Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Modification Cassava Flour (Mocaf) 75% Meningkatkan Kesukaan dan Kadar Serat Terhadap Ayam Goreng Crispy Sufiyeni Sufiyeni; Ori Pertami Enardi; Sutyawan Sutyawan
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 5, No 2 (2017): JKP Desember 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v5i2.1

Abstract

Singkong merupakan sumber karbohidrat dan serat. Konsumsi serat merupakan salah satu upaya mencegah salah satu masalah gizi di Indonesia seperti obesitas. Oleh karena itu, penggunaan Mocaf sebagai salah satu sumber serat yang diharapkan dapat membuat produk baru berupa ayam goreng crispy yang kaya akan kandungan serat dan dapat membantu mengurangi resiko terjadinya obesitas.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 formulasi dan 3 pengulangan. Formulasi pertama penggunaan Mocaf yaitu 50% dan tepung terigu 50%. Formulasi kedua yaitu 75% dan tepung terigu 25%. Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney U dengan panelis 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaan panelis dan hasil analisis statistik untuk pengaruh formulasi terhadap tingkat kesukaan rasa, aroma, warna, dan tekstur ayam goreng crispy menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata. Analisis kadar serat menggunakan sampel formula 2 mempunyai nilai serat sebesar 12,67% dalam 4 gram sampel. Upaya diversifikasi pangan dengan ayam goreng crispy dengan penggunaan Mocaf bisa dijadikan alternatif pangan yang sehat bagi masyarakat, selain itu produk ini mempunyai kandungan serat.
“Indahnya Pelangi di Piring Makanku” Edukasi Gizi Stunting Pada Guru PAUD, Ibu PKK, dan Kader di Kelurahan Bukit Betung Kabupaten Bangka Ratmawati Ratmawati; Ori Pertami Enardi; Emmy Kardinasari; Karina Dwi Handini
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 11, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/jpkm.v11i1.960

Abstract

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition. Stunting affects brain growth and development and increases the risk of developing chronic diseases as adults. Knowledge, attitudes and behaviour are factors that can affect nutritional status. Insufficient knowledge about nutrition affects the ability to apply and practice the nutritional principle in life. Various efforts have been applied to increase knowledge through nutrition education. The “Isi Piringku” concept consists of education on the importance of balanced nutritional intake according to the children’s respective needs in age 4–6 years. Educating the community through promoting“Isi Piringku” in a fun concept of a rainbow in one plate conducted at Bukit Betung Village aimed to overcome stunting. The purpose of the activity was to increase knowledge and induce a change of attitudes in PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini/Early Childhood Education) teachers, PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga/Family Wellbeing Empowerment) members, and cadres in applying the concept of “beautiful rainbow on my plate”. The educational method was counselling with booklets and a contest on “the beauty of a rainbow on my plate”. The activity was held at the Bangka Regency Women's Building for two days, namely nutrition education on the first day and a contest of “beautiful rainbow on my dinner plate” on the second day. The target of activities for PAUD teachers, PKK members, and cadres was a total of 55 people. The analysis of the results of the pretest and posttest becomes a benchmark for knowing an increase in knowledge. Changes in participant attitudes were observed based on the results of competition assessments with evaluation criteria as follow: taste, variations in processing, appearance, presentation, serving accuracy, and cleanliness. The results of the activity showed that the participants were mostly mothers (96.4%) with an average age of 41 years and 61.8% had received information about the “Isi Piringku”. There was an increase in participants' knowledge from 86.3% to 92.7% in the “good” category. The target of the activity was achieved by observing an increase in knowledge 80% and a change in the attitudes of PAUD teachers, PKK members, and cadres in providing balanced nutritious food based on the concept of the “Isi Piringku”.
BERGIZI BERKAH (PEMBERDAYAAN GIZI BERBASIS SEKOLAH): SEBUAH PROGRAM PEER MODELLING, REWARD DAN REPEATED Zenderi Wardani; Novidiyanto Novidiyanto; Ade Devriany; Ori Pertami Enardi; Sutyawan Sutyawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15140

Abstract

ABSTRAKKonsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak kurang dari rekomendasi yang dianjurkan karena salah satunya adalah neofobia terhadap kelompok bahan makanan tersebut. Anak sekolah dasar sebagai mitra pengabdian ini merupakan kelompok yang juga tidak terlepas dari masalah tersebut, padahal manfaat sayur dan buah bagi imunitas sangat penting terutama setelah masa pandemi . Tujuan gagasan program pengabdian ini adalah mengurangi  neofobia dan meningkatkan kesukaan terhadap sayur dan buah antara kelompok anak-anak sasaran. Metode pengabdian ini menggunakan strategi peer modeling, reward dan repeated. Tahapan peer-modeling dilakukan dengan cara mendongeng, repeat (paparan) dengan cara memberikan hidangan sayur dan buah, dan reward dengan cara memberikan hadiah. Tahapan tersebut dilakukan selama lima hari berturut-turut. Sasaran kegiatan adalah anak sekolah dasar usia 7-9 tahun di SD Negeri 21 Pangkalpinang sebanyak 17 orang dan SD Negeri 4 Pangkalan Baru sebanyak 21 orang. Tahapan peer modelling dengan cara mendongeng berhasil mengurangi neofobia sasaran di SDN 21 Pangkalpinang (52,9%), dibandingkan sasaran di SDN 04 Pangkalan Baru (55,0%). Tahapan repeated menempatkan sayur urap (75,7%) dan pisang (75,7%)  sebagai hidangan yang paling disukai. Peningkatan kesukaan akan hidangan terjadi dengan presentase anak yang mendapatkan reward sebesar 27,1%. Program pemberdayaan ini mempunyai potensi untuk direplikasi di lokasi berbeda dengan penyesuaian rentang waktu program dan integrasi dengan program kantin sekolah. Kata kunci: pemberdayaan gizi; konsumsi; sayur; buah. ABSTRACTConsumption of vegetables and fruit in adolescents and children is less than the recommended recommendations because one of them is neophobia towards these food groups. Elementary school children as service partners are a group that is also inseparable from this problem, even though the benefits of vegetables and fruit for immunity are significant, especially after the pandemic. This service program aimed to reduce neophobia and increase the target children's preference for vegetables and fruit. This dedication method uses peer modelling, reward and repeated strategies. The peer-modelling stage is carried out by storytelling, repeat (exposure) by giving vegetable and fruit dishes, and rewards by giving gifts. These stages were carried out for five consecutive days. The target of the activity is elementary school children aged 7-9 years at SD Negeri 21 Pangkalpinang with a total of 17 people and SD Negeri 4 Pangkalan Baru with 21 people. The peer modelling stage using storytelling reduced the neophobia of the target at SDN 21 Pangkalpinang (52.9%) compared to the target at SDN 04 Pangkalan Baru (55.0%). The repeated stages placed the urap vegetables (75.7%) and bananas (75.7%) as the preferred dishes. The preference for the dish increased with the percentage of children who received a reward of 27.1%. This empowerment program has the potential to be replicated in different locations by adjusting the program timeframe and integrating it with the school canteen program. Keywords: nutrition empowerment; consumption; vegetable; fruit.