Ayda Krisnawati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan antar komponen morfologi dengan karakter hasil biji pada kedelai Ayda Krisnawati; M Muchlish Adie
Buletin Palawija Vol 14, No 2 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 2, 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v14n2.2016.p49-54

Abstract

Perakitan varietas berdaya hasil tinggi dapat dilakukan melalui seleksi secara langsung terhadap daya hasil atau tidak langsung melalui beberapa karakter lain yang terkait dengan daya hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar komponen morfologi dengan karakter hasil biji pada kedelai. Penelitian dilaksanakan di Probolinggo, Jawa Timur pada MK1 (Februari - Mei) 2014. Bahan penelitian adalah 147 galur kedelai dan 3 varietas pembanding (Argomulyo, Anjasmoro, dan Grobogan). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah buku per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, umur berbunga (lama fase vegetatif), umur masak lama (fase generatif), nisbah fase vegetatif dan generatif (V/G), bobot 100 biji (g/100 biji), dan hasil biji (t/ha). Hasil sidik ragam menunjukkan terdapatnya perbedaan yang nyata antar genotipe untuk karakter umur berbunga, umur masak, fase generatif, nisbah vegetatif generatif, bobot 100 biji, dan hasil biji. Kajian terhadap tatahubungan antar karakter agronomi dengan karakter hasil biji menunjukkan bahwa hasil biji secara nyata ditentukan oleh empat karakter yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku dan jumlah polong. Karakter tinggi tanaman memiliki hubungan positif nyata dengan hasil (r = 0,315**), sedangkan tiga karakter lainya memiliki korelasi negatif nyata yakni jumlah cabang per tanaman (r = -0,278**), jumlah buku per tanaman (r = -0,168*), dan jumlah polong isi per tanaman (r = -0,162*). Pengaruh langsung tinggi tanaman terhadap hasil biji sebesar 0,312; sepadan dengan nilai koefisien korelasinya dengan hasil sebesar r = 0,315. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seleksi langsung dengan menggunakan karakter tinggi tanaman dinilai efektif untuk mendapatkan hasil biji tinggi pada kedelai
Hubungan antar komponen morfologi dengan karakter hasil biji pada kedelai Ayda Krisnawati; M Muchlish Adie
Buletin Palawija Vol 14, No 2 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 2, 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v14n2.2016.p49-54

Abstract

Perakitan varietas berdaya hasil tinggi dapat dilakukan melalui seleksi secara langsung terhadap daya hasil atau tidak langsung melalui beberapa karakter lain yang terkait dengan daya hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar komponen morfologi dengan karakter hasil biji pada kedelai. Penelitian dilaksanakan di Probolinggo, Jawa Timur pada MK1 (Februari - Mei) 2014. Bahan penelitian adalah 147 galur kedelai dan 3 varietas pembanding (Argomulyo, Anjasmoro, dan Grobogan). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah buku per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, umur berbunga (lama fase vegetatif), umur masak lama (fase generatif), nisbah fase vegetatif dan generatif (V/G), bobot 100 biji (g/100 biji), dan hasil biji (t/ha). Hasil sidik ragam menunjukkan terdapatnya perbedaan yang nyata antar genotipe untuk karakter umur berbunga, umur masak, fase generatif, nisbah vegetatif generatif, bobot 100 biji, dan hasil biji. Kajian terhadap tatahubungan antar karakter agronomi dengan karakter hasil biji menunjukkan bahwa hasil biji secara nyata ditentukan oleh empat karakter yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku dan jumlah polong. Karakter tinggi tanaman memiliki hubungan positif nyata dengan hasil (r = 0,315**), sedangkan tiga karakter lainya memiliki korelasi negatif nyata yakni jumlah cabang per tanaman (r = -0,278**), jumlah buku per tanaman (r = -0,168*), dan jumlah polong isi per tanaman (r = -0,162*). Pengaruh langsung tinggi tanaman terhadap hasil biji sebesar 0,312; sepadan dengan nilai koefisien korelasinya dengan hasil sebesar r = 0,315. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seleksi langsung dengan menggunakan karakter tinggi tanaman dinilai efektif untuk mendapatkan hasil biji tinggi pada kedelai
GALUR KEDELAI HITAM PROSPEKTIF UNTUK AGROEKOSISTEM INDONESIA M. M. Adie; Suyamto Suyamto; Ayda Krisnawati
Agrin Vol 12, No 2 (2008): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2008.12.2.93

