DOAH DEKOK TARIGANS
Pusat Peneliian dan Pengembangan Perkebunan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sistem Usahatani Berbasis Kelapa DOAH DEKOK TARIGANS
Perspektif Vol 1, No 1 (2002): Juni 2002
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v1n1.2002.18-32

Abstract

Tanaman kelapa (Cocos nucifera) memiliki peran yang strategis bagi masyarakat Indonesia, bahkan tanaman kelapa termasuk sebagai komoditas sosial kedua setelah padi mengingat produknya merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat. Peran strategis demikian terlihat dari total areal 3.74 juta hektar, dan sekaligus sebagai areal perkebunan terluas dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya. Sekitar 3.59 juta hektar (96%) merupakan perkebunan rakyat yang memiliki berbagai masalah seperi , (1) luas kepemilikan lahan yang sempit ,(2) sebagian besar diusahakan dengan pola monokultur dan bersifat subsistan, (3) produkivitas kelapa rendah, (4) pendapatan usahatani rendah, (5) adopsi teknologi sangat terbatas, (6) produk yang dihasilkan masih dalam bentuk produk primair dan idak kompeiif dan (7) harga produk diingkat petani rendah dan fluktuaif. Berdasarkan kondisi tersebut, dalam dua dekade terakhir telah dilaksanakan penelitian sistem usahatani berbasis kelapa (SUBK) secara intensif dan terencana pada berbagai agroekosistem disentra-sentra produksi kelapa. Hasilpenelitian menyimpulkan bahwa pengembangan tanaman kelapa secara monokultur idak dianjurkan lagi, karena secara teknis maupun ekonomis idak menguntungkan. Saat ini di negara-negara penghasil kelapa utama seperi India, Filipina, Sri Lanka, dan Indonesia merekomendir dikembangkannya SUBK dengan introduksi berbagai tanaman sela yang prospekif. SUBK ini memiliki beberapa keunggulan yaitu (1) pemanfataan lahan usahatani menjadi efisien dan produkif, (2) meningkatkan produkifitas usahatani, (3) meningkatkan pendapatan usahatani, (4) pemakaian input usahatani lebih efisien dan pendapatan petani lebih terjamin. Namun demikian hasil studi SUBK di Indonesia menunjukkan suatu kenyataan bahwa peningkatan luas areal dan produksi belum sepenuhnya diikui dengan peningkatan pendapatan petani. Kondisi ini terutama disebabkan (1) rendahnya produkivitas dan harga produk diingkat petani, (2) rendahnya efisiensi pemanfaatan lahan serta (3) belum optimalnya pengolahan semua produk yang dihasilkan. Masalah tersebut dapat diatasi melalui diversifikasi usahatani horizontal dan vertikal. Penerapan diversifikasi secara terpadu dapat diharapkan (1) kehidupan petani lebih layak, (2) petani kelapa menjadi pelaku didalam sistem agribisnis kelapa, (3) tumbuhnya semangat petani untuk melakukan usahatani kelapa, (4) sumber daya fisik perkebunan kelapa dapat dimanfaatkan secara opimal, (5) terpenuhinya bahan baku untuk industi pengolahan, (6) tumbuh dan berkembangnya kelembagaan dan industri baru dari hasil tanaman campuran, (7) transfer teknologi dapat dipercepat, dan (8) meningkatnya sumbangan kelapa terhadap pendapatan devisa negara.Kata kunci : Kelapa, Cocos nucifera, sistem usahatani, tanaman sela, diversifikasi horisontal, diversifikasi verikal.