This Author published in this journals
All Journal Sosiohumaniora
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EKOLOGI DAN BUDAYA PETANI ASLI PAPUA DALAM USAHATANI DI KABUPATEN KEEROM Untung Turua; Setia Hadi; Bambang Juanda; Endah Murniningtyas
Sosiohumaniora Vol 16, No 3 (2014): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.93 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v16i3.5762

Abstract

Luas lahan yang dimiliki petani asli Papua asal Keerom sangat luas, namun penduduknya tidak berupayamengelolanya secara maksimal untuk usahatani. Hal ini dipengahuhi oleh budaya meramu hasil hutan dan berburuhewan liar dalam memenuhi kebutuhan hidup. Interaksi pada lingkungan alam tersebut menunjukkan tingkatketergantungan petani pada lingkungan alam masih tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis ekologi dan budayapetani asli Papua dalam pengelolaan sumberdaya lahan (SDL) di wilayah Kabupaten Keerom. Metode penelitianini dimulai dengan menganalisis peta bentuk lahan, peta kesesuaian lahan, dan peta zone agroekologi digital,diikuti survei lapangan untuk pengambilan data fisik wilayah.Metode studi kasus dilakukan melalui pendekatananalisis interaktif Miles dan Huberman untuk menganalisis aspek kebiasaan hidup yang bertujuan mengungkapkanaktivitas budaya (adat). Wawancara dan Focus Group Discution (FGD) untuk mendapatkan data sosial budaya.Hasil penelitian menunjukkan penduduk keerom cenderung memilih dataran aluvial sebagai lokasi permukimankarena bentuk lahan ini sangat kaya potensi bahan pangan. Petani asli Papua asal Keerom terbiasa dengan polaambil, petik dan konsumsi atau jual, dibanding tanam, rawat, petik dan jual. Komoditas pertanian yang ditanampetani asli Papua adalah komoditas yang telah dipahami tahan terhadap serangan hama dan minim risiko gagalpanen, yaitu: keladi, ubijalar, singkong dan pisang, tapi dalam jumlah terbatas karena lebih diutamakan untukkonsumsi sendiri. Faktor modal sosial yang kuat dalam kehidupan penduduk tidak hanya terbatas pada pemberianbahan pangan kepada kerabat, tetapi ikut berpartisipasi dalam budaya bayar adat, denda adat, dan bayar maskawin,sehingga perolehan pendapatan tidak dijadikan untuk modal usahatani.
ANALISIS USAHATANI JAGUNG DAN KEBERLANJUTANNYA DI PULAU KISAR KECAMATAN PULAU-PULAU TERSELATAN KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA Stephen Thenu; Setia Hadi; Hermanto Siregar; Endah Murniningtyas
Sosiohumaniora Vol 16, No 2 (2014): SOSIIOHUMANIORA, JULI 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.322 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v16i2.5733

Abstract

Jagung merupakan komoditas pangan dominan di Pulau Kisar dan menjadi sumber pangan utamamasyarakat. Pengusahaannya bersifat subsistem dan tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tanggapetani dan tidak dikomersialkan, meskipun ada yang menjualnya dalam jumlah sangat terbatas jika ada kelebihan.Sistem pertanian lahan kering menetap dengan pola tanam polikultur pada satu lahan dengan kombinasi tanaman setahundan tahunan. Tujuan penelitian ini untuk melihat tingkat keuntungan dan kelayakan serta keberlanjutan usahatanijagung di Pulau Kisar, menggunakan Metode Survei dengan teknik Stratifikasi Random Sampling. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa biaya produksi jagung di Pulau Kisar Kecamatan PP Terselatan Kabupaten Maluku Barat Dayaterdiri dari komponen biaya tetap meliputi : biaya penyusutan alat dan biaya sewa lahan, biaya variabel meliputi : biayasaprodi dan biaya tenaga kerja. Biaya variabel memberikan kontribusi terbesar terhadap biaya produksi usahatanijagung. Usahatani jagung menguntungkan dan layak diusahakan, ditunjukkan oleh besarnya rata-rata nilai pendapatanRp.4.488.617 yang diperoleh dibandingkan dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp.3.755.917 sertanilai BC rasio sebesar 1,20. Usahatani jagung memiliki keberlanjutan secara ekonomi, ekologi dan sosial.Kata kunci : jagung, usahatani, keuntungan, kelayakan, keberlanjutan