Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Factors Affecting Circular Economy Promotion in Indonesia: The Revival of Agribusiness Partnership Sahat Pasaribu
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v24n2.2006.135-144

Abstract

IndonesianKonsep ekonomi sirkuler sebenarnya telah dilakukan sejak lama di Indonesia, khususnya pada industri besar dan menengah, namun belakangan ini perencanaan pembangunan ekonomi kurang memperhatikannya.  Perusahaan-perusahaan pabrik kertas dan perkebunan besar termasuk diantara usaha ekonomi yang melaksanakan konsep ini.  Pada skala ekonomi yang lebih kecil dalam bidang pertanian, kerjasama antara perusahaan besar dengan pertanian rakyat sudah berlangsung dengan baik, memberikan keuntungan ekonomi, memperbaiki kualitas lingkungan dan menjanjikan persaingan yang kompetitif. Masyarakat sebenarnya sudah menerapkan konsep ekonomi sirkuler pada sistem usahatani terintegrasi yang mereka lakukan,  namun  perkembangannya masih kurang memuaskan. Faktor-faktor yang terkait dengan kelembagaan sangat berperan dalam mempromosikan konsep ekonomi sirkuler ini di pedesaan dan menjadi penentu keberhasilan program kemitraan hingga mencapai level tertentu.  Melalui kerjasama model kemitraan sebagai perwujudan konsep ekonomi sirkuler, ketiga pilar ekonomi, yakni lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus saling mendukung dan berpartisipasi menurut kapasitasnya masing-masing memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi regional. Pemerintah sebagai fasilitator dan regulator, perusahaan swasta sebagai penghela usaha, dan masyarakat sebagai pemasok bahan baku atau pelaku usaha kecil harus saling berinteraksi, bekerjasama dan berpartisipasi dalam program pembangunan ekonomi.  Makalah ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep ekonomi sirkuler untuk mempercepat bangkitnya ekonomi rakyat melalui kemitraan agribisnis.    EnglishCircular economy concept has been less considered in the global framework of economic development in Indonesia during the past decade, although the concept has been continually applied in many medium and large industries.  Pulp and paper enterprises and estate crops agro-industries are among the companies included in this economic trend.  To a smaller economic development, the implementation of circular economy movement in especially agricultural fields has been benefiting rural people, enhancing quality of environment, and promising competitive advantage. Small-scale integrated farming systems have been widely adopted this concept but lack of improvement. Institutional factors have played significant role in promoting circular economy in rural areas.  Institutional role, in this context, is very instrumental to gear regional development towards certain level of improvement.  Through circular economy partnership, the three pillars of development: government, private sector, and rural people are each in the right position to lead in every steps of regional economic development program. These institutions are expected to function as regulator agency to facilitate related activities, as enterprise organization to give hand to initiate and develop certain production, and as supporting society to participate in any programs/activities to achieve certain goals.  This paper addresses influencing factors to promote circular economy to accelerate the revival of people’s regional economy through agribusiness partnership.
Pengembangan Agro-Industri Perdesaan dengan Pendekatan One Village One Product (OVOP) Sahat Pasaribu
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v29n1.2011.1-11

Abstract

EnglishAgro-industry development in rural areas could be implemented using an OVOP approach. As a people movement, this agro-industry needs active participation of all related institutions.  The inter-related elements under the agribusiness system on this approach requests willingness of all related parties, from the upstream to the downstream of agricultural system cycle. The working steps for its application cover the selection of local specific product, identification of product strengths and associated constraints for development for higher quality and for global market, application of product development (processing and marketing) for added value and income improvement, and implementation of evaluation for better future product and business performances.  The OVOP approach could be applied in rural areas of Indonesia if all stakeholders along with their respective institutions are in favor of the rural people’s interest. IndonesianSalah satu alternatif pengembangan agro-industri di perdesaan dapat dilakukan dengan pendekatan OVOP. Sebagai suatu gerakan masyarakat, pendekatan agro-industri ini membutuhkan partisipasi semua lembaga terkait. Hubungan yang saling mengkait antar elemen dalam sistem agribisnis pada pendekatan ini mengharapkan kesediaan semua pihak, dari hulu ke hilir dalam siklus sistem pertanian. Langkah-langkah operasional untuk pelaksanaannya mencakup pemilihan produk unggulan spesifik lokal, mengidentifikasi potensi dan kendala yang dihadapi jika akan mengembangkan produk tersebut hingga mampu meningkatkan kualitas dan menembus pasar global, melaksanakan kegiatan pengembangan (pengolahan dan pemasaran) untuk memperoleh nilai tambah dan meningkatkan pendapatan, dan melaksanakan evaluasi untuk meningkatkan kekuatan produk dan kinerja usaha. Pendekatan OVOP ini dapat dilaksanakan di Indonesia jika semua pemangku kepentingan bersama instansi masing-masing berpihak pada kepentingan masyarakat perdesaan.