Nurpilihan Bafdal
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MODIFIKASI MODEL HIDROGRAF ALIRAN PERMUKAAN WOODING UNTUK DAERAH ALIRAN SUNGAI DI DAERAH TROPIS Wagiono -; Nurpilihan Bafdal; Ramdhon Bermanakusumah; Chay Asdak
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model hidrograf debit aliran permukaan yang dimodifikasi dari model Wooding, untuk kejadian hujan di daerah tropis, luas DAS yang lebih besar dan diharapkan lebih baik tingkat ketelitiannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Desember 2004.Percobaan kalibrasi model telah dilakukan pada  plot percobaan berbentuk ellips dengan panjang sumbu pendek 2,0 m  dan sumbu panjang 3,0 mdi Jatinangor untuk memperoleh parameter yang akan memberikan estimasi hasil hidrograf terbaik, dan validasi model untuk menguji keandalan model pada skala DAS  di sub DAS Cigulung seluas 36,8 km2 dan sub DAS Cikapundung Maribaya seluas 76,7 km2.          Hasil kalibrasi plot percobaan mendapatkan η (koefisien detention) terpakai sebesar - 0,5 dan pengujian keandalan model definitif menunjukkan hidrograf debit aliran permukaan yang dihitung dengan menggunakan model definitip  tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% terhadap hidrograf debit aliran permukaan hasil pengukuran lapangan. Sedangkan analisa sensitivitas menunjukkan perubahan luas DAS dan intensitas hujan akan berpengaruh terhadap hasil perhitungan debit aliran permukaan model. Kata kunci: Hidrograf aliran permukaan  
PENENTUAN TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SUB DAS CIKERUH KABUPATEN BANDUNG-SUMEDANG Amaru Kharistya; Sophia Dwiratna N.P.; Nurpilihan Bafdal; Jenal Abidin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 9, No 3 (2015): Teknotan, September 2015
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3597.351 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di Sub DAS Cikeruh. Metode penelitian yang dilaksanakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan parameter-parameter Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di SubDAS Cikeruh Kabupaten Bandung-Sumedang, dengan model prediksi erosi USLE (Universal Soil Loss Equation) dan kedalaman solum tanah yang dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Cikeruh memiliki Tingkat Bahaya Erosi yang bervariasi yaitu, sangat ringan 43,57 %; ringan 17,82 %; sedang 6,11 %; berat 31,96 %; dan sangat berat 0,54 % dari luas total Sub DAS Cikeruh dan laju erosi rata-rata di Sub DAS Cikeruh adalah sebesar 10,30 ton/ha/tahun.Kata kunci: Tingkat Bahaya Erosi, Sub DAS Cikeruh, Sistem Informasi Geografis (SIG)
UJI KINERJA ZAT ADITIF HIDROGEL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENAHAN AIR (WATER HOLDING CAPACITY) PADA TANAH ANDISOL LEMBANG YANG DITANAMI BABY KAILAN Bambang Aris Sistanto; Nurpilihan Bafdal; Edy Suryadi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan air dalam tanah, terutama di daerah perakaran tanaman dipengaruhi oleh kondisi fisik tanah, tekstur dan struktur tanah. Kondisi fisik tanah yang berbeda akan menghasilkan kemampuan menahan air berlainan pula. Kemampuan menahan air (water holding capacity) dinyatakan sebagai sejumlah air tanah yang tertahan, sebelum  terdrainase ke lapisan tanah yang lebih dalam (Israelsen dan Hansen, 1979).Tanaman hortikultura, biasa dibudidayakan di pegunungan pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl. didominasi tanah jenis Andisols yang berwarna gelap, struktur sangat porous, tekstur didominasi oleh fraksi debu, kisaran 30 % - 40 %. sehingga kemampuan meloloskan air (konduktivitas hidrolik) sangat tinggi.Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis bahan pemantap tanah hidrogel dan interval pemberian air yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capacity) dari tanah Andisol, efisiensi pemberian air, pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi suatu sumbangan temuan yang bermanfaat sebagai upaya pendekatan teknologi terhadap upaya peningkatan kemampuan menahan air tanah (water holding capacity) untuk memperbaiki dan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi  pertanian, khususnya tanaman hortikultura dan peningkatan efisiensi pemberian air pada tanah Andisol.Penelitian dilakukan dengan metode Eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dengan dua faktor yaitu Dosis Pemantap Tanah Hidrogel dan Interval Pemberian Air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian air memberikan nilai yang berbeda nyata untuk kemampuan menahan air tanah (1,507.8 mm), efisien irigasi (76.79 %). Sedangkan untuk kandungan air dalam tanah baik pelakuan dosis hidrogel (24.1805 mm) maupun pemberian air (24.2893 mm) memberikan nilai yang berbeda nyata. Kata kunci: Kemampuan menahan air, Andisols, Porous, Hidrogel, Hortikultura
Optimalisasi Pemisahan Menggunakan Kecepatan dan Waktu Sentrifuge yang Berbeda pada Ekstraksi Pati Jagung Varietas Lokal Kabupaten Garut S. Rosalinda; Sarifah Nurjanah; Rudi Adi Saputra; Nurpilihan Bafdal
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 1 (2019): TEKNOTAN, Agustus 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol13n1.5

