Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN atira atira; Ari Aryanto; Megalina Sari Mutiara Sandi
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 15, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di provinsi Jawa Barat tahun 2017 terdapat 328.150 kasus. Di Puskesmas Majalaya pada tahun 2020 kasusu ISPA terdapat 1.291kasus pada anak usia 1-5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian ISPA di Puskesmas Majalaya tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan survei analitik korelasional melalui pendekatan Kolmogorof-Smirnov. Sampel pada peneltian ini sebanyak 46 responden. Analisis data yang digunakan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46 responden terdapat 25 (54.3%) balita mengalami ISPA dan 21 (45.7%) balita tidak mengalami ISPA. Saran: diperlukan pelayanan Kesehatan pengetahuan mengenai ISPA pada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Majalaya agar angka kejadian ISPA pada balita dapat menurun.
PERILAKU PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA MASYARAKAT Atira Atira; Vera Legina Sukmarahayu; Rima Phytriyani
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 14, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena dapat menyerang seluruh kelompok umur dan sering menimbulkan kematian. Angka kesakitan di wilayah Kabupaten Cianjur pada tahun 2018 yaitu terdapat 361 kasus DBD yang tersebar di wilayah kerja dinas kesehatan Cianjur dengan angka kesakitan sebanyak 1543 per 100.000 penduduk dan angka kematian 0,28% per 100.000 penduduk. Salah satu faktor penyebab adalah perilaku pencegahan masyarakat yang kurang baik. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan perilaku pencegahan terhadap kejadian DBD pada masyarakat. Metode penelitian menggunakan survei Analitik Cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu Stratified Random Sampling dengan perolehan sampel 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 100 responden ditemukan berperilaku baik melakukan pencegahan DBD sebanyak 82 (82%) responden, sedangkan 18 (18%) responden yang berperilaku buruk tidak melakukan pencegahan DBD. Responden yang ditemukan terjangkit DBD sebanyak 28 (28%) responden, sedangkan responden yang tidak terjangkit DBD sebanyak 72 (72%) responden. Saran: Tim Kesehatan perlu meningkatkan pengetahuan promotif dan preventif yang berkaitan dengan perilaku 3M Plus pada masyarakat agar terbebas dari DBD. Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue, perilaku pencegahan 
PROFIL PENYAKIT DIFTERI, PENGETAHUAN, USIA, DAN RIWAYAT IMUNISASI PADA MASYARAKAT atira atira
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 13, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKasus difteri pada tahun 2018 kembali lagi ditemukan di Kabupaten Cianjur. Kejadian difteri tersebut dianggap suatu kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) karena ditemukan sejumlah masyarakat  yang terkena difteri. Namun belum diketahui profil masyakarat  yang dinyatakan difetri dan profil demografi yang meliputi pengetahuan dan usia serta riwayat imunisasi masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil penyakit difteri, pengetahuan, usia, dan riwayat imunisasi pada masyarakat di RT 09/02 Kampung Cipatat, Kabupten Cianjur. Metode penelitian yang digunakan survei deskriptif. Besaran populasi 40 responden dengan teknik sampling menggunakan Total sampling. Hasil penelitian ini berdasarkan Analisis Univariat menunjukkan bahwa dari 40 responden ditemukan sebanyak 6 (15,0%) responden mengalami kejadian difteri, sebanyak 28 (70,0%) responden berpengetahuan  cukup, sebanyak 35 (87,5%) responden kartegori usia dewasa tengah, dan sebanyak dan 25 (62,5%) responden tidak mendapatkan imunisasi.  Simpulan: Profil kejadian difteri sebanyak 6 (15,0%) responden, Profil pengetahuan masyarakat sebanyak 28 (70,0%) responden berpengetahuan  cukup, dan Profil usia masyarakat sebanyak 35 (87,5%) responden kartegori usia dewasa tengah, dan 25 (62,5%) responden tidak mendapatkan imunisasi. Saran, hasil penelitian ini diharapkan dilakukan uji lanjut untuk mendapatkan faktor penyebab terjadinya difteri terutama pada masyarakat Desa Sukamulya agar kejadian difteri pada masyarakat dapat tereliminasi.Kata kunci: difteri, pengetahuan, status imunisasi, usia.        PROFILE OF DISEASE, KNOWLEDGE, AGE, AND IMMUNIZATION HISTORY IN COMMUNITIES Abstrack Diphtheria cases in 2018 were again found in Cianjur Regency. The diphtheria incident is considered a case of Extraordinary Events (KLB) because it was found a number of people affected by diphtheria. However, it is not yet known which profiles of people are stated as diffetrices and demographic profiles which include knowledge and age and the history of community immunization. The purpose of this study was to determine the profile of diphtheria and demographic disease and the history of community immunization in RT 09/02 Cipatat Village, Cianjur Regency. The research method used is descriptive survey. The population size of 40 respondents using a total sampling technique. The results of this study based on Univariate Analysis showed that out of 40 respondents found as many as 6 (15.0%) respondents experienced diphtheria events, as many as 28 (70.0%) respondents were knowledgeable enough, as many as 35 (87.5%) middle-aged middle-aged respondents in the middle category , and as many as 25 (62.5%) respondents did not get immunizations. Conclusions: Profile of diphtheria events were 6 (15.0%) respondents, community knowledge profiles were 28 (70.0%) respondents were well-informed, and community age profiles were 35 (87.5%) middle age adult respondents, and 25 (62.5%) respondents did not get immunizations. Suggestions, the results of this study are expected to be carried out further tests to get the factors causing diphtheria, especially in the community of Sukamulya Village so that the incidence of diphtheria in the community can be eliminated. Keywords: diphtheria, knowledge, immunization status, age.
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN TUBERKULOSIS atira atira
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 13, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTuberkulosis Paru (TB) adalah penyakit infeksi menular yang masih ditemukan di Indonesia.  TB tersebut diduga di sebabkan oleh kebiasaan merokok dan perilaku pencegahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan perilaku pencegahan dengan kejadian tuberkulosis paru. Metode penelitian ini menggunakan Survei Analitik dengan rancangan penelitian “Cross Sectional”. Besaran sampel 84 responden dengan Teknik sampling Accidental sampling. Hasil penelitian dengan uji univariat didapatkan 46 (54,8%) responden tidak mempunyai kebiasaan merokok dan 38 (45,2%) responden mempunyai kebiasaan merokok. Sebagian besar yaitu 44 (52,4%) responden berperilaku baik, dan hampir setengahnya yaitu 40  (47,6%) responden  berperilalu buruk. Kejadian tuberculosis paru yaitu 52 (61,9%) responden tidak mengalami tuberkulosis paru dan hampir setengahnya 32 (38,1%) responden mengalami tubekulosis paru. Berdasarkan uji Analisis bivariat menggunakan teknik Chi-Square diperoleh nilai p=0, 748 > α (0.05), maka Ho diterima. Berdasarkan uji statistic dengan uji teknik Chi-Square diperoleh nilai p=0, 748 > α (0.05), maka Ho diterima. Simpulan: tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok pasien TB dengan kejadian tuberkulosis paru. Tidak terdapat hubungan antara perilaku pencegahan dengan kejadian tuberkulosis paru. Saran: penelitian selanjutnya diperlukan survei terhadap lingkungan pemukiman agar menemukan variabel yang diduga penyebab kejadian Tuber kulosis.Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, kebiasaan merokok dan perilaku pencegahan 
Konsentrasi Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride Sebagai Antimikroba Terhadap Isolat Bakteri Secara In Vitro atira atira; Iim Sunti; Yuni Rizki Amalia
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 2 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.624 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v4i2.46

