Anik Herwati
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Varietas Unggul Tembakau Bondowoso Sri Yulaikah; Anik Herwati; Djajadi Djajadi
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 7, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v7n2.2015.102-113

Abstract

Tembakau di Kabupaten Bondowoso diolah dalam bentuk rajangan dan digunakan sebagai pengisi (filler) dalam blending industri pabrik rokok. Areal penanaman tembakau tiap tahun berkisar antara 7.000–9.000 ha, dengan total produksi per tahun berkisar antara 6.000–8.000 ton. Permasalahan yang ada adalah terbatasnya varietas unggul yang telah dilepas. Eksplorasi telah dilakukan pada tahun 2008, dan m endapatkan 6 aksesi. Uji multilokasi 6 aksesi yaitu Somporis 1, Serumpung, Marakot, Somporis ah, Somporis lokal, dan Somporis ch dilakukan di 2–3 lokasi pada tahun 2009 sampai 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memilih kultivar yang memiliki penampilan terbaik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Somporis 1 dan Somporis ch merupakan kultivar yang unggul berdasarkan indeks penampilan. Produktivitas Somporis 1 se-besar 0,94 ton/ha, indeks mutu 70,73, dan warna kuning tua (cemerlang). Sedang Somporis ch produktivi-tas 0,73 ton/ha, indeks mutu 71,8, dan sangat aromatis. Kedua kultivar tersebut dapat direkomendasikan sebagai varietas yang unggul dan legal di Bondowoso. Tobacco which was planted in Bondowoso Regency, East Java is processed as air-dried-sliced tobacco and is used as filler in cigarette blending. Tobacco planting area is about 7,000–9,000 ha per year with total pro-duction is about 6,000–8,000 tons. The problem was on Bondowoso tobacco is a shortage availability of superior varieties. The exploration of Bondowoso tobacco was started in 2008 and found six cultivars i.e. Somporis 1, Serumpung, Marakot, Somporis ah, local Somporis, and Somporis ch. Multilocation trials of the six cultivars at 2–3 sites were conducted from 2009–2011. The objective of this research was to select the superior Bondowoso tobacco cultivars. Result showed that Somporis 1 and Somporis ch were the superior varieties based on performance index parameters. Somporis 1 had yield 0.94 tons/ha, quality index 70.73, and dark yellow colour (bright). The yield of Somporis ch were 0.73 tons/ha, it’s quality index 71.8, and very aromatic. These cultivars might be recomended as legalized superior varieties tobacco in Bondowoso.
Potensi Tembakau Virginia Flue Cured Varietas NC 100 di Lombok . Suwarso; Anik Herwati; A.S Murdiyati; Deciyanto S.; Imam Santoso; Dian Haryanto; M. Yasin; Djadmiko Pambudi
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 1, No 1 (2009): April 2009
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v1n1.2009.1-9

Abstract

Tembakau virginia fc varietas NC 100 diimpor dari ProfiGen do Brasil Ltda. dan diuji potensi hasil dan mutunyadi Pringga Jurang, Kopang Rembiga, dan Semaya, Lombok pada musim tembakau tahun 2006. Sebagaipembanding digunakan PVH 09. Pengujian dilakukan pada dua waktu tanam, yaitu akhir bulan Juli dan akhirbulan Agustus 2006. Untuk membandingkan kedua varietas, pada setiap unit pengujian digunakan uji t.Hasil pengujian menunjukkan NC 100 dapat menghasilkan 1,932 ton/ha kerosok, indeks mutu 48,08, danindeks tanaman 94,01. Produktivitas PVH 09 1,861 ton/ha kerosok dengan indeks mutu dan indeks tanaman45,08 dan 83,97. Ketahanan lapangan NC 100 terhadap penyakit lanas dan layu bakteri lebih rendah dibandingPVH 09, tetapi NC 100 lebih tahan terhadap TMV dan TEV dibanding PVH 09.
Variasi Karakter Biji dan Korelasinya dengan Kadar Minyak pada Plasma Nutfah Tanaman Bunga Matahari (Helianthus annus L.) Anik Herwati; Tantri Dyah Ayu Anggraeni
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 6, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v6n2.2014.91-98