Abstract

Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan. Rata rata setiap Kecamatan memproduksi jagung setiap tahunnya. Jagung selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pemanfaatan atau pengolahan biji jagung belum maksimal. Meningkatkan nilai tambah jagung, jagung dibuat menjadi pati. Pati adalah bahan dasar dalam industri pangan, industri farmasi, perekat pada pabrik kertas dan berkembang sebagai bahan perekat bagunan. Memenuhi standar industri dan meningkatkan nilai tambah perlu menganalisis kadar pati. Proses pemisahan adalah bagian proses yang sangat penting dalam ekstraksi pati. Penggunaan alat pemisah memberikan keuntungan dianatranya efisien terhadap waktu dan menghasilkan pati yang lebih murni. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecepatan dan waktu pada alat pemisah sentrifuge untuk menghasilkan kadar pati yang optimal. Bahan baku penelitian ini adalah jagung dari kelompok tani Kampung Lempong Desa Sukaharja Kecamatan Banyuresmi. metode yang digunakan adalah desain eksprimen dengan pendekatan Respon Surface Method (RSM) tipe Central Composite Design (CCD). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kecepatan dan waktu sentrifuge memberikan pengaruh yang nyata. Model signifikan dengan p value < 0.05 dengan nilai kadar pati yang optimum pada kecepatan 3650 rpm dan waktu 35 menit.
Prediksi Erosi Dengan Persamaan Modified Universal Soil Loss Equation di Lahan Pertanian Berlereng Curam Nurpilihan Bafdal; Kharistya Amaru; Edy Suryadi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengambilan data erosi di lapangan telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Hijauan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Plot penelitian mempunyai kemiringan lahan 22 % dengan panjang lereng 22 meter dan lebar 9 meter. Berdasarkan analisis pada segitiga tekstur tanah, tanah di lahan penelitian masuk kedalam Liat Berdebu. Penelitian ini bertujuan memprediksi erosi dengan menggunakan pengembangan model  prediksi erosi Modified Universal Soil Loss Equation / MUSLE dan disesuaikan dengan karakteristik daerah penelitian. Hasil pengamatan lapang menunjukkan jumlah erosi kecil, dengan intensitas berkisar antara 0.03 mm/menit sampai 0.89 mm/menit. Intensitas tersebut belum dapat mengakibatkan erosi yang tinggi. Hasil perbandingan antara data pengukuran dengan data perhitungan prediksi erosi berdasarkan metoda Sum Square Error memberikan hasil yang memuaskan dalam prediksi erosi. Sum Square Error menunjukkan  nilai yang berkisar antara 0.43 hingga nol, berarti persamaan dapat digunakan di daerah penelitian. Hasil simulasi dengan variasi kategori hujan menunjukkan korelasi yang erat pada hubungan antara tinggi hujan dan erosi, hal ini dapat terlihat pada nilai korelasi yang mendekati satu. Kata kunci : Prediksi erosi, MUSLE, Lahan kemiringan curam, Lahan pertanian
PENENTUAN TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SUB DAS CIKERUH KABUPATEN BANDUNG-SUMEDANG Amaru Kharistya; Sophia Dwiratna N.P.; Nurpilihan Bafdal; Jenal Abidin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 9, No 3 (2015): Teknotan, September 2015
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3597.351 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di Sub DAS Cikeruh. Metode penelitian yang dilaksanakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan parameter-parameter Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di SubDAS Cikeruh Kabupaten Bandung-Sumedang, dengan model prediksi erosi USLE (Universal Soil Loss Equation) dan kedalaman solum tanah yang dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Cikeruh memiliki Tingkat Bahaya Erosi yang bervariasi yaitu, sangat ringan 43,57 %; ringan 17,82 %; sedang 6,11 %; berat 31,96 %; dan sangat berat 0,54 % dari luas total Sub DAS Cikeruh dan laju erosi rata-rata di Sub DAS Cikeruh adalah sebesar 10,30 ton/ha/tahun.Kata kunci: Tingkat Bahaya Erosi, Sub DAS Cikeruh, Sistem Informasi Geografis (SIG)
Kajian Kelembaban Tanah dan Kebutuhan Air Beberapa Varietas Hibrida DR UNPAD Kharistya Amaru; Edy Suryadi; Nurpilihan Bafdal; Fitri Punden Asih
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.01.1.%p

