Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aktivitas Repelensi dan Insektisidal Beberapa Ekstrak dan Minyak Nabati terhadap Hama Gudang Ephestia cautella Samsudin Samsudin; Funny Soesanthy; Syafaruddin Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n2.2016.p117-126

Abstract

Ephestia cautella is one type of storage pests that causes a decrease in cocoa bean quality. Control of this pest using chemical insecticides is not recommended because it is harmful to the environment and consumer health. The research aimed to examine the repellency and insecticidal activity of several types of extract and botanical oil against E. cautella larvae. The research was conducted in the Plant Protection Laboratory, Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, from March to November 2012. Botanical materials used were water extracts from Ageratum conyzoides leaves, Azadirachta indica seeds, and Allium sativum tubers, as well as oil from Reutalis trisperma, Syzygium aromaticum, and Andropogon nardus, with respective concentration of 0.5%. The insects test used was the 3rd instar larvae generated in the laboratory. Preliminary testing of the repellency activity was performed used the multiple-choice method, while subsequent testing used the dual-choice method with the parameters of larvae number remains in each treatment until 72 hours. The insecticidal activity was conducted using residual method on the feed substitute, by calculating mortality rate of the test insects. Observations were made at 24, 48, and 72 hours after treatment. The results showed that water extract from A. sativum bulbs and A. conyzoides leaves have high repellency percentage on the  E. cautella larvae, i.e. of 81.33% and 78.67%, respectively. Thus, these two vegetable extracts have the potential to be used as cocoa bean protectant from storage pest attacks. The extracts from A. indica seed, A. sativum bulbs, as well as oil from R. trisperma and S. aromaticum showed insecticidal properties that are able to kill E. cautella larvae.
Keefektifan Biofungisida Trichoderma sp. dengan Tiga Jenis Bahan Pembawa terhadap Jamur Akar Putih Rigidoporus microporus Widi Amaria; Funny Soesanthy; Yulius Ferry
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n1.2016.p37-44

Abstract

Keefektifan Trichoderma sp. dalam mengendalikan penyakit jamur akar putih (JAP) dipengaruhi oleh faktor lingkungan, oleh karena itu lebih baik dibuat dalam bentuk biofungisida. Biofungisida Trichoderma sp. dengan bahan pembawa yang sesuai diharapkan mampu menekan infeksi patogen R. microporus di pembibitan. Tujuan penelitian adalah mengetahui keefektifan biofungisida Trichoderma sp. dengan tiga jenis bahan pembawa terhadap penyakit JAP pada bibit karet. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kasa Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, mulai bulan Juli sampai Desember 2013. Percobaan menggunakan rancangan faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah 4 jenis Trichoderma, yaitu Trichoderma virens, T. hamatum, T. amazonicum, dan T. atroviride, dan faktor kedua adalah 3 jenis bahan pembawa, yaitu molase, kompos, dan talk. Biofungisida dibuat dari masing-masing jenis Trichoderma dengan masing-masing jenis pembawa sehingga terbentuk 12 biofungisida. Populasi spora Trichoderma sp. dalam biofungisida adalah 108 spora/ml dan jumlah yang diaplikasikan sebanyak 100 ml atau gram per tanaman. Bibit tanaman karet yang digunakan adalah klon AVROS 2037 hasil okulasi berumur 3 bulan dalam polybag. Peubah pengamatan meliputi masa inkubasi, intensitas dan penekanan serangan JAP, serta populasi Trichoderma sp. dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara jenis Trichoderma dengan jenis bahan pembawa. Keempat jenis Trichoderma yang diuji memiliki keefektifan yang sama dalam menekan penyakit JAP pada bibit karet. Bahan pembawa talk, kompos, dan molase dapat meningkatkan kemampuan pertumbuhan Trichoderma sp., tetapi bahan pembawa talk mempunyai kemampuan paling tinggi dalam menekan penyakit JAP.
Peranan Ekstrak Babadotan dan Bawang Putih serta Minyak Kemiri Sunan terhadap Serangan Penggerek Buah Kakao Funny Soesanthy; Samsudin Samsudin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v4n2.2013.p157-164

