk menelaah pembangunan agroindustri di Kalimantan Selatan. Dari kasus Kalimantan Selatan terlihat bahwa penyebab lambatnya perkembangan agroindustri diantaranya karena terbatasnya ketersediaan infrastruktur, serta tidak fokusnya pengembangan yang dilakukan. Pemerintah daerah mengidentifikasi 17 jenis agroindustri unggulan, yang semuanya dikembangkan secara parsial dan dalam skala kecil. Peluang pengembangan ke depan sangat terbuka, terlebih dengan makin terbukanya pasar bagi produk olahan di dalam negeri dan berbagai upaya untuk mengutamakan konsumsi produk lokal. Keadaan ini diperkuat dengan berbagai target yang dikembangkan pemerintah bagi percepatan pengembangan agroindustri serta pengembangan wilayah yang semakin terintegrasi. Diperlukan adanya reorientasi pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan desa, sebagai basis pengembangan agroindustri, yang membuka peluang setiap individu mengembangkan kapasitasnya yang sejalan dengan semangat industrialisasi pertanian, serta lingkungan yang mendukung pengembangan agroindustri secara tuntas dan sistematis.
Diseminasi di BPTP: Pemikiran Inovatif Transfer Teknologi Spesifik Lokasi Muhrizal Sarwani; Erizal Jamal; Kasdi Subagyono; Enti Sirnawati; Vyta W. Hanifah
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 9, No 1 (2011): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v9n1.2011.73-89

Abstract

Semakin besarnya tuntutan terhadap BPTP terkait diseminasi teknologi spesifik lokasi, memerlukan penelaahan yang seksama tentang bagaimana seharusnya kegiatan diseminasi yang efektif dilakukan. Penelaahan dilakukan melalui review terhadap kegiatan diseminasi yang selama ini telah dilaksanakan BPTP, baik terkait dengan pengujian teknologi spesifik lokasi, maupun kegiatan BPTP dalam mengawal program strategis Kementerian Pertanian, seperti Prima Tani dan SL-PTT. Disamping itu, pengalaman kegiatan diseminasi juga diperkaya melalui kegiatan kerjasama dengan pihak asing seperti PRO-ACIAR, FEATI, IRRC, dan IPNI. Hasil telaahan menunjukkan bahwa: (a) pelaksanaan kegiatan cenderung dibuat seragam untuk semua BPTP dan kurang memberi ruang pada BPTP untuk menginisiasi suatu pola atau pendekatan yang khas wilayah sehingga rasa memiliki terhadap kegiatan/program yang diintroduksi relatif kecil dan dalam banyak kasus pelaksanaannya terjebak dalam pendekatan proyek, (b) hampir semua kegiatan tidak didukung oleh suatu data base dan dokumentasi yang baik, terutama terkait dengan stock inovasi yang tersedia, data kelompok sasaran yang diperbaharui secara berkala, dan hasil yang didapat serta data dukung lainnya, dan (c) pengkajian dan diseminasi belum terencana dalam satu agenda yang saling mengait, termasuk pengkajian untuk percepatan diseminasi suatu inovasi. Perbaikan ke depan dapat dilakukan dengan memberi keleluasaan bagi BPTP untuk merencanakan kegiatan diseminasi, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan pengkajian-diseminasi-penyebaran informasi, sehingga indikator pencapaian untuk masing-masing porsi kegiatan tersebut dapat diukur dengan jelas. Pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi teknologi spesifik lokasi menjadi sangat penting untuk dikedepankan.
Diseminasi di BPTP: Pemikiran Inovatif Transfer Teknologi Spesifik Lokasi Muhrizal Sarwani; Erizal Jamal; Kasdi Subagyono; Enti Sirnawati; Vyta W. Hanifah
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 9, No 1 (2011): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v9n1.2011.73-89