Abstract

AbstractThis research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of water application of hybrid maize DR Unpad. This research was conducted in the greenhouse located in Faculty of Agriculture Padjadjaran University, which is situated at about 801 meters above mean sea level. The research method was using the experimental method of Split Plot Design with three replicates. The first factor was the hybrid corn varieties, i.e.: DR-A, DR-B, DR-F, and BISI-2. The second factor wasthe arrangement of soil moisture, i.e.: 100% field capacity, 90% field capacity, and 80% field capacity.The results showed that there was no interaction between the treatment of maize varieties and soil moisture.On soil moisture maintained at 90% field capacity, the plants has the highest water requiremenst is 345.45 mm/season.It has showed the best plant growth, the yield and water-use efficiency at the highest level at1.83 g/L. Plants that showed the highest water requirement, the best in growth and yield, in a row are hybrid corn BISI-2, DR-F, DR-A, and DR-B.Keywords: soil moisture, water requirement, hybrid corn DR Unpad, and field capacity.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelembaban tanah terbaik terhadap jumlah kebutuhan dan efisiensi penggunaan air tanaman jagung hibrida DR Unpad. Penelitian dilakukan di rumah kaca KebunPenelitian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran memiliki ketinggian ± 801 meter di atas permukaan laut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas jagung hibrida, yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: DR-A, DR-B, DR-F, dan BISI-2. Faktor kedua adalah pengaturan kelembabantanah, yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: kelembaban tanah 100 % kapasitas lapang (KL), 90 % KL, dan 80 % KL. Hasil penelitian menunjukan bahwa antara perlakuan varietas jagung dan kelembaban tanah ternyata tidakterjadi interaksi. Pada kelembaban tanah dipertahankan 90 % kapasitas lapang, tanaman membutuhkan air paling tinggi, yaitu 345.45 mm/musim dan memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tanaman paling baik, serta efisiensi penggunaan air paling tinggi yaitu 1.83 g/L. Tanaman yang menunjukkan kebutuhan air tertinggi, y pertumbuhan dan hasil yang terbaik dalam, berturut-turut adalah jagung hibrida BISI-2, DR-F,DR-A, dan DR-B.Kata Kunci: kelembaban tanah, kebutuhan air, jagung hibrida DR Unpad, dan kapasitas lapangDiterima: 08 April 2013; Disetujui: 09 Juli 2013
KAJIAN PENAMBAHAN GUAR GUM DAN BENIH RUMPUT BERMUDA DALAM APLIKASI HYDROSEEDING TERHADAP LAJU EROSI Dwi Rustam Kendarto; Fauziah Aliyah; Nurpilihan Bafdal; Sophia Dwiratna NP; Totok Herwanto
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Rekayasa Lingkungan
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jrl.v11i1.3050