Abstract

Tanaman bunga matahari (Helianthus annus L.) adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sehat dan bermutu. Salah satu upaya peningkatan produksi minyak adalah dengan program pemuliaan ta-naman melalui perakitan varietas unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan minyak tinggi. Pro-ses pemuliaan tanaman memerlukan keragaman genetik dan proses seleksi. Oleh karena itu evaluasi sumber daya genetik yang ada perlu dilaksanakan, salah satunya pada karakter biji. Sedangkan untuk memudahkan proses seleksi perlu diketahui karakter yang berkorelasi positif dengan produksi minyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi karakter biji dan korelasinya dengan kadar minyak. Kegiatan dilaksanakan pada tahun 2011 di Laboratorium Benih Balittas dan Laboratorium Kimia Universitas Brawijaya untuk uji ka-dar minyak. Jumlah aksesi bunga matahari yang diuji ada 19 aksesi bunga matahari hasil rejuvenasi tahun 2011. Dari tiap aksesi, diambil 300 gram benih hasil panen yang belum disortir, yang diambil secara acak dan diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan pada karakter kualitatif yaitu warna biji, garis pada biji, dan ben-tuk biji, dan karakter kuantitatif yaitu bobot 100 biji, panjang, dan lebar biji, serta kadar minyak. Hasil pe-ngamatan pada karakter kualitatif menunjukkan variasi pada warna biji, garis (stripes), dan bentuk biji. Pada karakter kuantitatif, nilai koefisien keragaman (KK) pada semua karakter yang diamati mencapai lebih dari 20%. Karakter yang paling bervariasi adalah kadar minyak biji. Hasil pengujian korelasi menunjukkan karak-ter bobot 100 biji berkorelasi positif dengan karakter panjang, lebar, dan bentuk biji, dan berkorelasi negatif dengan karakter kandungan minyak. Sedangkan ukuran biji dan kadar minyak tidak menunjukkan korelasi yang nyata. Sunflower (Helianthus annus L.) is one of vegetable oil crops that produce healthy and high quality oil. In-creasing oil content could be reached by breeding programme to obtain new variety with high productivity and oil content. Breeding programme needs genetic diversity and selection process. So, germplasm evalu-ation, especially for seed characteristic must be done. To make selection process easier determination cha-racters that correlate with oil content needs to be conducted. This experiment aimed to evaluate variation in seed characteristics and to determine correlation between seed characters and oil content on sunflowers. Experiment was done in 2011 on Seed Laboratory ISFCRI and Brawijaya University Laboratory (oil content extraction). Plant materials are 19 s unflower accesions. For each accesion, 300 grams seed were taken ran-domly and replicated 3 times. Observation was done on qualitative characters i.e. seed colour, seed stripes, and seed shape and quantitative characters i.e. 100 seeds weight, seed length, and seed width, also oil con-tent. Result showed that there were variations among seed colour, seed stripes, and seed shape (qualitative characters). Coefficient variation (CV) was more than 20% for all quantitative characters and the highest was being reached by oil content. Correlation evaluation resulted that 100 seeds weight had positive corre-lations with seed length, seed width, and seed shape, but had a negative correlation with oil content. How-ever, seed size wasn’t correlate with oil content.
Pengujian Efektivitas Penggunaan Pupuk ZK terhadap Hasil dan Mutu Tembakau Madura A.S Murdiyati; Anik Herwati; . Suwarso
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 1, No 1 (2009): April 2009
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v1n1.2009.10-16

Abstract

Tembakau madura merupakan bahan baku rokok keretek. Tembakau ini berkembang utamanya di KabupatenPamekasan dan Sumenep, kemudian meluas sampai ke Kabupaten Sampang. Salah satu permasalahanyang dihadapi adalah status kalium (K) tanah di Madura umumnya rendah sampai sedang, dan gejala kekahatan(kekurangan) akan kalium ini sudah terdeteksi sejak tahun 1989. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahuiefektivitas pemberian pupuk ZK terhadap produksi dan mutu tembakau madura di lahan petani. Pengujiandilakukan pada 22 unit lahan petani di Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep. Perlakuanadalah pemupukan dengan 100 kg ZK per hektar. Sebagai kontrol adalah 22 unit lahan petani yang tidakmenggunakan pupuk ZK. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pemberian 100 kg ZK per hektar padatembakau madura dapat meningkatkan indeks mutu 19,3%, harga tembakau Rp4.019,00/kg (19,4%), indekstanaman 27,3% dan penerimaan petani Rp2.267.818,00/ha (18,4%). Ratio tambahan keuntungan terhadaptambahan biaya dengan penggunaan pupuk ZK 100 kg per hektar adalah 1,57.
Varietas Unggul Tembakau Bondowoso Sri Yulaikah; Anik Herwati; Djajadi Djajadi
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 7, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.765 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v7n2.2015.102-113