Abstract

Latar Belakang: Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride merupakan salah satu jenis desinfektan yang mengandung senyawa antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimal  antimikroba Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride terhadap isolat bakteri dari ruang perawatan RS Al-Ihsan Bandung. Metode: metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tru Experiment dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap. Sampel penelitian terdiri atas 6 kelompok perlakuan yang masing-masing dilakukan 4 kali pengulangan. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova  satu arah dengan uji lanjut menggunakan analisis Duncan (α=0,05). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hayati Institut Teknologi Bandung. Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride pada berbagai konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, dan 0,00 (kontrol) memiliki daya antimikroba terhadap isolat bakteri konsentrasi 106/mL secara in vitro dengan metode sumuran modifikasi Kirby-Bauer pada cawan petri yang berisi medium agar nutrien. Uji statistik menunjukkan pengaruh yang signifikan pada daya hambat dengan penggunaan konsentrasi Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride yang berbeda. Hasil uji lanjut analisis Duncan menunjukkan beda rata-rata yang bermakna untuk perlakuan konsentrasi hambat minimal Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride 3,12% memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri rata-rata 0,378 cm (3,78 mm) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kesimpulan: konsentrasi  hambat minimal Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride sebagai antibakteri yaitu 3,12%. 
Konsentrasi Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride Sebagai Antimikroba Terhadap Isolat Bakteri Secara In Vitro atira atira; Iim Sunti; Yuni Rizki Amalia
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 4 No. 2 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v4i2.46

Abstract

Latar Belakang: Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride merupakan salah satu jenis desinfektan yang mengandung senyawa antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimal  antimikroba Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride terhadap isolat bakteri dari ruang perawatan RS Al-Ihsan Bandung. Metode: metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tru Experiment dengan menggunakan desain rancangan acak lengkap. Sampel penelitian terdiri atas 6 kelompok perlakuan yang masing-masing dilakukan 4 kali pengulangan. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova  satu arah dengan uji lanjut menggunakan analisis Duncan (α=0,05). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hayati Institut Teknologi Bandung. Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride pada berbagai konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, dan 0,00 (kontrol) memiliki daya antimikroba terhadap isolat bakteri konsentrasi 106/mL secara in vitro dengan metode sumuran modifikasi Kirby-Bauer pada cawan petri yang berisi medium agar nutrien. Uji statistik menunjukkan pengaruh yang signifikan pada daya hambat dengan penggunaan konsentrasi Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride yang berbeda. Hasil uji lanjut analisis Duncan menunjukkan beda rata-rata yang bermakna untuk perlakuan konsentrasi hambat minimal Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride 3,12% memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri rata-rata 0,378 cm (3,78 mm) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kesimpulan: konsentrasi  hambat minimal Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride sebagai antibakteri yaitu 3,12%.Â