Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGOBATAN PENDERITA TB PARU Chorry Nugiawati; Afrieani Deasy
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 14, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepatuhan dan keteraturan klien TB paru dalam minum obat juga sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga tersebut yaitu dukungan emosional berupa empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. . Jumlah sampel 20 penderita TB Paru di BBKPM UPF Cianjur dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan metode observasi dan menggunakan lembar kuesioner dukungan keluarga. Uji statistik yang digunakan untuk mengolah data yaitu uji Chi-square. Penelitian ini telah dilakukan uji etik oleh lembaga etik STIKes Budi Luhur Cimahi. Hasil Penelitian didapatkan sebagian besar memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 17 (85,0%) dan didapatkan sebagian kecil memiliki dukungan keluarga yang buruk 3 (15,0%), didapatkan sebagian besar responden  patuh dalam menjalani pengobatan sebanyak 17 (85,0%), dan didapatkan sebagian kecil responden tidak patuh dalam menjalani pengobatan TB Paru sebanyak 3 (15,0%) responden. Hasil perhitungan statistik Fisher’s exact test didapatkan nilai p = 0,046 dengan nilai α = 0,05 dengan demikian nilai p 0,046 <  0,05 maka dapat di simpulkan bahwa Ha diterima H0 ditolak artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pengobatan penderita TB Paru di Balai Besar Kesehatan Paru UPF Cianjur. Saran bagi tempat penelitian yaitu dalam penyusunan program khususnya penderita kambuh terkait dengan pengoptimalan dukungan atau peran keluarga terhadap kepatuhan pengobatan penderita TB guna menghindari angka kejadian drop out di BBKPM UPF Cianjur.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PRA LANSIA (45-59 TAHUN) Afrieani Deasy
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung Vol 2 No 1 (2018): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : STIKES Citra Delima Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.768 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v2i1.9

Abstract

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi usia 18 tahun keatas, prevalensi angka kejadian kasus hipertensi di provinsi Jawa Barat tahun 2013 menduduki peringkat pertama dari 10 besar penyakit tidak menular yaitu 13.612.359 kasus dan jumlah angka kejadian hipertensi terbanyak dari 10 puskesmas yang terdata di Kabupaten Bandung Barat yaitu 9.871 kasus pada tahun 2015.Metode penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel sebanyak 93 responden, dalam penelitian ini peneliti mengambilkan sampel secara accidental. Data diperoleh dengan cara pembagian kuesioner dan analisis secara statistik dengan menggunakan uji chi square. Uji statistik didapatkan ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,005)<(0,05),tidak terdapat hubungan olahraga dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,239)>α (0,05), didapatkan ada hubungan konsumsi garam berlebih dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,001)<α (0,05), tidak terdapat hubungan alkohol dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,906)>α (0,05),didapatkan ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,003) < α (0,05), tidak terdapat hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,476) > α (0,05).Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,tidak ada hubungan olahraga dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,ada hubungan konsumsi garam berlebih dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,tidak ada hubungan alkohol dengan kejadian hipertensi pada pra lansia, ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,dan tidak ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pra lansia.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PRA LANSIA (45-59 TAHUN) Afrieani Deasy
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 2 No 1 (2018): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.768 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v2i1.9

Abstract

Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi usia 18 tahun keatas, prevalensi angka kejadian kasus hipertensi di provinsi Jawa Barat tahun 2013 menduduki peringkat pertama dari 10 besar penyakit tidak menular yaitu 13.612.359 kasus dan jumlah angka kejadian hipertensi terbanyak dari 10 puskesmas yang terdata di Kabupaten Bandung Barat yaitu 9.871 kasus pada tahun 2015.Metode penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel sebanyak 93 responden, dalam penelitian ini peneliti mengambilkan sampel secara accidental. Data diperoleh dengan cara pembagian kuesioner dan analisis secara statistik dengan menggunakan uji chi square. Uji statistik didapatkan ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,005)<(0,05),tidak terdapat hubungan olahraga dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,239)>α (0,05), didapatkan ada hubungan konsumsi garam berlebih dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,001)<α (0,05), tidak terdapat hubungan alkohol dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,906)>α (0,05),didapatkan ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,003) < α (0,05), tidak terdapat hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value (0,476) > α (0,05).Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,tidak ada hubungan olahraga dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,ada hubungan konsumsi garam berlebih dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,tidak ada hubungan alkohol dengan kejadian hipertensi pada pra lansia, ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada pra lansia,dan tidak ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pra lansia.