Abstract

Tembakau di Kabupaten Bondowoso diolah dalam bentuk rajangan dan digunakan sebagai pengisi (filler) dalam blending industri pabrik rokok. Areal penanaman tembakau tiap tahun berkisar antara 7.000–9.000 ha, dengan total produksi per tahun berkisar antara 6.000–8.000 ton. Permasalahan yang ada adalah terbatasnya varietas unggul yang telah dilepas. Eksplorasi telah dilakukan pada tahun 2008, dan m endapatkan 6 aksesi. Uji multilokasi 6 aksesi yaitu Somporis 1, Serumpung, Marakot, Somporis ah, Somporis lokal, dan Somporis ch dilakukan di 2–3 lokasi pada tahun 2009 sampai 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memilih kultivar yang memiliki penampilan terbaik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Somporis 1 dan Somporis ch merupakan kultivar yang unggul berdasarkan indeks penampilan. Produktivitas Somporis 1 se-besar 0,94 ton/ha, indeks mutu 70,73, dan warna kuning tua (cemerlang). Sedang Somporis ch produktivi-tas 0,73 ton/ha, indeks mutu 71,8, dan sangat aromatis. Kedua kultivar tersebut dapat direkomendasikan sebagai varietas yang unggul dan legal di Bondowoso. Tobacco which was planted in Bondowoso Regency, East Java is processed as air-dried-sliced tobacco and is used as filler in cigarette blending. Tobacco planting area is about 7,000–9,000 ha per year with total pro-duction is about 6,000–8,000 tons. The problem was on Bondowoso tobacco is a shortage availability of superior varieties. The exploration of Bondowoso tobacco was started in 2008 and found six cultivars i.e. Somporis 1, Serumpung, Marakot, Somporis ah, local Somporis, and Somporis ch. Multilocation trials of the six cultivars at 2–3 sites were conducted from 2009–2011. The objective of this research was to select the superior Bondowoso tobacco cultivars. Result showed that Somporis 1 and Somporis ch were the superior varieties based on performance index parameters. Somporis 1 had yield 0.94 tons/ha, quality index 70.73, and dark yellow colour (bright). The yield of Somporis ch were 0.73 tons/ha, it’s quality index 71.8, and very aromatic. These cultivars might be recomended as legalized superior varieties tobacco in Bondowoso.
Potensi Tembakau Virginia Flue Cured Varietas NC 100 di Lombok . Suwarso; Anik Herwati; A.S Murdiyati; Deciyanto S.; Imam Santoso; Dian Haryanto; M. Yasin; Djadmiko Pambudi
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 1, No 1 (2009): April 2009
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3700.219 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v1n1.2009.1-9

Abstract

Tembakau virginia fc varietas NC 100 diimpor dari ProfiGen do Brasil Ltda. dan diuji potensi hasil dan mutunyadi Pringga Jurang, Kopang Rembiga, dan Semaya, Lombok pada musim tembakau tahun 2006. Sebagaipembanding digunakan PVH 09. Pengujian dilakukan pada dua waktu tanam, yaitu akhir bulan Juli dan akhirbulan Agustus 2006. Untuk membandingkan kedua varietas, pada setiap unit pengujian digunakan uji t.Hasil pengujian menunjukkan NC 100 dapat menghasilkan 1,932 ton/ha kerosok, indeks mutu 48,08, danindeks tanaman 94,01. Produktivitas PVH 09 1,861 ton/ha kerosok dengan indeks mutu dan indeks tanaman45,08 dan 83,97. Ketahanan lapangan NC 100 terhadap penyakit lanas dan layu bakteri lebih rendah dibandingPVH 09, tetapi NC 100 lebih tahan terhadap TMV dan TEV dibanding PVH 09.