Latar Belakang: Hasil Survery pada tahun 2018 hampir 11,7% balita berusia 36-59 bulan mengalami keterlambatan perkembangan dimana Sumatera Selatan menyumbang angka sebesar 11,5%. Nutrisi adalah salah satu faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi perkembangan motorik halus dan kemampuan intelektual. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana stunting dapat mempengaruhi motorik halus pada balita di Kota Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari -Februari Tahun 2020 dengan otal responden sebanyak 117 balita yang berusia 02-60 bulan yang tinggal di Palembang yang masuk dalam kriteria inklusi. Analisis studi menggunakan chi square untuk analisis bivariat. Hasil: Ada hubungan yang bermakna antara stunting dengan perkembangan motorik halus pada balita (p=0,040) (OR=2,500 CI 95% 1,041 - 6,006) dimana balita yang stunting mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus sebanyak 55,6%. Tidak ada hubungan yang bermankna antara asi eksklusif dengan perkembangan motorik halus pada balita (p=0,314) (OR=1,650 CI 95% 0,730-3,728). Saran: Diharapkan untuk instansi terkait dapat melakukan screening perkembangan motorik kepada semua balita pada seluruh balita yang tinggal di Kota Palembang, menggunakan Denver II Test sebagai salah satu instrumen untuk melakukan screening perkembangan motorik, dan membuat program online dimana balita dengan stunting dapat terdeteksi secara cepat. Kata Kunci: Stunting, ASI Eksklusif, Motorik Halus, Balita