Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perspektif dan Peran Sosiologi Ekonomi dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat Ketut Gede Mudiarta
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v29n1.2011.55-66

Abstract

EnglishEconomic sociology is a sociological perspective that explains economic phenomena, mainly related to aspects of production, distribution, exchange, consumption of goods, services, and resources, aiming at improving people’s welfare. Contribution of the sub-discipline of economic sociology improves along with the various socio-economic problems in the society both in developed and developing countries where they try to improve people’s welfare through its development programs. Progress of economic sociology cannot be separated from the ideas of classical sociology and new thinking in economic sociology since 1980s. Economic sociology studies in Indonesia showed that most of the studies are directed toward on how the community alleviates poverty. Currently, economic sociology studies social capital, as well as structural problems, institutional and national economic systems associated with welfare. The said national economic system is in accordance with the country’s constitution. On the other hand, the impacts of national development are also the focus of the studies since the development policies have not been able to realize a welfare society and inclusiveness in national development. It is based on the construction of the welfare state model with the main indicator of relatively equal development. IndonesianSosiologi Ekonomi merupakan  perspektif sosiologis yang menjelaskan fenomena ekonomi, terutama terkait  dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi barang, jasa, dan  sumber daya, yang bermuara pada bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraan. Sosiologi Ekonomi menunjukkan perkembangan yang eksplosif sejalan dengan berbagai permasalah sosial ekonomi masyarakat, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang yang sedang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai kebijakan pembangunan. Perkembangan studi Sosiologi Ekonomi tidak terlepas dari pengaruh pemikiran tokoh sosiologi klasik dan aliran pemikiran baru dalam sosiologi ekonomi sejak dekade 1980-an. Hasil kajian eksploratif yang pada tulisan ini melalui penelusuran atas perkembangan studi Sosiologi Ekonomi di Indonesia, menunjukkan bahwa sebagian besar studi diarahkan kepada bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan dan mencapai kemakmuran atau kesejahteraan yang erat kaitannya dengan masalah kemiskinan.  Saat ini studi Sosiologi Ekonomi lebih marak menganalisis tentang kapital sosial, serta masalah struktur, kelembagaan dan sistem ekonomi nasional dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat. Sistem ekonomi nasional yang dimaksud adalah yang sejalan amanat konsititusi kita. Pada sisi lain, dampak pembangunan nasional terutama sejak masa orde baru juga banyak diteliti mengingat kebijakan pembangunan dinilai  belum mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat, bahkan terkesan belum berhasil menciptakan inklusifitas dalam pembangunan nasional, berlandaskan pembangunan model  negara kesejahteraan (MNK) dengan indikator utama  berupa “pemerataan” pembangunan.
Jaringan Sosial (Networks) dalam Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis: Perspektif Teori dan Dinamika Studi Kapital Sosial Ketut Gede Mudiarta
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v27n1.2009.1-12

Abstract

EnglishThe limited possession of resources such as physical capital especially land, finance, and technology need social resources empowerment as potential local resources followed  by equality and  inclusiveness in implementing of development programs. This paper tries to elaborate sociological theory in the dynamics of social capital study especially social networks linked to the social reality on empirical level. In line with the theories of new institutionalism, social networks, diffusion of innovation, and social mobilit, on the empirical level it shows that agribusiness development is not supported by synchronization of policy environment in macro level, informal rules at meso level, and  individual needs in micro level and availability of informal rules at meso and micro levels in the community. The failure of agribusiness development is also believed to be affected by unequal social-resources and also by less concern on the effect of economic benefit on social network, i.e. without considering the following aspects, e.g. (i) Norm and density network; (ii) The Strength of Weak Ties; (iii) The Importance of " Structural Holes; and (iv) The Interpenetration of Economic and Non-Economic Action in developing agribusiness. Agribusiness community will keep facing obstacles to grab opportunity in accessing information and technology innovation and in turn it will lower productivity, income and welfare as well as vertical mobility.IndonesianKeterbatasan penguasaan sumber-sumber produksi berupa kapital material, terutama penguasaan  sumber daya lahan, modal finansial dan  teknologi, memerlukan upaya pemberdayaan sumber-sumber sosial sebagai  potensi sumber daya lokal, serta dengan  memperhatikan segi  kemerataan (equality) dan inklusi sosial dalam operasionalisasi program pembangunan.  Tulisan ini berupaya membahas perspektif teori sosiologi dalam dinamika studi kapital sosial terutama aspek jaringan sosial (networks) yang dikaitkan dengan realitas sosial pada tataran empiris. Selaras dengan analisis teori kelembagaan baru (new institutionalism), teori jaringan, teori difusi inovasi, dan teori mobilitas vertikal; ditemukan adanya ketidaksinkronan pengembangan sistem dan usaha agribisnis dengan dukungan lingkungan kebijakan (policy environment). Selain itu, juga ada ketidaksinkronan politik pengembangan agribisnis pada level makro dengan ketersediaan aturan informal (informal rules) di level meso dan mikro dalam komunitas. Kegagalan pengembangan agribisnis juga diyakini merupakan akibat ketidakmerataan sumber daya sosial dan kurangnya perhatian kepada pengaruh jaringan sosial (network) terhadap manfaat ekonomi, yakni kurang mempertimbangkan aspek norma dan kepadaran (density) jaringan, kuat dan lemahnya ikatan (ties), peran lubang struktural (structural holes), dan interpretasi terhadap tindakan ekonomi dan ekonomi dalam pengembangan agribisnis. Dalam kondisi demikian, komunitas agribisnis akan tetap sulit meraih peluang untuk mengakses informasi dan inovasi teknologi yang berdampak pada rendahnya produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan, sehingga akan sulit juga dalam mencapai mobilitas vertikal.