ABSTRAKKonsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak kurang dari rekomendasi yang dianjurkan karena salah satunya adalah neofobia terhadap kelompok bahan makanan tersebut. Anak sekolah dasar sebagai mitra pengabdian ini merupakan kelompok yang juga tidak terlepas dari masalah tersebut, padahal manfaat sayur dan buah bagi imunitas sangat penting terutama setelah masa pandemi . Tujuan gagasan program pengabdian ini adalah mengurangi neofobia dan meningkatkan kesukaan terhadap sayur dan buah antara kelompok anak-anak sasaran. Metode pengabdian ini menggunakan strategi peer modeling, reward dan repeated. Tahapan peer-modeling dilakukan dengan cara mendongeng, repeat (paparan) dengan cara memberikan hidangan sayur dan buah, dan reward dengan cara memberikan hadiah. Tahapan tersebut dilakukan selama lima hari berturut-turut. Sasaran kegiatan adalah anak sekolah dasar usia 7-9 tahun di SD Negeri 21 Pangkalpinang sebanyak 17 orang dan SD Negeri 4 Pangkalan Baru sebanyak 21 orang. Tahapan peer modelling dengan cara mendongeng berhasil mengurangi neofobia sasaran di SDN 21 Pangkalpinang (52,9%), dibandingkan sasaran di SDN 04 Pangkalan Baru (55,0%). Tahapan repeated menempatkan sayur urap (75,7%) dan pisang (75,7%) sebagai hidangan yang paling disukai. Peningkatan kesukaan akan hidangan terjadi dengan presentase anak yang mendapatkan reward sebesar 27,1%. Program pemberdayaan ini mempunyai potensi untuk direplikasi di lokasi berbeda dengan penyesuaian rentang waktu program dan integrasi dengan program kantin sekolah. Kata kunci: pemberdayaan gizi; konsumsi; sayur; buah. ABSTRACTConsumption of vegetables and fruit in adolescents and children is less than the recommended recommendations because one of them is neophobia towards these food groups. Elementary school children as service partners are a group that is also inseparable from this problem, even though the benefits of vegetables and fruit for immunity are significant, especially after the pandemic. This service program aimed to reduce neophobia and increase the target children's preference for vegetables and fruit. This dedication method uses peer modelling, reward and repeated strategies. The peer-modelling stage is carried out by storytelling, repeat (exposure) by giving vegetable and fruit dishes, and rewards by giving gifts. These stages were carried out for five consecutive days. The target of the activity is elementary school children aged 7-9 years at SD Negeri 21 Pangkalpinang with a total of 17 people and SD Negeri 4 Pangkalan Baru with 21 people. The peer modelling stage using storytelling reduced the neophobia of the target at SDN 21 Pangkalpinang (52.9%) compared to the target at SDN 04 Pangkalan Baru (55.0%). The repeated stages placed the urap vegetables (75.7%) and bananas (75.7%) as the preferred dishes. The preference for the dish increased with the percentage of children who received a reward of 27.1%. This empowerment program has the potential to be replicated in different locations by adjusting the program timeframe and integrating it with the school canteen program. Keywords: nutrition empowerment; consumption; vegetable; fruit.