Abstract

Kawasan lahan-lahan marginal memerlukan penanganan yang intensif agar kerusakan lahan dapat diturunkan. Revegetasi menggunakan metode hydroseeding telah banyak dilakukan dengan hasil yang sangat memuaskan. Aplikasi hydroseeding optimal dan ramah lingkungan memerlukan kajian dan penelitian terutama berkaitan dengan pemilihan zat aditif yang cocok sebagai pengganti zat aditif yang biasa digunakan dalam hydroseeding. Pengunaan guar gum sebagai pengganti perekat ramah lingkungan dalam hydroseeding karena memiliki sifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh bahan aditif (Guar Gum) dan penanaman benih rumput Bermuda terhadap jumlah tanah yang tererosi serta mengkaji konsentrasi bahan aditif (Guar Gum) yang efektif terhadap penurunan laju erosi dengan metode hydroseeding. Metode yang digunakan deskriptif dengan media tanam lumpur (Sludge) bertekstur dominan pasir. Guar Gum dengan konsentrasi 0.5%, 1% dan 1.5% masing-masing dicampurkan dengan air sebanyak 5000 ml dan pupuk NPK 10 cc, kemudian disemprotkan pada box yang berukuran 38 cm x 28 cm x 13 cm yang telah ditaburi dengan pupuk kompos, sekam padi dan benih rumput bermuda. Pengamatan erosi dilakukan setiap kejadian hujan. Hasil penelitian menunjukkan semakin kental konsentrasi guar gum, maka semakin kecil jumlah tanah yang tererosi. Pertumbuhan benih rumput Bermuda pada konsentrasi 0.5% lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi 1% dan 1.5%. Namun, berdasarkan uji Regresi menyatakan bahwa konsentrasi 1% merupakan konsentrasi yang paling baik dalam laju erosi dan pertumbuhan benih rumput Bermuda.kata kunci: guar gum, hydro-seeding, laju erosi, rumput Bermuda
Karakteristik Konsumsi Energi, Air dan Nutrisi pada Budidaya Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L.) Menggunakan Sistem Fertigasi Deep Flow Technique: Indonesia Khanisa dilla Khabilah; Sophia Dwiratna; Nurpilihan Bafdal; Kharistya Amaru
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spinach is a vegetable that people like since it owns high nutrition. The high demand for green spinach is not balanced with the amount of production due to the narrowing of agricultural land. Hydroponic spinach cultivation is one of the efforts to solve the problem. Deep Flow Technique (DFT) is a commonly used hydroponic system. The study aimed to examine the characteristics of energy, water, and nutrient consumption on green spinach cultivation as well as the performance of theDFT fertigation system. The study used the analytical descriptive method. The result showed that the energy consumption used was 51.86 during one planting time or the costs incurred for the use of electricity was Rp76.104,64. In addition, water and nutrient consumption used during the planting period was 103.63 liters and 1.504 liters. System performance was viewed in terms of good uniformity with 93% as an average of plant height, 81.75% as the net plant weight, and 80.05% of root length with a faster harvesting time when compared to conventional cultivation namely 22 days. Water use efficiency resulting from the study was 112.127 kg/m3 and 2.82 kg/m2 of land productivity.
Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Alpukat (Persea Americana) dalam Pengelolaan Lahan di Sub Das Cimanuk Hulu Asri Nursaiidah; Nurpilihan Bafdal; Kharistya Amaru
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33661/jai.v7i1.6362

Abstract

Part of the Upper Cimanuk Sub-watershed area experiences changes in land use which causes reduced vegetation, resulting in increased river water discharge during the rainy season and causes flooding and erosion, and drought in the dry season. Considering this, it is necessary to manage land in the Upper Cimanuk Sub-watershed by analyzing land that can be planted with plants that can overcome these land problems. Avocado plants can increase infiltration as well as have the potential to be cultivated in the Upper Cimanuk Sub-watershed. The purpose of this study was to determine the suitability of land for avocado plants in the Upper Cimanuk Sub-watershed and to determine the area of land that has the potential for avocado cultivation in the Upper Cimanuk Sub-watershed. The method used in this research is descriptive analysis method. The land suitability assessment system uses a matching system, namely by matching between the characteristics of the land and the growing requirements of avocado plants. The results of the land suitability analysis show that only a small part of the area belongs to the very suitable class (S1), which is only 5,714.03 Ha of the total area of the Upper Cimanuk Sub-watershed, while most of the Upper Cimanuk Sub-watershed area is included in the marginally suitable class (S3 ) with an area of 63,744.41 Ha. The area of land that has the potential for avocado cultivation is only 5,659.17 Ha. Karangpawitan sub-district is the most potential land for avocado development with an area of 1,077.72 Ha.