Abstract

Penggerek buah kakao (PBK), Conopomorpha cramerella Snell. (Lepidoptera: Gracillariidae), merupakan hama penting pada tanaman kakao yang menyebabkan penurunan hasil secara kualitas dan kuantitas. Salah satu usaha pengendalian PBK adalah menggunakan pestisida nabati karena bersifat ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh daun babadotan dan umbi bawang putih yang dilarutkan dengan air, etanol, metanol, dan heksan, serta minyak kemiri sunan [Reutalis trisperma (Blanco) Airy Shaw] dalam melindungi buah kakao dari serangan PBK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari-Desember 2012, bahan uji yang digunakan adalah babadotan-air (BA), babadotan-etanol (BE), babadotan-metanol (BM), babadotan-heksan (BH), bawang putih-air (PA), bawang putih-etanol (PE), bawang putih-metanol (PM), bawang putih-heksan (PH), minyak kemiri sunan (KS), pestisida kimia berbahan aktif λ-sihalotrin (kontrol negatif), dan air (kontrol positif). Pembuatan ekstrak bahan uji dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, dan pengujian ekstrak dilakukan di perkebunan kakao PT Bumi Loka Swakarya, Sukabumi. Buah kakao berukuran sekitar 9 cm disemprot secara merata dengan masing-masing bahan uji telah dilarutkan dengan air hingga konsentrasi 1%. Penyemprotan dilakukan setiap bulan sebanyak 2 kali penyemprotan. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) 6 ulangan, setiap petak percobaan digunakan 10 buah kakao. Persentase buah yang terserang PBK dan tingkat kehilangan hasil diamati saat buah dipanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyemprotan ekstrak PE konsentrasi 1% sebanyak dua kali dengan interval sebulan sekali dapat menurunkan kehilangan hasil sebesar 58,40% dengan nilai efikasi 63,01%. Dengan demikian ekstrak ini dapat dipakai sebagai salah satu bahan formula nabati untuk mengendalikan PBK.Kata Kunci: Pestisida nabati, penggerek buah kakao, bawang putih, babadotan, kemiri sunanCocoa pod borer (CPB), Conopomorpha cramerella Snell. (Lepidoptera: Gracillariidae), is an important pest of cocoa which can cause reduction in yield quality and quantity. One attempt of CPB control is application of botanical pesticides because it more friendly to environment and harmless to human health. The objective of this research was to analyze the effect of goat-weed leaves and garlic bulbs dissolved in water, ethanol, methanol, and hexane, respectively, as well as philippine tung [Reutalis trisperma (Blanco) Airy Shaw] oil in protecting of cocoa pod from CPB infestation. The research was conducted in January-December 2012 using test materials of goat weed-water (BA), goat weed-ethanol (BE), goat weed-methanol (BM), goat weed-hexane (BH), garlic-water (PA), garlic-ethanol (PE), garlic-methanol (PM), garlic-hexane (PH), philippine tung oil (KS), chemical pesticide containing active ingredient of λ-sihalothrine (negative control), and water (positive control). Extracts of the test materials were made in the Laboratory Plant Protection, Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute. Meanwhile, field trial was conducted in the cocoa plantations of PT Bumi Loka Swakarya, Sukabumi. Cocoa pods measuring 9 cm was sprayed evenly with each of the test materials diluted in water to obtain a concentration of 1%. Spraying is done every month as much as 2 times spraying. The experiment was arranged in randomized block design (RBD) with 6 replications, and each plots consist of 10 cocoa pods observed. The percentage of CPB-infested pods and yield loss rate observed when the pods were harvested. The results showed that spraying in concentration 1% of PE extract twice with an interval of once a month can reduce yield loss up to 58,40% with a value efficacy of 63.01%. Thus, this extract can be used as an ingredient of botanical pesticide formula to control CPB. 
Evaluasi Tingkat Serangan Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) pada Kultivar Kopi Arabika AGK-1 Funny Soesanthy; Enny Randriani; Syafaruddin Syafaruddin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2016): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v3n3.2016.p167-174

Abstract

Kopi Arabika berbuah kuning (AGK-1) merupakan kultivar unggul lokal yang telah dikembangkan secara luas di wilayah Kabupaten Garut dan beberapa kabupaten lainnya di Jawa Barat. Keunggulan kultivar ini adalah produktivitas tinggi, ukuran biji besar, dan mutu citarasa spesialti. Salah satu kendala dalam budi daya tanaman kopi adalah serangan kumbang penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus hampei, yang merupakan hama penting tanaman kopi di seluruh dunia. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi tingkat serangan hama PBKo pada kultivar AGK-1 di lapangan dan laboratorium. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016. Pengamatan tingkat serangan PBKo di lapangan dilakukan di blok Ciawer dan Legok Gede, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tanaman berumur 4 tahun (1.450 m dpl), 6 tahun (1.300 m dpl), 9 tahun (1.350 m dpl), dan 11 tahun (1.300 m dpl). Pengujian tingkat serangan PBKo terhadap buah kopi AGK-1 dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, menggunakan metode pilihan dan tanpa pilihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan H. hampei pada kultivar AGK-1 di lapangan pada semua umur tanaman dan elevasi sangat rendah (3,24%–6,76%). Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan persentase serangan PBKo pada kultivar AGK-1 cukup tinggi, baik menggunakan metode tanpa pilihan maupun pilihan, yaitu masing-masing 51,25% dan 17,5%. Akan tetapi, tingkat kerusakan biji yang ditimbulkan tergolong rendah dan tidak berbeda nyata dengan kultivar/varietas lainnya, yaitu 19,37% dan 6,25%.
Pengaruh Beberapa Jenis Formula Insektisida Nabati untuk Melindungi Buah Kakao dari Serangan Penggerek Funny Soesanthy; Samsudin Samsudin
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v1n2.2014.p69-78

