EMY SULISTYOWATI
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kemajuan Genetik Varietas Unggul Kapas Indonesia Yang Dilepas Tahun 1990-2003 EMY SULISTYOWATI; HASNAM HASNAM
Perspektif Vol 6, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v6n1.2007.%p

Abstract

ABSTRAKKanesia 1 dan Kanesia 2 adalah dua varietas unggul kapas yang dihasilkan dari kegiatan seleksi individu dari  populasi  Reba  BTK 12 dan Tak Fa 1 dan merupakan varietas pioneer bagi berkembangnya arietas-varietas unggul kapas Indonesia. Varietas unggul berikutnya dirakit dengan pendekatan pengumpulan gen (‘genes pooling’) ataupun piramida gen (‘genes pyramiding’) dengan memanfaatkan sumber-sumber genetik dalam koleksi plasma nutfah kapas dan menghasilkan tujuh varietas kapas Indonesia baru (Kanesia 3 Kanesia 9). Dibandingkan dengan Kanesia 1 dan Kanesia 2, tujuh varietas kapas unggul   tersebut   menunjukkan   perbaikan   tingkat produktivitas dan mutu serat yang cukup tajam; secara paralel juga dilakukan perbaikan ketahanan terhadap hama yang difokuskan pada hama penghisap daun kapas     (Amrasca biguttula) melalui mekanisme ketahanan fisik tanaman yang ditunjukkan dengan kerapatan bulu pada batang dan daun, sehingga secara drastis mengurangi pemakaian pestisida.  Makalah ini menyajikan kemajuan genetik yang telah dicapai pada program perakitan varietas Kanesia 1 sampai Kanesia 9, dan arah pemuliaan kapas dimasa datangKata kunci :  Gossypium hirsutum, kemajuan genetik, produktivitas,   mutu   serat,   Amrasca biguttula ABSTRACTGenetic Progress Of Indonesian Cotton Varieties Released In 1990 - 2003Kanesia 1 and Kanesia 2 are two high yielding cotton varieties which were obtained from individual selection from populations of Reba BTK-12 and Tak Fa 1, and have pioneered the development of the engineering of Indonesian national cotton varieties. The other high yielding varieties are engineered by using gene pooling or genes pyramiding approaches involving the use of genetic sources in the cotton germplasm  collection  which  have  resulted  in  the release of seven more new Indonesian cotton varieties (Kanesia 3 - Kanesia 9).  As compared to Kanesia 1 and 2, the seven new Kanesias show a significant increase in productivity level as well as fibre properties. In parallel, those are accomplished with improved resistance to insect pests focusing on jassid (A. biguttula) via physical resistance mechanism expressed by long and high hair density on leaves and stem; this has resulted in reduced insecticide usage.  This paper reviews the genetic improvements which have been obtained from breeding program of Indonesia national cotton varieties, Kanesia 1 - Kanesia 9 and describes the future cotton breeding programmes.Key words:  Gossypium hirsutum, genetic progress, productivity, fiber properties, Amrasca biguttula
Pemanfaatan Teknologi Transgenik Untuk Perakitan Varietas Unggul Kapas Tahan Kekeringan EMY SULISTYOWATI
Perspektif Vol 8, No 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v8n2.2009.%p