Abstract

Kedelai hitam penting untuk bahan baku kecap dan dalam dekade terakhir permintaannya meningkat.Prospek lima galur harapan kedelai hitam (9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-195, W/9837-D-6-220, 9837/K-D-3-185-82 dan 9837/W-D-5-211) dikaji di 18 sentra produksi kedelai di Jabar, DIY, Jatim, Bali dan NTB padamusim kemarau. Varietas Cikuray, Wilis dan Burangrang digunakan sebagai pembanding. Penelitian dilakukantahun 2004 – 2006, menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Ukuran petak 2,0 m x 4,5m, jarak tanam 40 cm x 15 cm, dua tanaman per rumpun. Pemupukan dengan 50 kg Urea, 100 kg SP36 dan 75kg KCl per ha diberikan secara sebar merata sebelum tanam. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukanintensif. Ragam 18 agroekosistem dan potensi genetik delapan galur berlainan dan menyebabkan terjadinyainteraksi genotipe x lingkungan (G x L). Rata-rata hasil biji dari 18 lokasi berkisar dari 2,09 hingga 2,92 t/ha(rata-rata 2,36 t/ha) dan rentang hasil dari delapan galur beragam dari 2,03 hingga 2,51 t/ha. Varietas Cikurayberdaya hasil 2,03 t/ha; dan lima galur kedelai hitam memiliki daya hasil 18% lebih tinggi dibandingkanCikuray, bahkan kelima galur kedelai hitam juga mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan varietas kedelaipopuler saat ini yaitu Wilis (2,36 t/ha) maupun varietas kedelai berbiji besar Burangrang (2,20 t/ha).Agroekosistem budidaya kedelai di Indonesia sangat beragam, sehingga diperlukan galur yang mampu berdayahasil relatif stabil pada lingkungan tersebut. Galur 9837/W-D-5-211 (2,46 t/ha) memiliki fluktuasi hasil di 18lokasi relatif kecil, karenanya dinilai paling prospektif untuk agroekosistem Indonesia.Kata kunci : kedelai hitam, potensi hasil ABSTRACTBlack soybean is an important raw material for soy-sauce industries, which its demand is increasing at thelast decade. Five prospective of black soybean lines (9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-195, W/9837-D-6-220,9837/K-D-3-185-82 dan 9837/W-D-5-211) were tested at 18 locations of soybean production areas in WestJava, Yogyakarta, East Java, Bali and West Nusa Tenggara. Cikuray, Wilis and Burangrang were used as checkvarieties. The experiment was done during dry season 2004-2006, by using randomized block design with fourreplicates. The plot size was 2,0 m x 4,5 m, 40 cm x 15 cm plant distance, two plants/hill, and fertilized by 50 kgUrea, 100 kg SP36 and 75 kg KCl per ha. The results showed that the soybean agroecosystems were vary among18 locations, caused significantly interaction between genotype x environments (G x E). The seed yield averagefrom 18 locations was 2,09-2,92 t/ha (average 2,36 t/ha) and seed yield of eight genotypes was from 2,03 until2,51 t/ha. The Cikuray seed yield was 2,03 t/ha. Five black soybean lines have 18% higher yield than Cikuray,also higher comparing with the yield of populer variety of Wilis (2,36 t/ha) and large seed variety of Burangrang(2,20 t/ha). The high yield and stable promising lines were needed for soybean cultivation in Indonesianagroecosystem. Genotype of 9837/W-D-5-211 (2,46 t/ha) was identify as a relatively stable and prospective linefor Indonesian agroecosystem.Key words: black soybean, yield potential