Abstract

Semakin besarnya tuntutan terhadap BPTP terkait diseminasi teknologi spesifik lokasi, memerlukan penelaahan yang seksama tentang bagaimana seharusnya kegiatan diseminasi yang efektif dilakukan. Penelaahan dilakukan melalui review terhadap kegiatan diseminasi yang selama ini telah dilaksanakan BPTP, baik terkait dengan pengujian teknologi spesifik lokasi, maupun kegiatan BPTP dalam mengawal program strategis Kementerian Pertanian, seperti Prima Tani dan SL-PTT. Disamping itu, pengalaman kegiatan diseminasi juga diperkaya melalui kegiatan kerjasama dengan pihak asing seperti PRO-ACIAR, FEATI, IRRC, dan IPNI. Hasil telaahan menunjukkan bahwa: (a) pelaksanaan kegiatan cenderung dibuat seragam untuk semua BPTP dan kurang memberi ruang pada BPTP untuk menginisiasi suatu pola atau pendekatan yang khas wilayah sehingga rasa memiliki terhadap kegiatan/program yang diintroduksi relatif kecil dan dalam banyak kasus pelaksanaannya terjebak dalam pendekatan proyek, (b) hampir semua kegiatan tidak didukung oleh suatu data base dan dokumentasi yang baik, terutama terkait dengan stock inovasi yang tersedia, data kelompok sasaran yang diperbaharui secara berkala, dan hasil yang didapat serta data dukung lainnya, dan (c) pengkajian dan diseminasi belum terencana dalam satu agenda yang saling mengait, termasuk pengkajian untuk percepatan diseminasi suatu inovasi. Perbaikan ke depan dapat dilakukan dengan memberi keleluasaan bagi BPTP untuk merencanakan kegiatan diseminasi, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan pengkajian-diseminasi-penyebaran informasi, sehingga indikator pencapaian untuk masing-masing porsi kegiatan tersebut dapat diukur dengan jelas. Pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi teknologi spesifik lokasi menjadi sangat penting untuk dikedepankan.
Kinerja dan Prospek Pengembangan Agroindustri dalam Perspektif Pembangunan Pertanian Nasional Maesti Mardiharini; Erizal Jamal
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 10, No 1 (2012): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.229 KB) | DOI: 10.21082/akp.v10n1.2012.75-86

Abstract

Selama tiga dekade terakhir pengembangan agroindustri di perdesaan relatif tidak banyak mengalami kemajuan. Banyak hal yang menyebabkan kondisi ini, diantaranya karena produk pertanian yang tersebar dan multi kualitas. Selain itu sumberdaya manusia yang ada belum sepenuhnya secara kreatif terbiasa dalam pengembangan kegiatan yang memacu upaya peningkatan nilai tambah, ditambah lagi berbagai upaya yang dilakukan pemerintah masih bersifat parsial dan tidak tuntas. Tulisan ini diarahkan untuk menelaah pembangunan agroindustri di Kalimantan Selatan. Dari kasus Kalimantan Selatan terlihat bahwa penyebab lambatnya perkembangan agroindustri diantaranya karena terbatasnya ketersediaan infrastruktur, serta tidak fokusnya pengembangan yang dilakukan. Pemerintah daerah mengidentifikasi 17 jenis agroindustri unggulan, yang semuanya dikembangkan secara parsial dan dalam skala kecil. Peluang pengembangan ke depan sangat terbuka, terlebih dengan makin terbukanya pasar bagi produk olahan di dalam negeri dan berbagai upaya untuk mengutamakan konsumsi produk lokal. Keadaan ini diperkuat dengan berbagai target yang dikembangkan pemerintah bagi percepatan pengembangan agroindustri serta pengembangan wilayah yang semakin terintegrasi. Diperlukan adanya reorientasi pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan desa, sebagai basis pengembangan agroindustri, yang membuka peluang setiap individu mengembangkan kapasitasnya yang sejalan dengan semangat industrialisasi pertanian, serta lingkungan yang mendukung pengembangan agroindustri secara tuntas dan sistematis.