Ketersediaan air dalam tanah, terutama di daerah perakaran tanaman dipengaruhi oleh kondisi fisik tanah, tekstur dan struktur tanah. Kondisi fisik tanah yang berbeda akan menghasilkan kemampuan menahan air berlainan pula. Kemampuan menahan air (water holding capacity) dinyatakan sebagai sejumlah air tanah yang tertahan, sebelum terdrainase ke lapisan tanah yang lebih dalam (Israelsen dan Hansen, 1979).Tanaman hortikultura, biasa dibudidayakan di pegunungan pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl. didominasi tanah jenis Andisols yang berwarna gelap, struktur sangat porous, tekstur didominasi oleh fraksi debu, kisaran 30 % - 40 %. sehingga kemampuan meloloskan air (konduktivitas hidrolik) sangat tinggi.Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis bahan pemantap tanah hidrogel dan interval pemberian air yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capacity) dari tanah Andisol, efisiensi pemberian air, pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi suatu sumbangan temuan yang bermanfaat sebagai upaya pendekatan teknologi terhadap upaya peningkatan kemampuan menahan air tanah (water holding capacity) untuk memperbaiki dan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi pertanian, khususnya tanaman hortikultura dan peningkatan efisiensi pemberian air pada tanah Andisol.Penelitian dilakukan dengan metode Eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dengan dua faktor yaitu Dosis Pemantap Tanah Hidrogel dan Interval Pemberian Air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian air memberikan nilai yang berbeda nyata untuk kemampuan menahan air tanah (1,507.8 mm), efisien irigasi (76.79 %). Sedangkan untuk kandungan air dalam tanah baik pelakuan dosis hidrogel (24.1805 mm) maupun pemberian air (24.2893 mm) memberikan nilai yang berbeda nyata. Kata kunci: Kemampuan menahan air, Andisols, Porous, Hidrogel, Hortikultura