Abstract

Penggunaan insektisida sintetik yang terus menerus untuk mengendalikan penggerek buah kakao (PBK) dapat merusak keseimbangan ekosistem di perkebunan kakao. Oleh sebab itu, diperlukan cara pengendalian yang relatif aman bagi manusia dan lingkungan, yaitu menggunakan insektisida nabati. Tujuan penelitian adalah menguji keefektifan formula insektisida nabati berbahan dasar ekstrak daun bandotan-metanol, bawang putih-etanol, dan kemiri sunan untuk melindungi buah kakao dari infestasi PBK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari-Desember 2013. Bahan uji yang digunakan adalah bandotan-metanol+serai wangi (BMS), bandotan-metanol+minyak cengkeh (BMC), bandotan-metanol+bawang putih-etanol (BMP), bawang putih-etanol+serai wangi (PES), bawang putih-etanol+minyak cengkeh (PEC), kemiri sunan+bawang putih-etanol (KSP), kemiri sunan+bandotan-metanol (KSB), α-eleostearic acid (kontrol negatif), dan air (kontrol positif). Formula dibuat di Laboratorium Proteksi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Sukabumi, dan pengujiannya dilakukan di perkebunan kakao PT. Bumiloka Swakarya, Sukabumi. Perlakuan disusun dalam unit-unit percobaan yang masing-masing terdiri dari 16 pohon (4 x 4 pohon) dan diulang tiga kali. Pada setiap plot dipilih 30 buah kakao sehat berukuran 6-10 cm. Konsentrasi formula 5% dan 10% dengan volume larutan 250 ml/pohon disemprotkan ke seluruh permukaan buah dan cabang-cabang horizontal, dengan interval 2 minggu sekali sebanyak 6 kali. Pengamatan dilakukan terhadap tingkat serangan PBK dan kerusakan buah yang dipanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula KSB (kemiri sunan 25% + bandotan 5%) pada konsentrasi 10 ml/l menghasilkan nilai persentase serangan PBK terendah, sedangkan formula BMP (bandotan 5% + bawang putih 5%) pada konsentrasi 10 ml/l menyebabkan intensitas serangan PBK dan kehilangan hasil terendah.Kata kunci: Insektisida nabati, penggerek buah kakao, formulaThe use of synthetic insecticide continuously to control the cocoa pod borer (CPB) can cause serious damage to the ecosystem balance in the cocoa plantations. Therefore, a control measures that are relatively safe for humans and the environment, such as the use of botanical insecticide are needed. The purpose of the study was to analyze the effectiveness of plant-based insecticide from leaves goat weed-methanol and garlic-ethanol extract, and phillipine tung oil formula to protect cocoa pods from CPB infestation. The study was conducted from January to December 2013. The test materials used were goat weed-methanol+citronella (BMS), goat weed-methanol+clove oil (BMC), goat weed-methanol+garlic-ethanol (BMP), garlic-ethanol+citronella (PES), garlic-ethanol+clove oil (PEC), phillipine tung oil+garlic-ethanol (KSP), phillipine tung oil+goat weed-methanol (KSB), α-eleostearic acid (negative control), and water (positive control). All of the formulas were made in the Plant Protection Laboratory, Indonesian Industrial and Beverages Crops Research Institute (IIBCRI) Sukabumi, whereas the field testing was conducted in cocoa plantations of PT Bumiloka Swakarya, Sukabumi. Each experimental plot consisted of a 4x4 trees, repeated 3 times. In each plot selected 30 healthy cocoa pods measuring 6-10 cm in length. Distance between plots was 2 arrays of trees. Formulas concentration were 5% and 10%, which then sprayed onto the entire surface of the pods and horizontal branches using a knapsack sprayer, 6 times at intervals of 2 weeks. Solution volume was 250 ml / tree. Observations were made on the level of CPB infestation and pod damage harvested. The results showed that the lowest percentage of CPB infestation was on KSB 10 (philippine tung oil 25% + goat weed 5%), whereas the lowest percentage of intensity and yields loss were on BMP 10 (goat weed 5% + garlic 5%).