Abstract

ABSTRAKDiantara cekaman abiotik yang berpengaruh terhadap kapas, maka cekaman kekeringan merupakan faktor utama  pembatas  produktivitas  dan  pengembangan kapas.  Pengembangan kapas Indonesia kedepan lebih difokuskan pada lahan-lahan kering tadah hujan, maka upaya untuk perbaikan ketahanan varietas terhadap kekeringan   sangat   diperlukan.    Hasil   pengujian ketahanan   terhadap   kekeringan   secara   langsung ataupun  tak  langsung  menggunakan  simulasi  PEG telah    menghasilkan    informasi    tentang    tingkat ketahanan  beberapa  aksesi  plasma  nutfah  kapas. Pemanfaatan plasma nutfah kapas dalam persilangan melalui   pengumpulan   dan   piramida   gen   toleran kekeringan dan serangan hama penghisap A. biguttula telah menghasilkan dua varietas baru yaitu Kanesia 14 dan   Kanesia 15. Selain   pendekatan   pemuliaan konvensional,  juga  terbuka  peluang  pengembangan varietas   baru   kapas   tahan   kekeringan   melalui transformasi gen yang menghasilkan kapas transgenik tahan kekeringan.  Pendekatan transgenik berpeluang untuk   mengkombinasikan   beberapa   gen   penyandi sifat-sifat yang berbeda yang berasal dari spesies lain ke   dalam   genom   kapas.    Beberapa   gen   telah ditransformasikan ke dalam beberapa tanaman antara lain arabidopsis, tembakau, tomat, padi, dan kapas yang   telah   menghasilkan   varietas   baru   tahan kekeringan. Dukungan teknologi berupa varietas tahan kekeringan   atau   sifat-sifat   unggul   lainnya   harus diimbangi dengan dukungan teknologi budidaya yang efisien sehingga peningkatan produksi kapas secara signifikan dapat tercapai.Kata kunci: Gossypium hirsutum L., transgenik, toleran kekeringan ABSTRACTThe  Use of  Transgenic Approach in  Developing Drought Tolerant Cotton VarietiesAmong abiotic stresses, drought is the most crucial factor   that   influence   cotton’s   productivity   and development.  As cotton development in Indonesia is focused in dry-rainfed areas,  measures for developing drought tolerance varieties are needed.  Evaluation of cotton accessions tolerance to drought has been done directly in the field, or indirectly by PEG simulation and resulted in drought tolerance cotton accessions. Hybridization by genes pooling or gene-pyramiding approaches involving selected accessions which are tolerant to drought and jassids attack, A. biguttula, have resulted in two new cotton varieties namely Kanesia 14 and Kanesia 15.  In addition to conventional breeding, there are new avenues to engineer transgenic cotton varieties  resistant  to  drought.  by  transforming  the identified genes responsible  for drought resistance. Transgenic technologies could combine several genes  responsible for different characters in cotton genome. A  number  of  genes  have  been  transformed  into various plants such as arabidopsis, tobacco, tomato, rice,   and   cotton,   and   have   conferred   improved resistance to drought.  Technology support in terms of high yielding promising varieties resistant to drought or  other  characters  should  be  accomplished  with efficient farming techniques so that significant increase in cotton production can be achieved.Keyword: Gossypium hirsutum L., transgenic, drought tolerant
Kemajuan Genetik Varietas Unggul Kapas Indonesia Yang Dilepas Tahun 1990-2003 EMY SULISTYOWATI; HASNAM HASNAM
Perspektif Vol 6, No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.951 KB) | DOI: 10.21082/p.v6n1.2007.%p

Abstract

ABSTRAKKanesia 1 dan Kanesia 2 adalah dua varietas unggul kapas yang dihasilkan dari kegiatan seleksi individu dari  populasi  Reba  BTK 12 dan Tak Fa 1 dan merupakan varietas pioneer bagi berkembangnya arietas-varietas unggul kapas Indonesia. Varietas unggul berikutnya dirakit dengan pendekatan pengumpulan gen (‘genes pooling’) ataupun piramida gen (‘genes pyramiding’) dengan memanfaatkan sumber-sumber genetik dalam koleksi plasma nutfah kapas dan menghasilkan tujuh varietas kapas Indonesia baru (Kanesia 3 Kanesia 9). Dibandingkan dengan Kanesia 1 dan Kanesia 2, tujuh varietas kapas unggul   tersebut   menunjukkan   perbaikan   tingkat produktivitas dan mutu serat yang cukup tajam; secara paralel juga dilakukan perbaikan ketahanan terhadap hama yang difokuskan pada hama penghisap daun kapas     (Amrasca biguttula) melalui mekanisme ketahanan fisik tanaman yang ditunjukkan dengan kerapatan bulu pada batang dan daun, sehingga secara drastis mengurangi pemakaian pestisida.  Makalah ini menyajikan kemajuan genetik yang telah dicapai pada program perakitan varietas Kanesia 1 sampai Kanesia 9, dan arah pemuliaan kapas dimasa datangKata kunci :  Gossypium hirsutum, kemajuan genetik, produktivitas,   mutu   serat,   Amrasca biguttula ABSTRACTGenetic Progress Of Indonesian Cotton Varieties Released In 1990 - 2003Kanesia 1 and Kanesia 2 are two high yielding cotton varieties which were obtained from individual selection from populations of Reba BTK-12 and Tak Fa 1, and have pioneered the development of the engineering of Indonesian national cotton varieties. The other high yielding varieties are engineered by using gene pooling or genes pyramiding approaches involving the use of genetic sources in the cotton germplasm  collection  which  have  resulted  in  the release of seven more new Indonesian cotton varieties (Kanesia 3 - Kanesia 9).  As compared to Kanesia 1 and 2, the seven new Kanesias show a significant increase in productivity level as well as fibre properties. In parallel, those are accomplished with improved resistance to insect pests focusing on jassid (A. biguttula) via physical resistance mechanism expressed by long and high hair density on leaves and stem; this has resulted in reduced insecticide usage.  This paper reviews the genetic improvements which have been obtained from breeding program of Indonesia national cotton varieties, Kanesia 1 - Kanesia 9 and describes the future cotton breeding programmes.Key words:  Gossypium hirsutum, genetic progress, productivity, fiber properties, Amrasca biguttula